BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Biologi (ilmu
hayat) adalah ilmu yang mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa
Belanda “Biologie”, yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, bios
(hidup) dan logos (lambang, ilmu). Dahulu sampai tahun 1970-an digunakan
istilah ilmu hayat (diambil dari bahasa Arab), artinya “ilmu kehidupan”.
Objek kajian
biologi sangat luas dan mengcangkup semua makhluk hidup. Karenanya dikenal
berbagai cabang biologi yang menghususkan diri pada setiap kelompok organisme,
seperti botani, zoology, dan mikrobiologi. Berbagai aspek kehidupan digali.
Cir-ciri fisik dipelajari dalam anatomi sedang fungsinya dalam fisiologi;
perilaku dipelajari dalam etologi, interaksi antarsesama makhluk dengan alam sekitar
mereka dipelajari dalam ekologi.
Salah satu yang
dipelajari dalam anatomi fisiologi manusia adalah sistem reproduksi. Dimana
reproduksi adalah salah satu cara yang dilakukan oleh manusia untuk mempunyai
keturunan. Alat reproduksi pada manusia secara garis besar dibagi atas dua
yaitu alat reproduksi pria dan alat reproduksi wanita.
Alat reproduksi
pria terdiri dari penis, skrotum, testis, saluran kelamin, kelenjar kelamin.
Sedangkan alat reproduksi wanita adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam
proses melanjutkan keturunan. Bila tidak berfungsi maka dengan sendirinya akan
menghambat (mengganggu fungsi reproduksi wanita).
Sistem
reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak.Terdiri dari
testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya.
Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan
bagian dari ilmufaal (fisiologi). Reproduksi secara
fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun
siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih
dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ
reproduksinya (testes atau ovarium) atau mencapai menopause dan andropouse
tidak akan mati.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa sajakah bagian-bagian
reproduksi manusia?
b. Apa sajakah penyakit yang menyerang
sistem reproduksi manusia?
1.3 Tujuan Penulisan
Agar kita dapat
mengetahui bagian-bagian dari sistem reproduksi pada manusia serta penyakit
yang mungkin terjadi pada sistem reproduksi manusia.
1.4 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana memahami bagian-bagian dari alat reproduksi pria dan wanita.
Mengetahui bagaimana memahami bagian-bagian dari alat reproduksi pria dan wanita.
2. Tujuan Khusus
untuk mengetahui kajian apa saja yang dapat dipecahkan dalam makalah ini dari bahasan alat reproduksi pria dan wanita.
untuk mengetahui kajian apa saja yang dapat dipecahkan dalam makalah ini dari bahasan alat reproduksi pria dan wanita.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Organ Reproduksi Manusia
Organ reproduksi
merupakan penyusun sistem reproduksi. Organ reproduksi manusia dibedakan
menjadi organ reproduksi pada pria dan wanita. Organ reproduksi pria
menghasilakan sperma dan organ reproduksi wanita menghasilkan ovum (sel telur).
2.1.1 Organ Reproduksi Pria
Organ reproduksi
pada pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat reproduksi luar dan organ
reproduksi dalam. Organ reproduksi luar berupa penis dan skrotum. Organ
reproduksi dalam berupa testis, saluran kelamin, dan kelenjar kelamin.
a.Organ
Reproduksi Bagian Luar
1) Penis
Penis merupakan
alat untuk memasukan sperma ke dalam saluran kelamin wanita. Di dalam penis
terdapat tiga rongga. Dua rongga bagian atas tersusun atas jaringan spons
korpus kavernosa. Satu ronggabawahnya tersusun atas jaringan spons korpus
spongiosum. Korpus spongiosum membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi
oleh pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
2)Skrotum
(kantong pelir)
Skrotum
merupakan kulit terluar yang melindungi testis. Skrotum berjumlah dua buah,
yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Antara skrotum kanan dan skrotum kiri
terdapat jaringan ikat dan otot polos. Adanya otot polos mengakibatkan skrotum
dapat mengerut dan mengendur. Dalam skrotum terdapat otot lurik yang berfungsi
mengatur suhu di sekitar testis agar selalu stabil (pembentukan sperma
memerlukan suhu sedikit di bawah suhu tubuh).
b. Organ
Reproduksi Bagian Dalam
1) Testis (Gonad
Jantan)
Testis merupakan
alat untuk memproduksi sperma. Untuk memproduksi sperma diperlukan suhu yang
sedikit lebih rendah dari suhu tubuh. Dalam testis terdapat saluran-saluran
halus yang disebut saluran penghasil sperma (tubulus seminiferus). Dalam
tubulus seminiferus inilah terjadi pembentukan sperma.
2) Saluran
kelamin
Saluran kelamin
berfungsi menyalurkan sperma dari testis ke luar tubuh. Saluran kelamin
meliputi epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra.
a) Epididimis
merupakan saluran berkelok-kelok dalam skrotum yang keluar dari testis.
Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma sementara. Sperma yang
telah matang disalurkan menuju vas deferens.
b) Vas deferens
merupakan saluran yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis.
Vas deferens berfungsi sebagai saluran yang dilalui sperma dari epididimis menuju
vesikula seminalis (kantong sperma).
c) Saluran
ejakulasi merupakan saluran penghubung vesikula seminalis dengan uretra. Fungsi
saluran ejakulasi untuk mengeluarkan sperma menuju uretra.
d) Uretra
merupakan saluran reproduksi terakhir. Fungsi uretra sebagai saluran kelamin
dari vesikula seminalis dan saluran urine dari kantong kemih.
3) Kelenjar
kelamin
Di dalam saluran
kelamin, sperma mengalami penambahan cairan-cairan kelamin. Cairan kelamin
berguna untuk mempertahankan hidup gerak sperma. Cairan-cairan kelamin
dihasilkan oleh vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper.
a) Vesikula
seminalis menghasilakan cairan yang berfungsi sebagi sumber energi dan untuk
memudahkan gerakan sperma.
b) Kelenjar
prostat menghasilkan cairan yang memberi suasana basa pada cairan sperma.
Cairan tersebut mengandung kolesterol, garam, dan fosfolipid.
c) Kelenjar
cowper/kelenjar bulbouretra yang menghasilkan cairan yang bersifat basa.
Terjadinya
spermatogenesis melibatkan spermatogonium, sel sertoli, dan sel ledyg yang
ketiganya terdapat di dalam tubulus seminiferus ( saluran penghasil sperma):
a)
Sel induk sperma (spermatogonium), yaitu calon sperma.
b)
Sel sertoli memberikan nutrisi spermatozoa.
c)
Sel leydig yang berfungsi testosterone. Hormone ini berperan dalam
Hormon
Reproduksi pada Pria
a. Hormone
gonadotropin
Dihasilkan oleh
hipotalamus (di bagian dasar dari otak) yang merangsang kelenjar hipofisis
sebagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormone FSH dan LH.
b. Follicle
Stimulating Hormon/FSH
Hormon ini
dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. FSH berfungsi untuk merangsang
perkembangan tubulus seminiferus dan sel Sertoli untuk menghasilkan ABP
(Androgen Binding Protein/protein pengikat androgen) yang akan memacu
pembentukan sperma.
c. Luteinizing
Hormone/LH
Hormon ini
dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Fungsi LH adalah merangsang
sel-sel interstial (sel Leydig) untuk menghasilkan hormone testosterone.
d. Hormone
Testosterone
Testosterone
adalah hormone yang berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer pada
saat embrio belum lahir, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri
kelamin sekunder pria seperti jambang, kumis, jakun, suara membesar,
pertambahan massa otot, dan perubahan suara. Spermatogenesis terjadi melalui
tiga tahap, yaitu tahap penggandaan, tahap pertumbuhan, dan tahap pematangan.
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses dalam istilah sebagai berikut
:
Spermatositogenesis
(spermatocytogenesis) adalah tahap
awal dari spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis), selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid. Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid.
Spermiogenesis
(spermiogensis) adalah
peristiwa perubahan spermatid menjadi sperma yang dewasa. Spermiogenesis
terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari. Terbagi
menjadi tahap 1) Pembentukan golgi, axonema dan kondensasi DNA, 2) Pembentukan
cap akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi sitoplasma
difagosit oleh sel Sertoli.
Spermiasi
(Spermiation) adalah
peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli ke lumen tubulus seminiferus
selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum memiliki kemampuan bergerak sendiri
(non-motil). Sperma non motil ini ditranspor dalam cairan testicular hasil
sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju epididimis karena kontraksi otot
peritubuler. Sperma baru mampu bergerak dalam saluran epidimis namun pergerakan
sperma dalam saluran reproduksi pria bukan karena motilitas sperma sendiri
melainkan karena kontraksi peristaltik otot saluran.
2.1.2 Organ
Reproduksi Wanita
Organ reproduksi
wanita terdiri atas organ kelamin luar dan organ kelamin dalam. Organ kelamin
luar berupa vulva dan labium. Organ kelamin dalam berupa ovarium dan saluran
kelamin.
1)Vulva
merupakan celah paling luar dari alat kelamin wanita. Pada bagian dalam vulva
terdapat saluran urine dan saluran reproduksi. Pada daerah dekat ujung saluran
kelamin terdapat hymen/selaput dara. Hymen mengandung banyak pembuluh darah.
2) Labium
merupakan bagian yang membatasi Vulva. Ada dua macam labium, yaitu labium
mayora (terletak di sebelah luar) dan labium minora (terletak di sebelah
dalam). Antara labium mayora dan minora bagian atas terbentuk tonjolan kecil
yang disebut klitoris. Pada klitoris terdapat korpus kavernosa yang mengandung
banyak pembuluh darah dan ujung saraf perasa.
b. Organ
Reproduksi Bagian Dalam
1) Vagina merupakan
saluran akhir organ reproduksi wanita. Vagina bermuara di vulva. Vagina
mengandung banyak lendir yang dihasilkan kelenjar Bartholin. Lender ini berguna
pada saat koitus dan mempermudah kelahiran bayi.
2) Uterus
merupakan rongga besar yang merupakan pertemuan oviduk kanan dan kiri. Bagian
terbawah uterus menyempit yang disebut serviks (leher rahim). Uterus berfungsi
sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio hingga siap lahir. Uterus
dibatasi oleh dinding endometrium yang kaya pembuluh dara. Dinding endometrium
akan menebal ketika terjadi kehamilan.
3) Oviduk atau
tuba fallopi merupakan sepasang saluran yang ujungnya berbentuk corong yang
disebut infundibulum.
4) Ovarium
merupakan penghasil ovum. Terdapat dua buah ovarium, sebelah kiri dan kanan.
Organ kelamin
wanita berfungsi menghasilkan ovum (sel telur). Sel telur terbentuk melalui
oogenesis yang terjadi di dalam ovarium.
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam
ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut
oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak
di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan
ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan
siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis
menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit
primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan
miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu
menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai
masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I.
hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut
oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada tahap
selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami pembelahan
miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel,
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih
kecil disebut badan polar sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua
badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer
sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan
lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami
degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada
oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.
Hormon - Hormon
Yang Berperan Dalam proses Oogenesis
Proses
pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
Pada wanita usia
reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon
FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone). FSH dan LH
menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi hormon
estrogen dan progesteron. LH merangsang korpus luteum untuk menghasilkan
hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron
memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang ovulasi dan meransang
folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel. Hormon prolaktin
merangsang produksi susu.
Mekanisme umpan
balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis ovarium.
Tingginya kadar
FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan
peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif
feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback,
pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di
hipothalamus. Oosit sekunder yang diovulasikan dari ovarium dilindungi oleh dua
lapisan, lapisan luar disebut Corona dan lapisan dalam di sebut Zona Pelusida.
Oosit sekunder menghasilkan senyawa fertilisin yang mempunyai fungsi berikut:
a. Mengaktifkan
sperma agar bergerak lebih cepat.
b. Menarik
secara komotaksis positif.
c. Mengumpulkan
sperma di sekeliling ovum.
c. Siklus
Menstruasi
Ovarium seorang
wanita mampu memproduksi sel telur setelah masa puber sampai dewasa subur,
yaitu berkisar antara umur 12 sampai dengan 50 tahun. Setelah sel telur habis
diovulasikan, maka seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi (haid), dan
disebut masa menopause. Pada masa menopause alat reproduksi tidak berfungsi
lagi dan mengecil, karena berkurangnya produksi hormon kelamin.
Menstruasi
terdiri dari beberapa siklus yang selalu dilalui. Mempelajari siklus menstruasi
sangat dibutuhkan khususnya untuk reporduksi. Karena, dengan mengetahui dan
memahaminya, maka dapat dideteksi kapan sel telur siap untuk dibuahi.
Selain manusia, beberapa hewan khususnya primate besar seperti monyet,
gorilla dan siamang juga mengalami siklus menstruasi.
Umumnya, siklus
menstruasi pada wanita terjadi dalam rentang waktu 28 hari, namun tidak menutup
kemungkinan, antara satu wanita dengan wanita lain memiliki rentang waktu
siklus yang sama, dimana ada yang lebih pendek yaitu 21 hari atau bahkan lebih
panjang yaitu 30 hari. Lamanya masa menstruasi cukup bervariasi antara 5 sampai
7 hari, tergantung hormonal wanita tersebut. Berikut ini tahapan siklus
menstruasi yang terjadi pada wanita setiap 1 periode siklus:
Fase Menstruasi
Pada fase siklus
menstruasi ini, dinding Rahim meluruh dan keluar dari tubuh dalam bentuk darah.
Peluruhan dinding rahim terjadi akibat berkurangnya kadar hormone yang berperan
dalam aktivitas seksual tubuh seperti hormone esterogen dan progesterone. Fase
untuk siklus menstruasi ini, terjadi selama antara 1 hingga 7 hari. Namun tidak
menutup kemungkinan lebih lama dari itu untuk beberapa wanita tertentu. Selain
itu, jumlah darah yang keluar pada setiap menstruasi berbeda dari 10 mL hingga
mencapai 80 mL setiap hari selama waktu siklus menstruasi dengan pola: sedikit
di waktu-waktu awal dan semakin banyak di hari-hari berikutnya hingga semakin
berkurang menjelang akhir fase.
Fase Praovulasi
Pada fase ini
dalam siklus menstruasi, ovum yang ada didalam ovarium terbentuk dan mulai
mematangkan diri. Pematangan sel telur atau ovum ini dipicu oleh hormone
yang bernama hormone estrogen dimana semakin meningkat tingkat hormone
esterogen, sel telur di dalam ovarium semakin matang. Siklus menstruasi pada
fase ini berlangsung selama antara hari ke 7 singga hari ke 13.
Fase Ovulasi
Didalam fase
ovulasi dalam siklus menstruasi, sel telur atau ovum berada dalam kondisi yang
sangat baik dan tepat untuk dibuahi. Dengan terjadinya pembuahan pada masa
ovulasi, maka wanita yang mengalami siklus menstruasi ini akan cenderung hamil.
Namun, hal itu tergantung pula dengan kondisi sel sperma yang datang. Jika sel
sperma tersebut cukup kuat untuk membuka dinding sel telur yang dirancang
sangat kuat, maka kehamilan dapat terjadi.
Pada masa fase
ovulasi di dalam siklus menstruasi inilah, wanita disebut berada pada masa
subur. Untuk pasangan suami istri yang sangat mendambakan kehadiran seorang
anak, maka inilah saat yang tepat meningkatkan frekuensi berhubungan seksual.
Agar tingkat keberhasilan untuk hamil lebih tinggi, maka perlu dideteksi kapan
tepatnya waktu subur sang istri dalam siklus menstruasi nya terjadi. Berikut
ini beberapa ciri-ciri yang dapat menjadi indikasi bahwa sang istri berada pada
masa subur yaitu adanya perubahan lender serviks, terjadi perubahan suhu basal
tubuh serta perubahan periode siklus menstruasi. Untuk lebih akurat,
pasangan dapat memanfaatkan alat pendeteksi masa subur yang saat ini banyak
dijual di pasaran maupun apotek-apotek.
Fase Pascaovulasi
Fase ini
merupakan fase atau masa di dalam siklus menstruasi dimana ovum mengalami
kemunduran jika fertilisasi atau pembuahan tidak terjadi. Pada masa ini,
hormone progesteron mengalami kenaikan sehingga menyebabkan dinding
endometrium semakin menebal. Penebalan ini mengindikasikan kesiapan endometrium
untuk menerima embrio untuk berkembang. Jika pembuahan atau fertilisasi tidak
terjadi dalam fase ini, maka siklus menstruasi akan berulang dengan kembali ke
fase menstruasi.
Mekanisme
produksi sel telur oleh folikel diatur oleh hormon yang dihasilkan hipofisis.
Mekanisme produksi sel telur dan siklus menstruasi adalah sebagai berikut :
- Kelenjar
hipofisis menghasilkan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hormon ini
berfungsi untuk memacu pembentukan folikel dalam ovarium.
- Folikel
yang sedang tumbuh tersebut memproduksi hormon estrogen. Fungsi hormon estrogen
ialah:
·
merangsang pertumbuhan endometrium dinding rahim
·
menghambat produksi FSH oleh pituitari
· memacu
pituitari untuk memproduksi hormon LH (Luteinizing Hormone). Keluarnya LH dari
hipofisis menyebabkan telur masak, dan keluar dari dalam folikel, peristiwa
inilah yang disebut ovulasi.
- Setelah telur
masak dan meninggalkan ovarium, LH mengubah folikel menjadi badan berwarna
kuning yang disebut korpus luteum. Dan sekarang tidak mampu memproduksi
estrogen lagi, tetapi mampu memproduksi hormon progesteron. Hormon progesteron
berfungsi untuk mempercepat dan mempertahankan pertumbuhan endometrium.
- Bila sel telur
yang keluar dari ovarium tidak dibuahi, produksi estrogen terhenti. Hal ini
menyebabkan kadar estrogen dalam darah sangat rendah, akibatnya aktivitas
hipofisis untuk memproduksi LH juga menurun. Penurunan produksi LH menyebabkan
korpus luteum tidak dapat memproduksi progesteron. Tidak adanya progesteron
dalam darah menyebabkan penebalan dinding rahim tidak dapat dipertahankan,
selanjutnya akan luruh dan terjadilah pendarahan. Inilah yang disebut
menstruasi.
- Bila terjadi
pembuahan sel telur oleh sperma, maka zigot yang terbentuk akan melakukan
nidasi / transplantasi (penanaman diri) pada endometrium. Zigot akan
berkembang menjadi embrio, terus menjadi janin. Selanjutnya placenta janin yang
terbentuk akan menghasilkan HCG (Human Chorionic Gonadotropic) yang akan menggantikan
peran progesteron. Janin ini mendapat makanan dari tubuh induknya dengan
perantaraan plasenta (ari-ari / tembuni).
2.2
Kelainan dan Penyakit pada Organ Reproduksi Manusia
Gangguan
Kelainan pada Alat Reproduksi Pria Wanita dapat mengalami gangguan, baik
disebabkan oleh kelainan maupun penyakit. Penyakit pada sistem reproduksi
manusia dapat disebabkan juga oleh virus ataupun bakteri. Penyakit yang
menyerang sistem reproduksi manusia dinamakan juga penyakit kelamin. Pada
umumnya, penyakit kelamin ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit
tersebut dapat menyerang pria maupun wanita.
1. Hipogonadisme
Hipogonadisme
adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon,
seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas,
impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan
dengan terapi hormon.
2.
Kriptorkidisme
Kriptorkidisme
adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke
dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian
hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun
juga, dilakukan pembedahan.
3. Uretritis
Uretritis adalah
peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air
kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia
trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
4. Prostatitis
Prostatitis
adalah peradangan prostat yang sering disertai dengan peradangan pada uretra.
Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat menghambat uretra sehingga timbul rasa
nyeri bila buang air kecil. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti
Escherichia coli maupun bukan bakteri.
5. Epididimitis
Epididimitis
adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme
penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
6. Orkitis
Orkitis adalah
peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada
pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
7. Anorkidisme
Anorkidisme
adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama sekali.
8. Hyperthropic
prostat
Hyperthropic
prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada usia-usia
lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.
9. Hernia
inguinalis
Hernia merupakan
protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding
rongga yang bersangkutan.
10. Kanker
prostat
Gejala kanker
prostat mirip dengan hyperthropic prostat. Menimbulkan banyak kematian pada
pria usia lanjut.
11. Kanker
testis
Kanker testis
adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa
menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum
(kantung zakar).
12. Impotensi
Impotensi yaitu
ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis pada pada hubungan
kelamin yang normal.
13. Infertilitas
(kemandulan)
Yaitu
ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan faktor di
pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan sebagai
ketidakmampuan mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:
- Gangguan
spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif, terkena
racun, infeksi, atau gangguan hormon
- Tersumbatnya
saluran sperma
- Jumlah sperma
yang disalurkan terlalu sedikit
14. Gangguan
menstruasi. Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi
sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder
adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang
yang tengah mengalami siklus menstruasi.
15. Kanker
vagina
Kanker vagina
tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang
diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi
dan bedah laser.
16. Kanker
serviks
Kanker serviks
adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel
serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium,
sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
17. Kanker
ovarium
Kanker ovarium
memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul,
perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal.
Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
18. Kanker rahim
Kanker rahim
(uterus) atau yang sebenarnya adalah kanker jaringan endometrium adalah kanker
yang sering terjadi di endometrium, tempat dimana janin tumbuh, sering terjadi
pada wanita usia 60-70 tahun.
19. Kanker
payudara
Yaitu tumor yang
bersifat ganas. Kanker payudara banyak terdapat pada wanita yang telah
menopause. Pengobatannya dengan operasi, sinar radio aktif, dan obat-obatan.
20. Fibroadenoma
Yaitu tumor yang
bersifat jinak. Gejalanya berupa benjolan kenyal pada payudara. Pengobatannya
dengan operasi.
21.
Endometriosis
Endometriosis
adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat
tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di
paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan
nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat
menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan
pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.
22. Infeksi
vagina
Gejala awal
infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina
menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan
kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.
23. Condyloma
Yaitu tumbuhnya
bejolan keras berbungkul seperti bunga kol atau jengger ayam atau dikenal
sebagai kutil kelamin. Kutil kelamin atau condyloma merupakan penyakit menular
seksual yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV), atau virus yang
menyebabkan keganasan pada jaringan. Penyakit ini ditularkan melalui kontak
langsung secara seksual dengan penderita HPV lainnya. Penyakit ini ditemukan di
seputar alat kelamin bagian luar, di dalam liang vagina, di sekitar anus,
hingga mulut rahim. Jika sampai menginfeksi leher rahim, dapat menyebabkan
kanker mulut rahim atau kanker serviks. Kutil kelamin dapat diobati dengan obat
oles, suntik, maupun tindakan operasi. Untuk tindakan operatif dapat dilakukan
dengan menggunakan alat kotter (pemotong) oleh tenaga medis. Pengobatan bisa
dilakukan dengan obat topikal (oles).
24. Bartolinitis
Yaitu infeksi
pada kelenjar bartolin. Bartolinitis dapat menimbulkan pembengkakan pada alat
kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat
bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring
pembengkakan pada kelamin yang memerah. Bartolinitis disebabkan oleh infeksi
kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian dalam vagina agak keluar.
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia, Gonorrhea, dsb. Bartolinitis dapat
menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina. Akibat
penyumbatan ini, lama kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar sehingga
disebut sebagai kista (kantong berisi cairan). Untuk mengatasinya, pemberian
antibiotik untuk mengurangi radang dan pembengkakan. Jika terus berlanjut,
dokter akan melakukan tindakan operatif untuk mengangkat kelenjar yang
membengkak.
25. Vulvovaginatis
Merupakan suatu
peradangan pada vulva dan vagina yang sering menimbulkan gejala keputihan
(flour albus) yaitu keluarnya cairan putih/putih kehijauan dari vagina.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme misalnya Gardnerella
vagimalis, Trichomonas vaginalis, Candida albicans, virus herpes, Candyloma
accuminata, dll.
26. Candidiasis
/ keputihan
Yaitu munculnya
gumpalan seperti endapan susu berwarna putih. Disebabkan karena infeksi jamur
Candida albicans. Keputihan ini dapat muncul akibat ketidakseimbangan hormonal
yang disebabkan oleh kegemukan, pasca menstruasi, kehamilan, pemakaian alat
kontrasepsi hormonal, pengunaan obat-obatan steroid, kondisi organ intim yang
terlalu lembap, dan lainnya. Juga bisa merupakan akibat dari gula darah yang
tidak terkontrol. Penanganan untuk candidiasis cukup dengan menjaga kebersihan
dan kelembapan organ intim wanita. Peggunaan sabun khusus pembersih vagina dan
menjaga agar di bagian intim tak terlalu lembap bisa dilakukan. Namun, jika
memang tak tertahankan dan menimbulkan gatal yang amat sangat, dapat diberikan
obat antijamur misalnya triazol atau imidazol.
27. Kista
ovarium
Kista ovarium
merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium.
Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari
lapisan terluar dari ovarium.
28. Infertilitas
(kemandulan)
Pada
wanita infertilitas disebabkan oleh:
- Kerusakan pada
ovarium karena infeksi, racun, atau sinar radio aktif sehingga pembentukan ovum
terganggu
- Penyumbatan
pada tuba fallopi
- Gangguan
sistemik, misalnya gangguan hormon, diabetes mellitus, dsb
Sexually
Transmitted Disease
Selain
kelainan-kelainan di atas, ada juga beberapa penyakit yang ditularkan melalui
hubungan kelamin (Sexually Transmitted Disease), yaitu:
29. Syphilis
Syphilis ialah
penyakit menular yang disebabkan oleh suatu bakteri berbentuk spiral yaitu
Treponema pallidum. Penyakit ini dapat menyerang berbagai organ dalam tubuh,
dapat ditularkan melalui hubungan seksual atau badaniah yang intim (misalnya
ciuman), melalui transfusi darah, serta melalui plasenta dari ibu ke bayinya.
30. Gonorrhoea
Gonorrhoea ialah
suatu penyakit akut yang menyerang selaput lendir dari uretra, serviks, rectum,
kadang-kadang mata. Penyakit ini disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae.
31. Herpes
Simplex Genitalis
Merupakan
gangguan pada bagian luar kelamin berupa gelembung-gelembung berisi cairan.
Gelembung air diakibatkan karena infeksi virus Herpes (HSV2). Gejalanya dapat
berupa demam dan menimbulkan sensasi perih bila tersentuh. Bila menginfeksi
sampai bagian dalam organ intim wanita, virus ini bisa menyebabkan nyeri sendi
hingga rasa pegal di area pinggang. Pengobatan penyakit ini dengan obat
antivirus. Pencegahannya dilakukan dengan menjaga daerah organ intim agar tidak
terlalu lembap dan tetap bersih.
32. Penyempitan
Saluran Telur/ Oviduck
Kelainan ini
merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena infeksi kuman
tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk menjangkau
bagian dalam saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit terjadi.
33. Gonorhoe
(Kencing Nanah)
Merupakan
penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit
kelamin ini bisa menular melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar cairan
berwarna putih, rasa nyeri pada saat buang air kecil, pada pria mulut uretra
bengkak dan agak merah.
34. HIV (AIDS)
Merupakan
penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga dalam waktu yang lama,
penderita tidak memiliki sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita dapat
terbunuh oleh infeksi penyakit ringan, seperti flu atau tifus.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dari pembahasan yang di atas dapat disimpulkan bahwa: Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk
menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan
jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk
mengahasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi.
Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara
generative atau seksual.
Sistem
reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi pria memiliki penis
dan kelenjar testis untuk menghasilkan sperma, kematangan sel sperma
ditandai dengan mimpi basah pada usia
pubertas. Pada system reproduksi wanita
memiliki vagina dan ovarium untuk menghasilkan ovum. Kematangan sel telur
atuovum ditandai menarche pada usia antara 13-16 tahun. Apabila terjadi
pertemuanantara sel sperma dan sel ovum akan terjadi kehamilan yang akan berkembang
menjadi janin
3.2 Saran
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Bagi Petugas – petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health education dalam perawatan.
c.Pengetahuan mengenai seks & seksualitas
hendaknya dimiliki oleh semuaorang. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan
orang tersebut akan dapatmenjaga alat reproduksinya untuk tidak digunakan secar
bebas tanpa mengatahui dampaknya, Pengetahuan yang diberikan harus mudah
dipahami, tepat sasaran.
d. Semoga makalah yang saya susun ini dapat sangat
bermanfaat bagi para pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan seddikit tentang
reproduksi yang dialami manusia, dan berbagai macam penyakit yang bisa
terjangkit pada sistem reproduksi. Saya mengetahui bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya,
bahasa dan lain sebagainnya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat
membangun sangat saya harapkan agar dapat terciptannya makalah yang baik yang
dapat memberi pengetahuan yang benar kepada penmbaca. Pesan dari saya mulailah
membaca dari hal yang kecil untuk dapat mengetahui lebih banyak hal yang belum
anda ketahui. Dan jadikanlah membaca sebagai kebiasaan anda, karna melalui
membaca akan membuka lebih banyak gerbang ilmu untuk diri anda.
DAFTAR PUSTAKA
Aaltonen, Priscilia Gaudet, 2004. “Customer Relationship Marketing and
Effects
of Demographics and Technology on Customer Satisfaction and Loyalty in
Financial Services,” Dissertation, Old Dominion University.
Achrol, R, 1997. “Change in The Theory of Interorganizational Relationship
in
Marketing toward a Network Paradigm,” Journal of The Academy of
Marketing Sciences, Vol. 5, No. 1, pp. 56-71.
• Kadaryanto et al. 2006.20.Biologi 2, Yudhistira, Jakarta
• Saktiyono. 2004. 86-93, 96, 98.Sains : Biologi SMP 3,Esis-Penerbit
Erlangga,Jakarta.
• Tim IPA SMP/MTs. 2007.14. Ilmu Pengetahuan Alam 3,15-18. Galaxy
PuspaMega, Jakarta.
• Tim Biologi SMU.1997. 320,339-344,
348,349, 354359. Biologi 2. GalaxyPuspa Mega. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar