BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah
satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak, atau melakukan reproduksi.
Reproduksi melibatkan suatu sistem dalam tubuh, yaitu sistem reproduksi. Sistem
reproduksi melibatkan organ reproduksi. Tujuan utama makhluk hidup melakukan
reproduksi adalah untuk melestarikan jenisnya agar tidak punah. Apa yang akan
terjadi dengan manusia misalnya, jika tidak bisa melakukan reproduksi? Tentu
lama kelamaan manusia akan punah.
Kemampuan
reproduksi tergantung pada hubungan antara hypothalamus, hipofisis bagian
anterior, organ reproduksi, dan sel target hormon. Proses biologis dasar
termasuk perilaku seksual dipengaruhi oleh faktor emosi dan sosiokultural
masyarakat. Di sini, yang akan difokuskan adalah fungsi dasar seksual sistem
reproduksi di bawah kontrol syaraf dan hormon.
Sistem
reproduksi meliputi kelenjar (gonad) dan saluran reproduksi. Organ reproduksi
primer atau gonad terdiri dari sepasang testes pada pria dan sepasang ovarium
pada wanita. Gonad yang matang berfungsi menghasilkan gamet (gametogenesis) dan
menghasilkan hormon seks, khususnya testosteron pada pria dan estrogen &
progesteron pada wanita. Setelah gamet diproduksi oleh gonad, ia akan melalui
saluran reproduksi (sistem duktus). Pada wanita juga terdapat payudara yang
termasuk organ pelengkap reproduksi. Bagian eksternal sistem reproduksi sering
juga disebut genitalia eksternal.
Seiring
perkembangan teknologi dan zaman, reproduksi juga merupakan objek utama untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Sebagai contoh, manusia mengembangkan teknologi
reproduksi berupa bayi tabung untuk mengatasi masalah pasangan suami istri yang
tidak memiliki anak dan juga inseminasi buatan pada hewan untuk memperoleh
keturunan hewan yang diinginkan. Selain perkembangan teknologi, kita juga
sering mendengar atau membaca informasi mengenai berbagai penyakit yang
berhubungan dengan sistem reproduksi. Berbagai penyakit sistem reproduksi ini
tentunya harus kita cegah agar manusia tetap dapat memperoleh keturunan. Satu
hal yang penting bagi generasi muda adalah menjaga kesehatan reproduksi agar
tidak terkena penyakit pada sistem reproduksi.
1.2 Rumusan Masalah
a.
Bagaimanakah konsep dasar reproduksi
laki-laki?
b.
Bagaimana sistem dan kelenjar pada
reproduksi pria?
c.
Apa saja hormon yang mempengaruhi reproduksi
pria?
d.
Apa saja gangguan penyakit yang bisa
menyerang reproduksi pria?
e.
Bagaimana pencegahan penyakit yang
menyerang sistem reproduksi pria?
1.3 Tujuan
Makalah ini dimaksudkan
untuk membahas segala tentang konsep dasar reproduksi, reproduksi pri, alat
reproduksi, hormon reproduksi, penyakit reproduksi dan cara penyembuhannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Reproduksi
laki-laki
Reproduksi adalah suatu proses biologis suatu individu organisme baru diproduksi.[1] Reproduksi merupakan cara dasar
mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan oleh pendahulu
setiap individu organisme untuk menghasilkan suatu generasi selanjutnya. Cara
reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis, yakni seksual dan aseksual.
Reproduksi seksual
Reproduksi
seksual membutuhkan keterlibatan dua individu yang biasanya dilakukam jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi pada manusia normal adalah contoh umum reproduksi
seksual. Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara
seksual, sedangkan organisme yang lebih sederhana seperti makhluk bersel satu
melakukan reproduksi secara aseksual.
Reproduksi aseksual
Dalam
reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa
keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan pada sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh
dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi
kepada organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk
melakukan reproduksi aseksual.
Sistem reproduksi laki-laki atau sistem kelamin laki-laki terdiri dari sejumlah
organ seks yang merupakan bagian dari proses reproduksi manusia. Pada
laki-laki, organ-organ reproduksi ini terletak di luar tubuh manusia,
sekitar panggul wilayah.
Organ reproduksi pada laki-laki adalah penis dan testis yang
memproduksi air mani dan sperma, yang sebagai bagian dari hubungan seks pupuk
sebuah ovum dalam wanita tubuh dan ovum dibuahi ( zigot ) secara bertahap
berkembang menjadi janin, yang kemudian lahir sebagai anak.
2.2
Sistem dan Kelenjar Reproduksi Pria
PENGERTIAN ALAT REPRODUKSI WANITA DAN FUNGSINYA
Anatomi alat reproduksi wanita memang dibuat rumit dimana terdapat dua percabangan indung telur. Setiap bulan kedua indung telur ini bergantian menghasilkan sel telur. Di dalam organ reproduksi wanita juga terdapat bermacam-macam kelenjar yang mempunyai peran masing-masing dalam sistem reproduksi wanita. Dibawah ini kami sertakan gambar anatomi organ reproduksi pada wanita.
ALAT REPRODUKSI WANITA
Rahim
Rahim atau yang biasa disebut dengan uterus merupakan alat reproduksi wanita yang paling utama. Salah satu ujungnya adalah leher rahim (serviks) dan ujung yang lainnya adalah tabung falopian (tuba fallopi). Rahim berada di pelvis dan dorsal ke kandung kemih dan ventral ke rectum. Rahim ditahan oleh beberapa ligament. Pada kondisi tidak hamil, ukuran rahim hanyalah beberapa centimeter saja. Di dalam rahim banyak terdapat otot. Lapisan permanen jaringan otot yang terdalam disebut dengan endometrium.
Fungsi utama rahim adalah menerima pembuahan ovum yang tertanam ke dalamendometrium dan dapat makanan dari pembuluh darah. Ovum yang dibuahi menjadi embrio dan berkembang menjadi fetus. Setelah itu akan menjadi gestates hingga kelahiran. Jika terjadi kehamilan rahim akan didorong ke dalam perut sampai ke perluasannya.
Indung Telur (Ovarium)
Indung telur atau ovarium merupakan kelenjar kelamin yang dimiliki oleh wanita. Terdapat dua ovarium dalam sistem reproduksi wanita. Ovarium berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon steroid dan peptide seperti estrogen dan progesteron. Hormon estrogen dan progesteron ini berperan dalam persiapan dinding rahim untuk implantasi telur yang dibuahi. Hormon-hormon ini juga berperan memberikan sinyal pada kelenjar hipotalamus dan pituari dalam mengatur siklus menstruasi. Setelah sel telur diovulasikan maka akan masuk ke tuba fallopi dan bergerak menuju rahim. Jika ada sperma yang masuk maka sel telur akan melakukan implantasi pada dinding uterus dan berkembang menjadi proses kehamilan.
Tuba Fallopi
Tuba fallopi atau tabung falopi merupakan dua buah saluran halus yang menghubungkan ovarium dengan rahim. Panjang tuba falopi pada manusia adalah antara 7 hingga 14 cm. Saat sel telur berkembang dalam ovarium, ia akan diselubungi folikel ovarium. Apabila sel telur matang, maka folikel dan dinding ovarium akan runtuh dan membuat sel telur berpindah memasuki tuba fallopi dan dilanjutkan ke rahim dengan bantuan cilia.
Leher Rahim (Serviks)
Leher rahim atau serviks merupakan bagian dari alat reproduksi wanita yang terletak di bagian bawah rahim. Tugas serviks ini adalah membantu jalannya sperma dari vagina menuju rahim. Leher rahim mengeluarkan lendir tertentu dengan tugas yang berbeda-beda dan berada di daerah yang berbeda-beda pula.
Vagina
Vagina adalah saluran berbentuk tabung yang menghubungkan rahim ke bagian luar tubuh wanita. Vagina merupakan alat reproduksi yang berada di bagian paling luar seperti halnya penis pada pria. Vagina dapat menghasilkan berbagai macam sekresi, seperti keringat, skene pada vulva, cairan endometrial, oviductal, cervical mucus dam lain-lain. Sekresi pada dinding vagina itu sendiri adalah sesuatu yang dapat meningkatkan gairah seksual pada wanita.
Vagina merupakan organ reproduksi wanita yang begitu rentan terkena infeksi karena batas antara uretra dengan anus sangat dekat. Sehingga dapat menimbulkan kuman penyakit seperti jamur, bakteri maupun virus yang mudah masuk ke liang vagina. Infeksi dalam vagina juga dapat terjadi karena terganggunya keseimbangan ekosistem. Ekosistem vagina adalah sebuah lingkaran kehidupan yang dipengaruhi oleh dua unsur utama, yaitu estrogen dan bakteri Lactobacillus, bakteri yang baik. Dalam ekosistem normal di dalam vagina terdapat berbagai macam bakteri, sekitar 95 persen lactobacillus dan 5 persen adalah pathogen (bakteri yang jahat). Walaupun terdapat bakteri pathogen, namun tidak akan mengganggu selama kondisi ekosistem vagina masih seimbang. Keseimbangan akan terganggu apabila derajat keasaman menurun, pertahanan alamiah akan turun dan rentan terhadap infeksi.
Ekosistem vagina yang tidak seimbang bisa disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah kontrasepsi oral, diabetes mellitus, antibiotika, darah haid, cairan sperma, douching, dan gangguan hormon seperti pubertas, kehamilan atau menopause. Anda dapat mengatasi hal tersebut dengan selalu merawat kebersihan vagina anda.
Itulah beberapa hal penting yang perlu anda ketahui tentang alat reproduksi dalam sistem reproduksi wanita. Dengan mengetahui alat reproduksi wanita dan fungsi-fungsinya, anda akan lebih mudah dalam menangani organ yang paling berharga anda.
Alat-alat reprofroduksi wanita yaitu:
GENETALIA EKSTERNA
Mons Veneris
Berfungsi untuk melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk estetika
Labia Mayora
Berfungsi untuk menutupi orga-organ genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan seksual.
Labia Minora
Berfungsi untuk menutupi orga-organ genetalia di dalamnya serta merupakan daerah erotik yang mengandung pambuluh darah dan syaraf.
Klitoris
Merupakan daerah erotik utama pada wanita yang akan membesar dan mengeras apabila mendapatkan rangsangan seksual.
Vestibulum
Berfungsi untuk mengeluarkan cairan apabila ada rangsangan seksual yang berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama.
Hymen
Merupakan lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari introitus vagina, membentuk lubang sebesar ibu jari sehingga darah haid maupun sekret dan cairan dari genetalia interrnal dapat mengalir keluar
GENETALIA INTERNA
Vagina
Berfungsi sebagai : Saluran keluar untuk mengeluarkan darah waktu haid dan sekret dari dalam uterus Alat untuk bersenggama Jalan lahir bayi waktu melahirkan
Uterus Berfungsi sebagai: Tempat bersarangnya atau tumbuhnya janin di dalam rahim pada saat hamil. Memberi makanan pada janin melalui plasenta yang melekat pada dinding rahim.
Tuba Fallopi
Berfungsi sebagai saluran yang membawa ovum yang dilepaskan ovarium ke dalam uterus.
Ovarium
Berfungsi memproduksi ovum
Ligamentum
Berfungsi untuk mengikat atau menahan organ-organ reproduksi wanita agar terfiksasi dengan baik pada tempatnya, tidak bergerak dan berhubungan dengan organ sekitarnya.
PENGERTIAN ALAT REPRODUKSI PRIA DAN FUNGSINYA
Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris.
Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.
Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.
Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
Vas deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra. Uretra Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
Yang Kedua adalah Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
Penis
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
Hormon pada Pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
FUNGSI ALAT REPRODUKSI PRIA
Genetalia Eksterna
Penis
Berfungsi untuk menyalurkan dan menyemprotkan sperma saat ejakulasi
Skrotum
Berfungsi untuk melindungi testis dari taruma atau suhu
Genetalia Interna
Testis
Berfungsi sebagai : Memproduksi sperma Tempat memproduksi testosteron yang memegang peranan penting untuk sifat kelamin sekunder dan kejantanan
Epididimis
Berfungsi sebagai: menghubungkan testis dengan saluran vas deferens memproduksi cairan yang banyak mengandung enzym dan gizi yang fungsinya mematangkan / menyempurnakan bentuk sperma
Vans deferens
Berfungsi untuk menyalurkan sperma dari epididimis ke vesika seminalis Tempat menyimpan sebagian dari sperma sebelum dikeluarkan .
Vesika seminalis
Berfungsi sebagai: Tempat untuk mengeluarkan cairan yang sifatnya alkalis atau sedikit basa yang mengandung fruktosa dan zat gizi yang merupakan sumber energi bagi spermatozoa dan agar sperma lebih segar, kuat dan mudah bergerak dalam mencapai ovum, Sebagai tempat penyimpanan spermatozoa sebelum dikeluarkan melalui kegiatan seksual.
Kelenjar prostat
Berfungsi sebagai: Mengeluarkan cairan yang bersifat alkalis yang encer berwarna seperti susu mengandung asam sitrat, kalsium dan beberapa zat lain
Kelenjar bulbo uretralis
berfungsi mengsekre3si cairan yang membantu agar sperma lebih tahan hidup dan lebih memungkinkan untuk bergerak dan memudahkan pembuahan.Organ reproduksi luar
Anatomi alat reproduksi wanita memang dibuat rumit dimana terdapat dua percabangan indung telur. Setiap bulan kedua indung telur ini bergantian menghasilkan sel telur. Di dalam organ reproduksi wanita juga terdapat bermacam-macam kelenjar yang mempunyai peran masing-masing dalam sistem reproduksi wanita. Dibawah ini kami sertakan gambar anatomi organ reproduksi pada wanita.
ALAT REPRODUKSI WANITA
Rahim
Rahim atau yang biasa disebut dengan uterus merupakan alat reproduksi wanita yang paling utama. Salah satu ujungnya adalah leher rahim (serviks) dan ujung yang lainnya adalah tabung falopian (tuba fallopi). Rahim berada di pelvis dan dorsal ke kandung kemih dan ventral ke rectum. Rahim ditahan oleh beberapa ligament. Pada kondisi tidak hamil, ukuran rahim hanyalah beberapa centimeter saja. Di dalam rahim banyak terdapat otot. Lapisan permanen jaringan otot yang terdalam disebut dengan endometrium.
Fungsi utama rahim adalah menerima pembuahan ovum yang tertanam ke dalamendometrium dan dapat makanan dari pembuluh darah. Ovum yang dibuahi menjadi embrio dan berkembang menjadi fetus. Setelah itu akan menjadi gestates hingga kelahiran. Jika terjadi kehamilan rahim akan didorong ke dalam perut sampai ke perluasannya.
Indung Telur (Ovarium)
Indung telur atau ovarium merupakan kelenjar kelamin yang dimiliki oleh wanita. Terdapat dua ovarium dalam sistem reproduksi wanita. Ovarium berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon steroid dan peptide seperti estrogen dan progesteron. Hormon estrogen dan progesteron ini berperan dalam persiapan dinding rahim untuk implantasi telur yang dibuahi. Hormon-hormon ini juga berperan memberikan sinyal pada kelenjar hipotalamus dan pituari dalam mengatur siklus menstruasi. Setelah sel telur diovulasikan maka akan masuk ke tuba fallopi dan bergerak menuju rahim. Jika ada sperma yang masuk maka sel telur akan melakukan implantasi pada dinding uterus dan berkembang menjadi proses kehamilan.
Tuba Fallopi
Tuba fallopi atau tabung falopi merupakan dua buah saluran halus yang menghubungkan ovarium dengan rahim. Panjang tuba falopi pada manusia adalah antara 7 hingga 14 cm. Saat sel telur berkembang dalam ovarium, ia akan diselubungi folikel ovarium. Apabila sel telur matang, maka folikel dan dinding ovarium akan runtuh dan membuat sel telur berpindah memasuki tuba fallopi dan dilanjutkan ke rahim dengan bantuan cilia.
Leher Rahim (Serviks)
Leher rahim atau serviks merupakan bagian dari alat reproduksi wanita yang terletak di bagian bawah rahim. Tugas serviks ini adalah membantu jalannya sperma dari vagina menuju rahim. Leher rahim mengeluarkan lendir tertentu dengan tugas yang berbeda-beda dan berada di daerah yang berbeda-beda pula.
Vagina
Vagina adalah saluran berbentuk tabung yang menghubungkan rahim ke bagian luar tubuh wanita. Vagina merupakan alat reproduksi yang berada di bagian paling luar seperti halnya penis pada pria. Vagina dapat menghasilkan berbagai macam sekresi, seperti keringat, skene pada vulva, cairan endometrial, oviductal, cervical mucus dam lain-lain. Sekresi pada dinding vagina itu sendiri adalah sesuatu yang dapat meningkatkan gairah seksual pada wanita.
Vagina merupakan organ reproduksi wanita yang begitu rentan terkena infeksi karena batas antara uretra dengan anus sangat dekat. Sehingga dapat menimbulkan kuman penyakit seperti jamur, bakteri maupun virus yang mudah masuk ke liang vagina. Infeksi dalam vagina juga dapat terjadi karena terganggunya keseimbangan ekosistem. Ekosistem vagina adalah sebuah lingkaran kehidupan yang dipengaruhi oleh dua unsur utama, yaitu estrogen dan bakteri Lactobacillus, bakteri yang baik. Dalam ekosistem normal di dalam vagina terdapat berbagai macam bakteri, sekitar 95 persen lactobacillus dan 5 persen adalah pathogen (bakteri yang jahat). Walaupun terdapat bakteri pathogen, namun tidak akan mengganggu selama kondisi ekosistem vagina masih seimbang. Keseimbangan akan terganggu apabila derajat keasaman menurun, pertahanan alamiah akan turun dan rentan terhadap infeksi.
Ekosistem vagina yang tidak seimbang bisa disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah kontrasepsi oral, diabetes mellitus, antibiotika, darah haid, cairan sperma, douching, dan gangguan hormon seperti pubertas, kehamilan atau menopause. Anda dapat mengatasi hal tersebut dengan selalu merawat kebersihan vagina anda.
Itulah beberapa hal penting yang perlu anda ketahui tentang alat reproduksi dalam sistem reproduksi wanita. Dengan mengetahui alat reproduksi wanita dan fungsi-fungsinya, anda akan lebih mudah dalam menangani organ yang paling berharga anda.
Alat-alat reprofroduksi wanita yaitu:
GENETALIA EKSTERNA
Mons Veneris
Berfungsi untuk melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk estetika
Labia Mayora
Berfungsi untuk menutupi orga-organ genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan seksual.
Labia Minora
Berfungsi untuk menutupi orga-organ genetalia di dalamnya serta merupakan daerah erotik yang mengandung pambuluh darah dan syaraf.
Klitoris
Merupakan daerah erotik utama pada wanita yang akan membesar dan mengeras apabila mendapatkan rangsangan seksual.
Vestibulum
Berfungsi untuk mengeluarkan cairan apabila ada rangsangan seksual yang berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama.
Hymen
Merupakan lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari introitus vagina, membentuk lubang sebesar ibu jari sehingga darah haid maupun sekret dan cairan dari genetalia interrnal dapat mengalir keluar
GENETALIA INTERNA
Vagina
Berfungsi sebagai : Saluran keluar untuk mengeluarkan darah waktu haid dan sekret dari dalam uterus Alat untuk bersenggama Jalan lahir bayi waktu melahirkan
Uterus Berfungsi sebagai: Tempat bersarangnya atau tumbuhnya janin di dalam rahim pada saat hamil. Memberi makanan pada janin melalui plasenta yang melekat pada dinding rahim.
Tuba Fallopi
Berfungsi sebagai saluran yang membawa ovum yang dilepaskan ovarium ke dalam uterus.
Ovarium
Berfungsi memproduksi ovum
Ligamentum
Berfungsi untuk mengikat atau menahan organ-organ reproduksi wanita agar terfiksasi dengan baik pada tempatnya, tidak bergerak dan berhubungan dengan organ sekitarnya.
PENGERTIAN ALAT REPRODUKSI PRIA DAN FUNGSINYA
Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris.
Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.
Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.
Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
Vas deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra. Uretra Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
Yang Kedua adalah Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
Penis
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
Hormon pada Pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
FUNGSI ALAT REPRODUKSI PRIA
Genetalia Eksterna
Penis
Berfungsi untuk menyalurkan dan menyemprotkan sperma saat ejakulasi
Skrotum
Berfungsi untuk melindungi testis dari taruma atau suhu
Genetalia Interna
Testis
Berfungsi sebagai : Memproduksi sperma Tempat memproduksi testosteron yang memegang peranan penting untuk sifat kelamin sekunder dan kejantanan
Epididimis
Berfungsi sebagai: menghubungkan testis dengan saluran vas deferens memproduksi cairan yang banyak mengandung enzym dan gizi yang fungsinya mematangkan / menyempurnakan bentuk sperma
Vans deferens
Berfungsi untuk menyalurkan sperma dari epididimis ke vesika seminalis Tempat menyimpan sebagian dari sperma sebelum dikeluarkan .
Vesika seminalis
Berfungsi sebagai: Tempat untuk mengeluarkan cairan yang sifatnya alkalis atau sedikit basa yang mengandung fruktosa dan zat gizi yang merupakan sumber energi bagi spermatozoa dan agar sperma lebih segar, kuat dan mudah bergerak dalam mencapai ovum, Sebagai tempat penyimpanan spermatozoa sebelum dikeluarkan melalui kegiatan seksual.
Kelenjar prostat
Berfungsi sebagai: Mengeluarkan cairan yang bersifat alkalis yang encer berwarna seperti susu mengandung asam sitrat, kalsium dan beberapa zat lain
Kelenjar bulbo uretralis
berfungsi mengsekre3si cairan yang membantu agar sperma lebih tahan hidup dan lebih memungkinkan untuk bergerak dan memudahkan pembuahan.Organ reproduksi luar
1. Penis (zakar)
Penis terdiri dari:
· akar (menempel pada didnding perut)
· badan (merupakan bagian tengah dari
penis)
· glans penis (ujung penis yang berbentuk
seperti kerucut).
Lubang uretra (saluran
tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis. Dasar
gland penis disebut korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit
depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.
Badan penis terdiri
dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
· 2 rongga yang berukuran lebih besar
disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan.
· rongga yang ketiga disebut korpus
spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis
menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).
Penis
pria berbentuk batang dan merupakan organ untuk senggama bagi pria yang
berfungsi untuk menyalurkan cairan mani (semen) yang mengandung
sel-sel spermatozoa ke dalam
vagina wanita. Penis terdiri atas
jaringan otot. Jaringan otot, jaringan
spons yang lembut, pembuluh darah dan jaringan saraf. Penis digantung
dibagian tengahnya oleh ligamen suspensorium penis ke arah simpis pubis
dan pangkalnya disebut bulbopenis melekat otot-otot
serta ligamen yang menghubungkannya
dengan otot pantat di dekat anus. Penis
yang berada diluar tubuh,
pada bagian luarnya melekat
kulit yang elastis, hanya bagian ujung
penis (gland penis ). Kulit
ini tidak melekat dan ujungnya
berlubang. Sehingga bisa dilipat
ke belakang. Selubung ini di
sebut Preputium. Rangsang seksual akan menimbulkan impuls saraf
parasimfatis yang efeknya akan
melebarkan ( dilatasi) arteri penis dan
pada saat yang sama akan
mengecilkan (kontriksi) vena penis. Akibatnya akan terjadi pengisian
jaringan erektil yang berada
di antara ke dua pembuluh darah tersebut dengan aliran
darah bertekanan tinggi
sampai penuh dan hal
ini menyebabkan penis
menjadi ereksi.
2. Skrotum (kantung buah pelir )
Merupakan dua buah kantung tempat testis disimpan yang berada
di bawah batang penis. Skrotum
merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis.
Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar
sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih
rendah dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding skrotum akan
mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh
(dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya
menjadi lebih hangat).
Organ reproduksi dalam
1. Testis
Lokasi
testes berada pada skrotum yang memiliki lingkungan suhu lebih rendah beberapa
derajat daripada suhu tubuh. Pada kasus cryptorchidism (testes yang masih ada
di rongga peritoneum, tidak turun ke skrotum), lingkungan testes menjadi lebih
panas yang mengakibatkan tidak dapat menghasilkan sperma yang viabilitasnya
baik, karena sperma sangat sensitif terhadap suhu. Sel Leydig di testes
memproduksi hormon testosteron dengan distimulasi oleh hormon LH.
Testis
berjumlah 2 buah yang berfungsi sebagai penghasil spematozoa
dan hormon testoteron. Untuk memproduksi
sperma diperlukan suhu yang sedikit
lebih rendah dari suhu tubuh. Karena menjelang kelahiran
testis turun dari rongga
tubuh (abdomen) menuju
scrotum melalui canalis inguinalis. Scorotum dapat menjaga
testes. Jika suhu dingin scrotum akan
mengkerut sehingga testis
akan lebih hangat, dan jika suhu
terlalu panas scrotum akan mengembang. Suhu rata-rata
testes di dalam scrotum
2,2 derajat celcius. Di dalam testes
terdapat saluran halus
yang disebut saluran penghasil
sperma (tubulus seminiferus) tempat
terjadinya proses spermatogenesis. Dinding sebelah dalam saluran tersebut
terdiri dari jaringan epitelium dari jaringan ikat. Di jaringan
epitelium terdapat;
· Sel induk
sperma (spermatogonium), yaitu
calon sperma
· Sel Sartoli yang berfungsi memberi makan pada sperma
· Sel Leydig yang berfungsi menghasilkan
hormon testoteron
2. Vas eferentia
Saluran ini berjumlah
10-15 buah yang akan membawa spermatozoa dari testes menuju epididimis
3. Epididimis
Berjumlah 2 buah, di
dalam scrotum kiri dan kanan. Saluran
ini berfungsi untuk proses
pematangan spermatozoa, sehingga
dapat bergerak dengan flagelnya (bersifat motil), serta memberikan
nutrisi pada spematozoa dalam perjalannya menuju
vas diferentia. Saluran
epididimis bentuknya berkelok-kelok rapat sekali
yang panjangnya 20 kaki ( ± 6 meter).
4. Vas diferentia
Berjumlah 2 buah di
sebelah kiri dan kanan. Panjangnya ± 45 cm, seperempatnya berada dalam scrotum.
Vas diferentia ke luar dari scrotum bersama-sama pembuluh darah, pembuluh limfe dan serabur saraf membentruk satu berkas
yang disebut funiculus
spermaticus (talimani), dan melalui canalis inguinalis masuk ke rongga
tubuh (abdomen). Spermatozoa yang telah matang mampu bergerak 2-4 mm per menit, dan sepanjang vas eferentia
ditempuhnya dalam waktu 21 hari barulah
sampai di ampula yang telah matang
mampu bergerak 2-4 mm
per menit, dan sepanjang vas
eferentia ditempuhnya dalam waktu
21 hari barulah sampai di
amula di dalam ampula
yang merupakan pelebaran dari
vas eferentia, spermatozoa
beristirahat serta memulihkan tenaganya
dengan nutrisi fruktosa daan zat gisi lain yang terkandung dalam sekrit
kelenjar vesica seminalis yang ductusnya bermuara dalam ampula.
5. Ductus Ejukulatus
Berjumlah 2 buah.
Berfungsi untuk menyalurkan sperma saat
ejakulasi ke dalam saluran uretra. Ke
dua saluran ini ujung bersatu dan bermuara di uretra tepat dibawah
kelenjar prostat.
6. Saluran Uretra
Berjumlah 1 buah. Berfungsi untuk menyalurkan semen
dan saluran urine. Saluran ini
terletak dalam batang penis di bagain bawah
di kelilingi oleh korpus
spogiosum.
Kelenjar kelamin pria
1. Vesicula Seminalis
Merupakan sepasang
kelenjar yang terletak diantara kantong kemik dengan rectum. Masing-masing kelenjar ini panjangnya 5 cm. Komposisi sekrit kelenjar ini terdiri dari fruktosa dan zat gizi lain
khususnya vitamin C, Prostagladin, flavinx, fosforilkolin dan ergotionein.
Prostagladin memiliki fungsi membantu mengencerkan lendir
pekat yang menutupi lubang
di leher rahim, agar mudah
diterobos oleh gerakan spermatozoa, menyebabkan kontraksi otot secara
ritmis dan serentak dalam vagina, uterus, serta tuba fallopi ke
arah dalam (menimbulkan daya sedot). Keadaan ini terjadi pada waktu wanita mengalami orgamus, yang mampu meningkatkan pergerakan
spermatozoa beberapa kali lipat.
Fibrinogen berfungsi untuk
mengumpulkan cairan semen sehingga dapat
disemprotkan lebih jauh pada waktu
ejakulasi. Sekrit kelenjar ini menyumbangkan ± 60 % dari keseluruhan cairan semen.
Sedangkan sisanya 5 % sekrit kelenjar
Litteri dan kelenjar Cowper, dan 5 % lagi disumbangkan oleh sekrit testes
(berupa spermatozoa) serta sekrit epididimis.
2. Kelenjar Prostat
Berjumlah sebuah yang ukurannya 4x2x3 cm terletak dibawah
vesica urinaria (kantung kemih). Sekret
kelenjar ini menyumbang 30 % dari seluruh
cairan semen. Komposisi sekret
kelenjar prostat terdiri dari NaHCO3, asam fosfat, asam
sitrat, kolesterol, Ca, Zn, Mg, Spermin, Inositol, Fosfolipid dan enzim.
Enzim seminim dan fibrinolisin ejakulasi
di dalam vagina wanita sehingga spermatozoa
bebas bergerak. Warna sekret
kelenjar prostat keputihan seperti air susu, dan baunya seperti air jeruk (asam sitrat).
3. Kelenjar Cowperi (kelenjar
Bulfouretra)
Bermuara 2 buah,
terletak di kiri dan kanan bulbo penis serta
bermuara di uretra. Kelenjar ini berfungsi
menghasilkan secret seromucous (lendir agak kental) yang alkalis
(NaHCO3) untuk menetralkan asam yang ada
dalam saluran uretra pria atau vagina wanita.
4. Kelenjar litteri
Terletak pada dinding saluran uretra, berukuran kecil-kecil
dan menghasilkan cairan serous
(lendir cair) yang berfungsi
untuk melumasi gland penis pada
saat ereksi yang disebabkan oleh rangsangan yang kuat.
Sperma dihasilkan oleh
tubulus seminiferus yang memiliki panjang 250 cm dalam testes. Sel-sel yang
berada di tubulus seminiferus berupa sel germinal dengan bermacam-macam tahap
perkembangan dan sel Sertoli yang memberikan dukungan penting pada
spermatogenesis. Spermatogenesis adalah proses kompleks sel germinal prmordial
spermatogonia (46 kromosom) berproliferasi dan dikonversi menjadi spermatozoa
motil (23 kromosom). Prosesnya memerlukan waktu 64 hari dengan 3 tahap:
mitosis, meiosis, dan spermiogenesis. Spermatozoa memiliki 4 bagian, yaitu
kepala, akrosom, midpiece, dan ekor. Kepala terdiri dari nukleus yang terdapat
informasi genetik. Akrosom adalah vesikel pada kepala yang terdapat enzim yang
digunakan untuk penetrasi sperma. Akrosom dibentuk dengan agregasi vesikel
dihasilkan oleh retikulum endoplasmik/ kompleks golgi. Mobilitas spermatozoa
dapat terjadi karena adanya ekor yang panjang yang tumbuh dari sentriol.
Pergerakan ekor terjadi hasil dari pergerakan mikrotubul yang menggunakan
energi (ATP) dari mitokondria yang berada pada bagian midpiece sperma.
Proses spermatogenesis
ini dapat terjadi karena dukungan dari sel Sertoli. Fungsi penting sel Sertoli
selama proses spermatogenesis antara lain:
1. sel Sertoli membentuk tight junction
sebagai barrier spermatozoa dengan darah sehingga dapat mencegah pembentukan
antibodi yang dapat menyerang sel spermatozoa (dianggap sebagai zat asing
karena haploid, sel tubuh bersifat diploid).
2. memberikan makanan.
3. sel Sertoli berfungsi untuk memfagosit
sitoplasma dari spermatid yang berubah menjadi spermatozoa dan menghancurkan
sel germinal yang rusak.
4. sel Sertoli membentuk lumen cairan
tubulus seminiferus sehingga sperma dapat dilepaskan dari tubulus ke epididimis
untuk disimpan dan diproses lebih lanjut.
5. sel Sertoli mensekresi androgen-binding
protein (ABP). ABP berfungsi untuk mempertahankan testosteron tetap berada
dalam tubulus seminiferus, karena testosteron berupa lipid yang mudah keluar
dari membran plasma dan meninggalkan lumen.
6. menghasilkan hormon inhibin sebagai
umpan balik negatif yang mengontrol sekresi FSH.
Meskipun testosteron
merupakan hormon pada pria dan estrogen merupakan hormon pada wanita, namun
ditemukan sejumlah kecil estrogen yang dihasilkan oleh korteks adrenal.
Sejumlah kecil testosteron dikonversi menjadi estrogen di testes oleh enzim
aromatase, yang terdistribusi dalam saluran reproduksi. Estrogen juga berada
pada jaringan adiposa. Reseptor estrogen diidentifikasi berada di testes,
prostat, tulang, dan bagian lain pada pria. Penelitian terbaru membuktikan
bahwa estrogen berperan penting dalam spermatogenesis, berkontribusi pada
seksualitas normal, dan homeostasis tulang. Mekanisme kerja estrogen belum
banyak terungkap. Demikian juga pada wanita, terdapat hormon DHEA (androgen
lemah) yang dihasilkan oleh korteks adrenal. Selain itu, sejumlah kecil
testosteron dihasilkan pada ovarium wanita.
Prostaglandin
pertama kali diidentifikasi berada di semen. Produksi dan aktifitasnya tidak
hanya terdapat di sistem reproduksi. Protaglandin berbentuk derivat 20 karbon
asam lemak. Mereka dihasilkan pada semua jaringan dari asam arakhidonat, suatu
asam lemak bagian phospholipid dalam membran plasma. Derivat asam arakhidonat
yang lain yang termasuk kategori prostaglandin antara lain: prostacyclins, thromboxanes,
dan leukotriens. Prostaglandin didesain membentuk 3 kelompok: PGA, PGE, dan PGF
dengan struktur yang bervariasi pada cincin 5 karbon pada bagian akhir. Pada
sistem reproduksi, prostaglandin berfungsi untuk meningkatkan trasnsport sperma
dengan aktifitasnya pada otot polos saluran reproduksi pria dan wanita,
berperan pada menstruasi, ovulasi, berkontribusi pada persiapan bagian plasenta
ibu, dan berkontribusi pada saat melahirkan (partus).
2.3 Hormon pada Sistem Reproduksi
Pria
Proses spermatogenesis
distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone),
FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
1. Testoteron
Testoteron disekresi
oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini
penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama
pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
Testosteron adalah zat
androgen utama yang disintesis dalam testis, ovarium, dan anak ginjal. Testosteron
(C19H28O2) adalah molekul yang dibentuk dari atom-atom karbon, hidrogen dan
oksigen. Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil
utamanya adalah testis pada jantan dan indung telur pada wanita. Sel-sel Leydig
dari testis distimulasi oleh LH untuk menghasilkan testosteron sbanyak 2,5-11
mg sehari. Produksi testosteron mencapai puncaknya sekitar usia 25 tahun, lalu
menurun drastic pada usia 40 tahun . DHEA (dehidro-epi-androsteron) dan
androstendion merupakan prekursor testosteron yang dibentuk oleh anak ginjal.
Testosteron
dihasilkan oleh hormon LH yang dilepaskan kelenjar pituitari. Tetapi, hormon LH
dikendalikan oleh testosteron sebagaimana testosteron dikendalikan oleh LH.
Saat jumlahnya di dalam darah meningkat, molekul testosteron melakukan tekanan
pada kelenjar pituitari yang menyebabkan kelenjar itu menghentikan produksi LH.
Hanya ketika jumlah testosteron menurun produksi LH dimulai lagi. LH yang
dihasilkan mengaktifkan zakar dan memerintahkan produksi tambahan agar menaikkan
jumlah testosteron.
Testosteron memiliki
sejumlah khasiat fisiologi yang penting sebagai berikut :
1. efek virilisasi.
Testosteron bertanggung jawab atas ciri kelamin pria primer dan sekunder serta
memegang peranan penting dalam spermatogenesis. Hormon ini juga berperan dalam
mempenagruhi hasrat seks (libido) dan daya ereksi (potensi).
2. efek anabol. Testosteron membnatu
meningkatkan pembentukan protein dan pertumbuhan sel-sel otot.
3. efek tulang. Pada anak laki-laki, selama
pubertas produksi terstosteron meningkat dengan kuat yang mengakibatkan mereka
tumbuh lebih panjang dalam beberapa waktu.
Fungsi hormon
testosteron antara lain:
· sebelum lahir:
maskulinisasi saluran
reproduksi dan genitalia eksterna
meningkatkan turunnya
testes ke skrotum
· pada jaringan seks spesifik:
meningkatkan
pertumbuhan dan maturasi sistem reproduksi pada saat puber
penting untuk
spermatogenesis
mempertahankan saluran
reproduksi remaja seluruhnya
· bagian reproduksi lain:
mengontrol perkembangan
seks pada pubertas
mengontrol sekresi
hormon gonadotropin.
· dampak pada karakteristik seksual
sekunder:
menginduksi pola
pertumbuhan rambut pria (seperti: jenggot)
menyebabkan suara
menjadi lebih dalam karena mengecilnya tali vokal
meningkatkan
pertumbuhan otot yang bertanggung jawab pada konfigurasi tubuh pria
· pada organ non reproduksi:
menghasilkan efek
anabolik protein
meningkatkan
pertumbuhan tulang pada pubertas dan kemudian menutup lempeng epifisis
menginduksi perilaku
agresif.
2. LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh
kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk
mensekresi testoteron.
3. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh
sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli.
Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan
terjadi.
4. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh
sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi
suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta
membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini
tersedia untuk pematangan sperma.
5. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan
diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara
khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
6. DHEA
Disekresi dari
retikularis kelenjar adrenal. Sinyal pensekresi berupa ACTH. Dehidroepiandrosteron
mempunyai bebrapa fungsi yaitu dalam berbagai efek protektif, merupakan
androgen lemah, dapat dikonversi menjadi estreogen, menghambat enzim
glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6-PDH), dan juga mengatur koenzim NAD+.
7. 17-estradiol
Disekresi dari folikel
ovarium, korpus luteum (sel sertoli). Sinyal pensekresi berupa FSH. Estradiol
berfungsi pada wanita untuk mengatur sekresi gonadotropin pada siklus ovarian
dan pada laki-laki untuk umpan balik negatif pada sintesis testesteron oleh sel
Leydig.
Penentuan Jenis Kelamin
Anak Hasil Fertilisasi
Pembentukan
jenis kelamin anak hasil fertilisasi tergantung ada atau tidak adanya
determinan maskulin selama periode kritis perkembangan embrio. Perbedaan
terbentuknya anak dengan jenis kelamin pria atau wanita dapat terjadi setelah
melalui 3 tahap, yaitu tahap genetik, gonad, dan fenotip (anatomi) seks. Tahap
genetik tergantung kombinasi genetik pada tahap konsepsi. Jika sperma yang
membawa kromosom Y bertemu dengan oosit, terbentuklah anak laki-laki, sedangkan
jika sperma yang membawa kromosom X yang bertemu dengan oosit, maka yang
terbentuk anak perempuan. Selanjutnya tahap gonad, yaitu perkembangan testes
atau ovarium. Selama bulan pertama gestasi, semua embrio berpotensi untuk
menjadi pria atau wanita, karena perkembangan jaringan reproduksi keduanya
identik dan tidak berbeda. Penampakan khusus gonad terlihat selama usia 7
minggu di dalam uterus, ketika jaringan gonad pria membentuk testes di bawah
pengaruh sex-determining region kromosom Y (SRY), sebuah gen yang bertanggung
jawab pada seks determination. SRY menstimulasi produksi antigen H-Y oleh sel
kelenjar primitif. Antigen H-Y adalah protein membran plasma spesifik yang
ditemukan hanya pada pria yang secara langsung membentuk testes dari gonad. Pada
wanita tidak terdapat SRY, sehingga tidak ada antigen H-Y, sehingga jaringan
gonad baru mulai berkembang setelah 9 minggu kehamilan membentuk ovarium.
Tahap
fenotip tergantung pada tahap genetik dan gonad. Diferensiasi membentuk sistem
reproduksi pria diinduksi oleh androgen, hormon maskulin yang disekresi oleh
testes. Usia 10-12 minggu kehamilan, jenis kelamin secara mudah dapa dibedakan
secara anatomi pada genitalia eksternal.
Meskipun
perkembangan genitalia eksterna pria dan wanita tidak berbeda pada jaringan
embrio, tetapi tidak pada saluran reproduksi. Dua sistem duktus primitif, yaitu
duktus Wolffian dan Mullerian menentukan terbentuknya pria atau wanita. Pada
pria duktus Wolffian berkembang dan duktus Mullerian berdegenerasi, sedangkan
pada wanita duktus Mullerian yang berkembang dan duktus Wolffian berdegenerasi.
Perkembangannya tergantung ada atau tidak adanya dua hormon yang diproduksi
oleh testes fetus yaitu testosteron dan Mullerian-inhibiting factor.
Testosteron mengiduksi duktus Wolffian menjadi saluran reproduksi pria
(epididimis, duktus deference, duktus ejakulatorius, dan vesika seminalis).
Testosteron diubah menjadi dihydrotestosteron (DHT) yang bertanggung jawab
membentuk penis dan skrotum. Pada wanita, duktus Mullerian berkembang menjadi saluran
reproduksi wanita (oviduct, uterus, dan vagina), dan genitalia eksterna
membentuk klitoris dan labia.
Kadang-kadang
terjadi ketidakcocokan antara genetik seks dengan penampakan seks setelah
pubertas yang menghasilkan dampak psikologis traumatik gender krisis identitas.
Contoh: Maskulinisasi genetik wanita dengan ovarium, tetapi memiliki genitalia
eksterna pria, yang pada masa pubernya terjadi pembesaran payudara. Dengan
demikian penting sekali diagnosis jenis kelamin pada bayi baru lahir.
2.4 Kesehatan Reproduksi Pria
Kesehatan
reproduksi secara umum didefinisikan
sebagai kondisi sehat dari sistem. Dengan pengetahuan yang cukup tentang kesehatan reproduksi,
diharapkan remaja dapat memiliki sikap
dan tingkah laku yang bertanggung
mengenai proses reproduksi pada dirinya
Pengetahuan dasar yang harus
dimiliki agar seseorang,
khususnya remaja memiliki kesehatan reproduksi
adalah ;
1. mengenal sistem, proses dan fungsi organ
reproduksi
2. bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi
3. penyakit menular seksual/HIV
4. perlu mendewasakan usia perkawinan,
merencanakan dan mengatur kehamilan
5. memperkuat keyakinan dan kepercayaan pada ajaran agama serta terbuka dalam hal berkomunikasi dalam masalah
kesehatan reproduksi.
Andrologi Klinik
Andrologi Klinik adalah proses
pemeriksaan dalam labolatorium untuk
mengetahu seorang proa dalam keadaan
fertil atau steril yang dilakukan dengan
menyelidiki cairan semen. Semen
yang dikeluarkan pria pada waktu
ejakulasi terdiri atas spermatozoa dan plasma semen.
Plasma semen merupakan gabungan sekrit beberapa
kelenjar epididimis, vas diferentia. Vesica seminalis, kelenjar prostat,
kelenjar cowper dan kelenjar listteri.
Plasma ini penting artinya dalam menentukan
semen pria yang sufertil (kurang subur).
Spermatozoa manusia panjangnya
sekitar 50 mikron, terdiri atas kepala,
leher dan ekor (flagelum). Bentuk kepala lonjong dan mengandung inti, ujungnya mengandung
(corona penetraling Enzyme). Semua enzim tersebut berguna dalam penetrasi spermatozoa ke dalam sel telur. Bagian tengah/leher
terdapat mitokondria tempat
berlangsungnya aksodasi sel untuk membentuk energi sehingga sperma dapat bergerak aktif. Sedangkan ekor sebagai alat gerak sperma agar mencapai
ovum.
Analisis semen yang
normal biasanya mempunyai komposisi sebagai berikut:
1. volume semen sekali ejakulasi : 2-5 ml
2. konsentrasi sel spermatozoa : 20 Juta/ml
3. jumlah sel spermatozoa : 50-400
juta per ejakulasi
4. persentase sel spermatozoa motil : 50 %
5. persentase bentuk sel
spermatozoa yang : 60 %
Selain itu perlu juga
dilakukan pemeriksaan terhadap hal-hal lain untuk menentukan fertilasi seorang
pria sebagai berikut:
1. keadaan
penis harus dapat berereksi secara penuh
2. keadaan konsentrasi hormon testoren harus normal, sebab libido
seksualitas pria terhadap wanita ditentukan oleh hormon ini
3. tidak menderita penyakit kelamin
4. pada ejakulasi ereksi minimal 5 cm dari ujung penis.
Andropause pada pria
Male menopause atau
late-onset hypogonadism dialami 2% pria setengah baya. Pria yang mengalami
menopause biasanya mempunyai kadar testosteron rendah yang dikaitkan dengan
ereksi pagi yang buruk, gairah seks rendah dan disfungsi ereksi.
Hormon testosteron pria
menurun sekitar 1-15 % per tahun, dimulai pada usia 45 tahun. Meski menopause
pada pria bisa terjadi, menopause pada pria bisa dibilang langka. Kadar
testosteron rendah ini juga terkait dengan simptom lain seperti depresi, lelah,
dan tak bisa berhubungan intim. Selain itu juga terdapat simptom yang tidak
terkait dengan testosteron rendah. Simptom antara lain terdiri dari gangguan
pola tidur, konsentrasi buruk, merasa tidak berharga dan merasa sangat cemas.
Namun jangan salah
mengistilahkan male menopause, karena artinya bisa menyesatkan, menganggap
bahwa semua pria akan mengalaminya. Penurunan testosteron pada pria tua
benar-benar alamiah dan proses normal yang akan dialami pria ketika menua.
1. Penyebab menopause pada pria / andropause
adalah :
a. Faktor lingkungan. Bisa berupa pencemaran/
polusi lingkungan, pengaruh bahan kimia (termasuk bahan pengawet makanan,
limbah), kurang tersedianya air bersih, suasana lingkungan, kebisingan,
ketidaknyamanan tempat tinggal, diet, dan pola makan.
b. Faktor organik. Perubahan hormon, seperti
testosteron, DHEA (dehydroepiandrosteron), DHEA-S (Dehydroepiandrosteron
Sulfat), melatonin, GH (Growth Hormone), IGF-1 (Insulin-like Growth Factor-1),
prolaktin.
c. Faktor psikogenik. Misalnya: stres psikis
dan fisik, pensiun, tujuan hidup yang tak realistis, penolakan terhadap
kemunduran tubuh, kemampuan berpikir, disertai perasaan takut (takut: tua,
ditinggalkan istri, pendapatan berkurang, sakit, mati).
d. Terlalu banyak lemak meningkatkan kadar
estrogen yang menurunkan kadar testosteron, sebagai hasilnya hubungan seksual
Anda akan menderita kinerja rendah dan dorongan seks dan libido berkurang.
2. Gejala pria yang akan mengalami menopause
adalah:
a. Produksi testosteron melemah
Produksi testosteron
semakin melemah seiring dengan berbagai penyakit yang menemani masa andropause
pada pria. Penyakit seperti depresi, obesitas, atau kondisi lain mempengaruhi
produksi testosteron. Bedanya, saat menopause wanita kehilangan hormon estrogen
secara total, dan kesempatan mendapati anak mulai berkurang. Andropause pada
pria tidak lantas berarti produksi testosteron berhenti total. Meski
menunjukkan gejala endropause, saat usia semakin menua pria masih bisa memiliki
anak.
b. Tubuh panas dingin
Sama seperti gejala
pada wanita, pria juga mengalami panas-dingin. Tubuh panas dan berkeringat
secara esktrem, lalu mulai dingin. Gejala ini diikuti dengan pusing dan mual.
Gejala seperti ini hanya bertahan beberapa menit, dan terjadi dalam 2 hingga 4
jam.
c. Perubahan mood
Perubahan mood
merupakan hasil dari fluktuasi pada hormon saat menopause. Hormon mempengaruhi
level serotonin dalam otak, yang kemudian mempengaruhi mood. Mood akan positif
dengan jumlah serotonin yang tinggi, dan menjadi negatif jika levelnya sedikit.
Perubahan mood pada pria memang tidak terlalu intens seperti pada wanita. Meski
begitu, mood pada pria bisa terlihat berubah saat merespons kondisi tertentu.
Bahkan gejala seperti ini jika bertahan lama akan menjadi depresi.
d. Mudah lupa
Kemampuan konsentrasi
dan mengingat akan berkurang saat pria memasuki masa andropause, meskipun tidak
ada hubungan yang jelas antara tingkat hormon dengan penurunan memori.
Kombinasi gejala
panas-dingin, perubahan mood, penurunan libido dan berat badan, merupakan
gejala andropause yang mengarah kepada stres dan penurunan kemampuan
mentalitas. Cepat lupa, misalnya, namun ini juga terkait dengan usia. Namun
hanya karena lupa menyimpan kunci, misalnya, bukan berarti lantas dikatakan
andropause.
e. Gairah seks menurun
Gejala paling umum dari
andropause adalah penurunan libido. Hampir 80 persen pria mengalami gejala ini.
Perawatan medis bisa mengatasi disfungsi ereksi yang disebabkan andropause ini.
Penyakit pada organ
reproduksi pria
a. Hipogonadisme, merupakan penurunan fungsi
testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen
dan estrogen. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak
adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganannya dapat dilakukan dengan terapi
hormon.
b. Kriptorkidisme, merupakan kegagalan dari
satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam scrotum pada
waktu bayi. Penangannya dapat dilakukan dengan pemberian hormon human chorionic
gonadotropin untuk merangsang testoteron.
c. Uretritis, peradangan uretra dengan gejala
rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Penyebabnya adalah Chlamydia
trachomatis, Ureplasma urealyticum, atau
virus herpes.
d. Prostatitis, merupakan peradangan prostat.
Penyebabnya adalah bakteri Escherichia coliataupun bukan bakteri.
e. Epididimitis, merupakan infeksi yang sering
terjadi pada saluran reproduksi pria. Penyebabnya adalah E. coli dan Chlamydia.
f. Anorkidisme adalah penyakit dimana testis
hanya bejumlah satu atau tidak ada sama sekali.
g. Hyperthropic prostat adalah pembesaran
kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada usia-usia lebih dari 50 tahun.
Penyebabnya belum jelas diketahui.
h. Hernia inguinalis merupakan
protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding
rongga yang bersangkutan.
i. Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel
ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau
menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).
j. Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi
ataupun mempertahankan ereksi penis pada pada hubungan kelamin yang normal.
k. Infertilitas (kemandulan) Yaitu
ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan faktor di
pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan sebagai
ketidakmampuan mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:
Ø Gangguan spermatogenesis,
misalnya karena testis terkena sinar radio aktif, terkena racun, infeksi, atau
gangguan hormon
Ø Tersumbatnya saluran
sperma
Ø Jumlah sperma yang
disalurkan terlalu sedikit
l. Orkitis, merupakan peradangan pada testis
yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat
menyebabkan infertilitas. Kelainan ini dialami oleh laki-laki, yaitu suatu
keadaan penis yang tidak dapat melakukanereksi (tegang), sehingga sulit untuk
melakukan kopulasi (fertilisasi). Biasanya impotensi disebabkan oleh faktor
hormonal, yaitu terhambatnya fungsi hormon reproduksi, bisa juga disebabkan
oleh faktor psikologis atau emosional
seseorang.
m. Gonorhoe (kencing nanah) Penyakit gonorhoe
adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.
Penyakit kelamin ini bisa menular melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar
cairan berwarna putih, rasa nyeri pada saat buang air kecil, pada pria mulut
uretra bengkak dan agak merah.
n. Sifilis (Raja singa) Penyakit sifilis
disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini menular melalui
hubungan seksual. Gejala yang timbul adalah luka pada kemaluan, bintik atau
bercak merah di tubuh, kelainan saraf, jantung, pembuluh saraf, dan kulit.
o. Kanker Prostat Kanker prostat adalah kanker
yang menyerang kelenjar prostat pada pria. Kanker ini menyebabkan sel-sel dalam
kelenjar prostat tumbuh abnormal dan tidak terkendali. Kanker prostat biasanya
menyerang pria usia 60 tahun ke atas.
p. Herpes merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus herpes. Gejalanya tidak tampak secara langsung. Umumnya, ditandai
dengan timbulnya bintik-bintik merah, rasa sakit ketika urinasi, clan (buang
air kecil) gatal-gatal di sekitar alai kelamin. Lama-kelamaan, penyakit ini
dapat membuat kelelahan pada otot dan menyerang jaringan saraf pusat.
q. HIV/AIDS Tentu Anda sudah tidak asing lagi
dengan penyakit AIDS. Banyak orang menghubungkan penyakit AIDS dengan kondisi
tubuh yang menjadi kurus dan bercak-bercak merah, padahal hal tersebut belum
tentu benar, penyakit AIDS hanya dapat menyebar melalui kontak cairan tubuh
secara langsung, seperti transfusi darah dan hubungan seksual. AIDS akan
menyerang sistem kekebalan tubuhsehingga dalam waktu yang lama, penderita tidak
memiliki sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita dapat terbunuh oleh
infeksi penyakit ringan, seperti flu atau tifus.
Pencegahan untuk
mencegah penyakit pada reproduksi pria
Sistem reproduksi pria
juga perlu dijaga untuk mencegah infertilitas (ketidaksuburan). Beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan pada sistem reproduksi pria adalah
sebagai berikut:
1. melakukan pemeriksaan organ reproduksi
secara rutin agar kelainan dapat segera ditangani lebih awal.
2. melindungi testis selama beraktifitas,
misalnya dengan tidak menggunakan pakaian teralu ketat sehingga testis tidak
kepanasan.
3. mengurangi kebiasaan mandi dengan air
panas. Temperatur yang sejuk diperlukan untuk perkembangan sperma.
4. menjalankan pola hidup sehat, seperti
mengkonsumsi makanan bergizi, cukup olahraga, menghindari penyakit menular
seksual, dan menciptakan ketenangan psikis.
5. menghindari minuman berakohol dan rokok.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem reproduksi pria
terdiri dari organ reproduksi luar dan reproduksi dalam. Organ reproduksi luar
terdiri dari penis (zakar) dan skrotum. Organ reproduksi dalam terdiri dari
testis, vas eferentia, epididimis, vas diferentia, ductus ejaculatorius, dan
saluran uretra. Kelenjar pada reproduksi pria antara lain vesicula seminalis,
kelenjar prostat, kelenjar cowperi, dan kelenjar litteri. Hormon pada
reproduksi pria yakni testeron, LH, FSH, estrogen, hormon pertumbuhan, DHEA,
dan 17-estradiol. Gangguan penyakit yang dapat menyerang sistem reproduksi pria
antara lain Hipogonadisme, Kriptorkidisme, Uretritis, Prostatitis,
Epididimitis, Anorkidisme, Hyperthropic prostat, Hernia inguinalis, Kanker
testis, Impotensi, Infertilitas (kemandulan), Orkitis, Sifilis (Raja Singa),
Gonorhoe (kencing nanah) , Kanker Prostat , Herpes, HIV/AIDS
Saran
Pengetahuan mengenai
seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh semua orang. Dengan pengetahuan
yang dimiliki diharapkan orang tersebut akan dapat menjaga alat reproduksinya
untuk tidak digunakan secara bebas tanpa mengatahui dampaknya, Pengetahuan yang
diberikan harus mudah dipahami, tepat sasaran, dan tidak menyesatkan. Dengan
demikian orang tersebut akan dapat menghadapi rangsangan dari luar dengan cara
yang sehat, matang dan bertanggung jawab
DAFTAR
PUSTAKA
Harper, Rodwell, Mayes,
1977, Review of Physiological Chemistry www.organreproduksipria.com
http://www.organ+reproduksi.com http://organreproduksipadapria.com
Kadaryanto et al.
2006.20. Biologi 2. Yudhistira, Jakarta
Saktiyono. 2004. 86-93,
96, 98.Sains : Biologi SMP 3. Esis-Penerbit Erlangga, Jakarta.
Tim IPA SMP/MTs.
2007.14. Ilmu Pengetahuan Alam 3. 15-18. Galaxy Puspa Mega, Jakarta.
Tim Biologi SMU.1997.
320,339-344, 348,349, 354-359. Biolo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar