OKTA SARIYA PUTRI
ILMU HUMANIORA
dewi-w-n-fisip11
pada 30 May 2014
DEFINISI IMU HUMANIORA
Humaniora, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (Balai Pustaka: 1988), adalah ilmu-ilmu
pengetahuan yang dianggap bertujuan membuat manusia lebih manusiawi, dalam arti
membuat manusia lebih berbudaya. Kategori yang tergolong dalam ilmu ini antara
lain:
a. Teologi
Teologi adalah ilmu yang mempelajari segala
sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan beragama. Teologi
meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Para teolog
berupaya menggunakan analisis dan argumen-argumen rasional untuk
mendiskusikan, menafsirkan dan mengajar dalam salah satu bidang dari topik-topik agama.
b. Filsafat
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena
kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep
mendasar.[1]Filsafat
tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan,
tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu,
memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari
proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika.
Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
c. Hukum
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam
pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan. dari bentuk
penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam
berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial
antar masyarakat terhadap
kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum
pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam
konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan
hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di
mana mereka yang akan dipilih.
d. Sejarah
Ilmu sejarah adalah ilmu yang digunakan
untuk mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia. Pengetahuan sejarah
meliputi pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan
akan cara berpikir secara historis. Orang yang mengkhususkan diri mempelajari
sejarah atau ahli sejarah disebut sejarawan.
Dahulu, pembelajaran mengenai sejarah dikategorikan
sebagai bagian dari ilmu budaya (humaniora).
Akan tetapi, kini sejarah lebih sering dikategorikan ke dalam ilmu sosial,
terutama bila menyangkut perunutan sejarah secara kronologis. Ilmu sejarah
mempelajari berbagai kejadian yang berhubungan dengan kemanusiaan pada
masa lalu. Ilmu sejarah dapat dibagi menjadi kronologi, historiografi, genealogi, paleografi,
dan kliometrik.
Pengertian menurut para ahli :
J.V. Bryce
Sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan,
dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.
W.H. Walsh
Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang
berarti dan penting saja bagi manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan
dan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting
sehingga merupakan cerita yang berarti.
Patrick Gardiner
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah
diperbuat oleh manusia.
Roeslan Abdulgani
Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan
yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan
masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan
maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya
tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan
penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.
Moh. Yamin
Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun
atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan
kenyataan.
Ibnu Khaldun (1332-1406)
Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang
masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat
masyarakat itu.
Moh. Ali
Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah
Indonesia, mempertegas pengertian sejarah sebagai berikut:
Jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa
dalam kenyataan di sekitar kita.
Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian, atau
peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan,
kejadian, dan atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.[3]
Dari beberapa uraian di atas dibuat kesimpulan
sederhana bahwa sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala
peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan
umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu
peristiwa yang abadi, unik, dan penting.
Peristiwa yang abadi
Peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan tetap
dikenang sepanjang masa.
Peristiwa yang unik
Peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak
pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya.
Peristiwa yang penting
Peristiwa sejarah mempunyai arti dalam menentukan
kehidupan orang banyak.
e. Filologi
Filologi merupakan ilmu yang mempelajari
naskah-naskah manuskrip, biasanya dari zaman kuno.
Sebuah teks yang termuat dalam sebuah naskah
manuskrip, terutama yang berasal dari masa lampau, seringkali sulit untuk
dipahami, tidak karena bahasanya yang sulit, tetapi karena naskah manuskrip
disalin berulang-ulang kali. Dengan begini, naskah-naskah banyak yang memuat
kesalahan-kesalahan.
Tugas seorang filolog, nama untuk ahli filologi, ialah
meneliti naskah-naskah ini, membuat laporan tentang keadaan naskah-naskah ini,
dan menyunting teks yang ada di dalamnya.
Ilmu filologi biasanya berdampingan dengan paleografi,
atau ilmu tentang tulisan pada masa lampau.
f. Bahasa, Budaya & Linguistik (Kajian
bahasa)
Bahasa adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk
memperoleh dan menggunakan sistem komunikasi yang
kompleks, dan sebuah bahasa adalah contoh spesifik dari sistem
tersebut. Kajian ilmiah terhadap bahasa disebut dengan linguistik.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Bahasa, sebagaimana
juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga
banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan
sosial manusia.[2]
Disiplin ilmu bahasa
Pragmatika adalah cabang ilmu linguistik yang
mempelajari hubungan antara konteks dan makna. Ilmu ini
mempelajari bagaimana penyampaian makna tidak hanya bergantung pada pengetahuan
linguistik (tata bahasa, leksikon, dll)
dari pembicara dan pendengar, tapi juga dari konteks penuturan, pengetahuan
tentang status para pihak yang terlibat dalam pembicaraan, maksud tersirat dari
pembicara.
adalah cabang linguistik yang
mempelajari arti/makna yang
terkandung pada suatu bahasa, kode, atau jenis representasi lain. Dengan kata lain, Semantik
adalah pembelajaran tentang makna. Semantik biasanya dikaitkan dengan dua
aspek lain:sintaksis,
pembentukan simbol kompleks dari simbol yang lebih sederhana, serta pragmatika,
penggunaan praktis simbol oleh komunitas pada konteks tertentu.
Morfologi adalah ilmu bahasa yang mempelajari
mengenai pembentukan kata. Berikut beberapa ilmu yang menggunakan nama
morfologi:
Morfologi (linguistik), ilmu yang
mempelajari tentang morfem-morfem dalam bahasa.
Morfologi (biologi),
ilmu yang mempelajari tentang bentuk organisme,
terutama hewan dan tumbuhan dan
mencakup bagian-bagiannya.
Geomorfologi, ilmu yang mempelajari tentang batuan dan
bentuk luar bumi.
dalah ilmu mengenai prinsip dan peraturan untuk
membuat kalimat dalambahasa
alami. Selain aturan ini, kata sintaksis juga digunakan untuk
merujuk langsung pada peraturan dan prinsip yang mencakup struktur kalimat
dalam bahasa apapun, sebagaimana "sintaksis Irlandia Modern."
Fonologi adalah ilmu tentang
perbendaharaan fonem sebuah bahasa dan distribusinya.
Fonologi berbeda dengan fonetik. Fonetik
mempelajari bagaimana bunyi-bunyi fonem sebuah bahasa direalisasikan atau
dilafazkan. Fonetik juga mempelajari cara kerja organ tubuh manusia, terutama
yang berhubungan dengan penggunaan bahasa. Terdiri
dari, huruf vokal, konsonan, diftong (vokal yang ditulis rangkap), dan kluster
(konsonan yang ditulis rangkap). Fonologi terbadi dari dua bagian, yaitu
Fonetik dan Fonemik.
Fonetik atau fonetika adalah bagian
ilmu dalam linguistik yang mempelajari bunyi yang diproduksi
oleh manusia.
Di sisi lain fonologi adalah ilmu yang berdasarkan fonetik dan
mempelajari sistem fonetika.
International
Phonetic Association (IPA) telah mengamati lebih dari 100 bunyi
manusia yang berbeda dan mentranskripsikannya dengan International Phonetic Alphabet mereka.
Subbidang ilmu
Fonetika memiliki tiga cabang utama:
fonetik artikulatoris yang mempelajari posisi dan gerakan
bibir, lidah dan organ-organ manusia lainnya yang memproduksi suara atau bunyi
bahasa
fonetik akustik yang mempelajari gelombang suara dan bagaimana mereka
didengarkan oleh telinga manusia
fonetik auditori yang mempelajari persepsi bunyi dan terutama
bagaimana otak mengolah
data yang masuk sebagai suara
cabang ilmu linguistik yang
mempelajari kata,
sifat dan makna, unsur, hubungan antarkata (semantis),
kelompok kata, serta keseluruhan leksikon. Ilmu
ini terkait erat dengan leksikografi yang juga mempelajari kata, terutama
dalam kaitannya dengan penyusunan kamus. Secara
sederhana, leksikografi disebut sebagai penerapan praktis dari leksikologi.
Leksikografi adalah cabang ilmu bahasa yang
mempelajari tentang teknik penyusunan kamus. Kegiatan yang
terlibat dalam ilmu leksikografi di antaranya adalah perancangan, kompilasi,
penggunaan, serta evaluasi suatu kamus.
Etimologi adalah cabang ilmu linguistik yang
mempelajari asal-usul suatu kata.
Onomastika atau ilmu nama
Onomastik atau onomalogi adalah bidang
ilmu pengetahuan yang mempelajari nama-nama diri atau
asal-usul nama. Kata ini diturunkan dari bahasa
Yunani όνομα (onoma), yang artinya nama. Toponimi adalah
studi mengenai nama-nama tempat. Antroponimi adalah
studi mengenai nama-nama pribadi (antroponim)
Dialek (bahasa
Yunani: διάλεκτος, dialektos), adalah varian dari sebuah bahasa
menurut pemakai.
Sebuah dialek dibedakan berdasarkan kosa kata, tata bahasa,
dan pengucapan (fonologi,
termasuk prosodi). Jika pembedaannya hanya
berdasarkan pengucapan, maka istilah yang tepat ialah aksen dan bukan
dialek.
Jenis dialek
Berdasarkan pemakaian bahasa, dialek dibedakan menjadi
berikut[1]:
Dialek regional: varian bahasa yang dipakai di daerah
tertentu. Misalnya, bahasa Melayu dialek Ambon, dialek Jakarta, atau dialek Medan.
Dialek sosial: dialek yang dipakai oleh kelompok
sosial tertentu atau yang menandai strata sosial tertentu. Misalnya,
dialek remaja.
Dialek temporal, yaitu dialek yang dipakai pada kurun
waktu tertentu. Misalnya, dialek Melayu zaman Sriwijaya dan
dialek Melayu zaman Abdullah.
Idiolek, keseluruhan ciri bahasa seseorang yang khas pribadi
dalam lafal, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata.
Linguistik komparatif adalah bagian dari linguistik yang
meneliti kekerabatan antarbahasa, terutama dari sudut pandang historis. Bahasa bisa
berkerabat karena memang diturunkan dari sumber yang sama atau karena proses
penyerapan. Dalam melaksanakan penelitian ini, ilmu perbandingan bahasa banyak
dibantu oleh hukum bunyi (berdasarkanpergeseran bunyi) dan linguistik historis.
h. Bahasa rekonstruksi atau conlang
Bahasa artifisial atau bahasa
buatan atau bahasa terkonstruksi (dikenal dengan
sebutan conlang singkatan dari istilah Inggris: constructed
language) oleh para penggemarnya. adalah sebuah bahasa yang kosa kata dan tata
bahasanya diciptakan oleh seseorang atau sebuah kelompok kecil. Bahasa
ini bertolak belakang dengan bahasa
alami (ing: natural language, Natlang) yang secara alamiah
ber-evolusi sebagai bagian dari sebuah budaya. Beberapa di
antara conlang diciptakan untuk digunakan dalam komunikasi manusia (biasanya
berfungsi sebagai bahasa
auksiliari internasional), beberapa lainnya diciptakan untuk digunakan
dalam karya fiksi atau eksperimen, komunikasi rahasia, atau bahkan hanya untuk
iseng saja.
Grafologi adalah ilmu tang mempelajari tentang
tulisan tangan. Istilah grafologi pertama kali digunakan oleh
seorang Perancis bernama Michon pada
tahun 1875.
Kata grafologi berasal dari bahasa
Yunani, yaitu: grapho yang berarti saya
menulis dan logos yang berarti ilmu. Tujuan dari grafologi
adalah mengungkapkan karakter dan kepribadian seseorang melalui tulisannya.
Kepribadian yang dimaksud termasuk kekuatan diri, kelemahan, dan kelebihannya.
Hal ini didasarkan bahwa tulisan tangan muncul dari alam bawah sadar, maka ia
memberikan informasi yang sangat berharga untuk menginterpretasikan karakter
seseorang.
I. Kesusastraan
Dalam bahasa
Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
"kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau
keindahan tertentu.
kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra
tertulis atau sastra lisan (sastra
oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi denganbahasa yang
dijadikan wahana untuk
mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.
Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis
atau bahasa.
Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah:
-
Novel
-
Syair
-
Pantun
J. Psikologi
Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan yang
mempelajari mengenai perilaku dan kognisi manusia.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar