Jumat, 09 Oktober 2015

BIOLOGI REPRODUKSI SITEM REPRODUKSI PADA PRIA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak, atau melakukan reproduksi. Reproduksi melibatkan suatu sistem dalam tubuh, yaitu sistem reproduksi. Sistem reproduksi melibatkan organ reproduksi. Tujuan utama makhluk hidup melakukan reproduksi adalah untuk melestarikan jenisnya agar tidak punah. Apa yang akan terjadi dengan manusia misalnya, jika tidak bisa melakukan reproduksi? Tentu lama kelamaan manusia akan punah.
Kemampuan reproduksi tergantung pada hubungan antara hypothalamus, hipofisis bagian anterior, organ reproduksi, dan sel target hormon. Proses biologis dasar termasuk perilaku seksual dipengaruhi oleh faktor emosi dan sosiokultural masyarakat. Di sini, yang akan difokuskan adalah fungsi dasar seksual sistem reproduksi di bawah kontrol syaraf dan hormon.
Sistem reproduksi meliputi kelenjar (gonad) dan saluran reproduksi. Organ reproduksi primer atau gonad terdiri dari sepasang testes pada pria dan sepasang ovarium pada wanita. Gonad yang matang berfungsi menghasilkan gamet (gametogenesis) dan menghasilkan hormon seks, khususnya testosteron pada pria dan estrogen & progesteron pada wanita. Setelah gamet diproduksi oleh gonad, ia akan melalui saluran reproduksi (sistem duktus). Pada wanita juga terdapat payudara yang termasuk organ pelengkap reproduksi. Bagian eksternal sistem reproduksi sering juga disebut genitalia eksternal.
Seiring perkembangan teknologi dan zaman, reproduksi juga merupakan objek utama untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sebagai contoh, manusia mengembangkan teknologi reproduksi berupa bayi tabung untuk mengatasi masalah pasangan suami istri yang tidak memiliki anak dan juga inseminasi buatan pada hewan untuk memperoleh keturunan hewan yang diinginkan. Selain perkembangan teknologi, kita juga sering mendengar atau membaca informasi mengenai berbagai penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi. Berbagai penyakit sistem reproduksi ini tentunya harus kita cegah agar manusia tetap dapat memperoleh keturunan. Satu hal yang penting bagi generasi muda adalah menjaga kesehatan reproduksi agar tidak terkena penyakit pada sistem reproduksi.
1.2 Rumusan Masalah
a.       Bagaimanakah konsep dasar reproduksi laki-laki?
b.      Bagaimana sistem dan kelenjar pada reproduksi pria?
c.       Apa saja hormon yang mempengaruhi reproduksi pria?
d.      Apa saja gangguan penyakit yang bisa menyerang reproduksi pria?
e.       Bagaimana pencegahan penyakit yang menyerang sistem reproduksi pria?
1.3 Tujuan
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas segala tentang konsep dasar reproduksi, reproduksi pri, alat reproduksi, hormon reproduksi, penyakit reproduksi dan cara penyembuhannya.
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Reproduksi laki-laki
Reproduksi adalah suatu proses biologis suatu individu organisme baru diproduksi.[1] Reproduksi merupakan cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan oleh pendahulu setiap individu organisme untuk menghasilkan suatu generasi selanjutnya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis, yakni seksual dan aseksual.
Reproduksi seksual
Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu yang biasanya dilakukam jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi pada manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih sederhana seperti makhluk bersel satu melakukan reproduksi secara aseksual.
Reproduksi aseksual
Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan pada sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual.
Sistem reproduksi laki-laki atau sistem kelamin laki-laki terdiri dari sejumlah organ seks yang merupakan bagian dari proses reproduksi manusia. Pada laki-laki, organ-organ reproduksi ini terletak di luar tubuh manusia, sekitar panggul wilayah.
Organ reproduksi pada laki-laki adalah penis dan testis yang memproduksi air mani dan sperma, yang sebagai bagian dari hubungan seks pupuk sebuah ovum dalam wanita tubuh dan ovum dibuahi ( zigot ) secara bertahap berkembang menjadi janin, yang kemudian lahir sebagai anak.

2.2  Sistem dan Kelenjar Reproduksi Pria
PENGERTIAN ALAT REPRODUKSI WANITA DAN FUNGSINYA
Anatomi alat reproduksi wanita memang dibuat rumit dimana terdapat dua percabangan indung telur. Setiap bulan kedua indung telur ini bergantian menghasilkan sel telur. Di dalam organ reproduksi wanita juga terdapat bermacam-macam kelenjar yang mempunyai peran masing-masing dalam sistem reproduksi wanita. Dibawah ini kami sertakan gambar anatomi organ reproduksi pada wanita.

ALAT REPRODUKSI WANITA

Rahim

Rahim atau yang biasa disebut dengan uterus merupakan alat reproduksi wanita yang paling utama. Salah satu ujungnya adalah leher rahim (serviks) dan ujung yang lainnya adalah tabung falopian (tuba fallopi). Rahim berada di pelvis dan dorsal ke kandung kemih dan ventral ke rectum. Rahim ditahan oleh beberapa ligament. Pada kondisi tidak hamil, ukuran rahim hanyalah beberapa centimeter saja. Di dalam rahim banyak terdapat otot. Lapisan permanen jaringan otot yang terdalam disebut dengan endometrium.

Fungsi utama rahim adalah menerima pembuahan ovum yang tertanam ke dalamendometrium dan dapat makanan dari pembuluh darah. Ovum yang dibuahi menjadi embrio dan berkembang menjadi fetus. Setelah itu akan menjadi gestates hingga kelahiran. Jika terjadi kehamilan rahim akan didorong ke dalam perut sampai ke perluasannya.

Indung Telur (Ovarium)

Indung telur atau ovarium merupakan kelenjar kelamin yang dimiliki oleh wanita. Terdapat dua ovarium dalam sistem reproduksi wanita. Ovarium berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon steroid dan peptide seperti estrogen dan progesteron. Hormon estrogen dan progesteron ini berperan dalam persiapan dinding rahim untuk implantasi telur yang dibuahi. Hormon-hormon ini juga berperan memberikan sinyal pada kelenjar hipotalamus dan pituari dalam mengatur siklus menstruasi. Setelah sel telur diovulasikan maka akan masuk ke tuba fallopi dan bergerak menuju rahim. Jika ada sperma yang masuk maka sel telur akan melakukan implantasi pada dinding uterus dan berkembang menjadi proses kehamilan.

Tuba Fallopi

Tuba fallopi atau tabung falopi merupakan dua buah saluran halus yang menghubungkan ovarium dengan rahim. Panjang tuba falopi pada manusia adalah antara 7 hingga 14 cm. Saat sel telur berkembang dalam ovarium, ia akan diselubungi folikel ovarium. Apabila sel telur matang, maka folikel dan dinding ovarium akan runtuh dan membuat sel telur berpindah memasuki tuba fallopi dan dilanjutkan ke rahim dengan bantuan cilia.

Leher Rahim (Serviks)

Leher rahim atau serviks merupakan bagian dari alat reproduksi wanita yang terletak di bagian bawah rahim. Tugas serviks ini adalah membantu jalannya sperma dari vagina menuju rahim. Leher rahim mengeluarkan lendir tertentu dengan tugas yang berbeda-beda dan berada di daerah yang berbeda-beda pula.

Vagina

Vagina adalah saluran berbentuk tabung yang menghubungkan rahim ke bagian luar tubuh wanita. Vagina merupakan alat reproduksi yang berada di bagian paling luar seperti halnya penis pada pria. Vagina dapat menghasilkan berbagai macam sekresi, seperti keringat, skene pada vulva, cairan endometrial, oviductal, cervical mucus dam lain-lain. Sekresi pada dinding vagina itu sendiri adalah sesuatu yang dapat meningkatkan gairah seksual pada wanita.

Vagina merupakan organ reproduksi wanita yang begitu rentan terkena infeksi karena batas antara uretra dengan anus sangat dekat. Sehingga dapat menimbulkan kuman penyakit seperti jamur, bakteri maupun virus yang mudah masuk ke liang vagina. Infeksi dalam vagina juga dapat terjadi karena terganggunya keseimbangan ekosistem. Ekosistem vagina adalah sebuah lingkaran kehidupan yang dipengaruhi oleh dua unsur utama, yaitu estrogen dan bakteri Lactobacillus, bakteri yang baik. Dalam ekosistem normal di dalam vagina terdapat berbagai macam bakteri, sekitar 95 persen lactobacillus dan 5 persen adalah pathogen (bakteri yang jahat). Walaupun terdapat bakteri pathogen, namun tidak akan mengganggu selama kondisi ekosistem vagina masih seimbang. Keseimbangan akan terganggu apabila derajat keasaman menurun, pertahanan alamiah akan turun dan rentan terhadap infeksi.

Ekosistem vagina yang tidak seimbang bisa disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah kontrasepsi oral, diabetes mellitus, antibiotika, darah haid, cairan sperma, douching, dan gangguan hormon seperti pubertas, kehamilan atau menopause. Anda dapat mengatasi hal tersebut dengan selalu merawat kebersihan vagina anda.

Itulah beberapa hal penting yang perlu anda ketahui tentang alat reproduksi dalam sistem reproduksi wanita. Dengan mengetahui alat reproduksi wanita dan fungsi-fungsinya, anda akan lebih mudah dalam menangani organ yang paling berharga anda.

Alat-alat reprofroduksi wanita yaitu:

GENETALIA EKSTERNA

Mons Veneris

Berfungsi untuk melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk estetika

Labia Mayora

Berfungsi untuk menutupi orga-organ genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan seksual.

Labia Minora

Berfungsi untuk menutupi orga-organ genetalia di dalamnya serta merupakan daerah erotik yang mengandung pambuluh darah dan syaraf.

Klitoris

Merupakan daerah erotik utama pada wanita yang akan membesar dan mengeras apabila mendapatkan rangsangan seksual.

Vestibulum

Berfungsi untuk mengeluarkan cairan apabila ada rangsangan seksual yang berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama.

Hymen

Merupakan lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari introitus vagina, membentuk lubang sebesar ibu jari sehingga darah haid maupun sekret dan cairan dari genetalia interrnal dapat mengalir keluar

GENETALIA INTERNA

Vagina

Berfungsi sebagai : Saluran keluar untuk mengeluarkan darah waktu haid dan sekret dari dalam uterus Alat untuk bersenggama Jalan lahir bayi waktu melahirkan

Uterus Berfungsi sebagai: Tempat bersarangnya atau tumbuhnya janin di dalam rahim pada saat hamil. Memberi makanan pada janin melalui plasenta yang melekat pada dinding rahim.

Tuba Fallopi

Berfungsi sebagai saluran yang membawa ovum yang dilepaskan ovarium ke dalam uterus.

Ovarium

Berfungsi memproduksi ovum

Ligamentum


Berfungsi untuk mengikat atau menahan organ-organ reproduksi wanita agar terfiksasi dengan baik pada tempatnya, tidak bergerak dan berhubungan dengan organ sekitarnya.



PENGERTIAN ALAT REPRODUKSI PRIA DAN FUNGSINYA


Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris.

Testis


Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.

Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.

Saluran Pengeluaran

Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.

Epididimis

Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.

Vas deferens

Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).

Saluran ejakulasi


Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra. Uretra Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.

Kelenjar Asesoris

Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.

Vesikula seminalis

Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.

Kelenjar prostat

Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.

Kelenjar Cowper

Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).

Yang Kedua adalah Organ Reproduksi Luar


Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.

Penis

Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).

Skrotum

Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.

Spermatogenesis

Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.

Hormon pada Pria


Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.

Testoteron

Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.

LH (Luteinizing Hormone)

LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron

FSH (Follicle Stimulating Hormone)

FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.

Estrogen

Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.

Hormon Pertumbuhan

Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

FUNGSI ALAT REPRODUKSI PRIA

Genetalia Eksterna

Penis

Berfungsi untuk menyalurkan dan menyemprotkan sperma saat ejakulasi

Skrotum

Berfungsi untuk melindungi testis dari taruma atau suhu

Genetalia Interna

Testis

Berfungsi sebagai : Memproduksi sperma Tempat memproduksi testosteron yang memegang peranan penting untuk sifat kelamin sekunder dan kejantanan

Epididimis

Berfungsi sebagai: menghubungkan testis dengan saluran vas deferens memproduksi cairan yang banyak mengandung enzym dan gizi yang fungsinya mematangkan / menyempurnakan bentuk sperma

Vans deferens

Berfungsi untuk menyalurkan sperma dari epididimis ke vesika seminalis Tempat menyimpan sebagian dari sperma sebelum dikeluarkan .

Vesika seminalis


Berfungsi sebagai: Tempat untuk mengeluarkan cairan yang sifatnya alkalis atau sedikit basa yang mengandung fruktosa dan zat gizi yang merupakan sumber energi bagi spermatozoa dan agar sperma lebih segar, kuat dan mudah bergerak dalam mencapai ovum, Sebagai tempat penyimpanan spermatozoa sebelum dikeluarkan melalui kegiatan seksual.

Kelenjar prostat


Berfungsi sebagai: Mengeluarkan cairan yang bersifat alkalis yang encer berwarna seperti susu mengandung asam sitrat, kalsium dan beberapa zat lain

Kelenjar bulbo uretralis

berfungsi mengsekre3si cairan yang membantu agar sperma lebih tahan hidup dan lebih memungkinkan untuk bergerak dan memudahkan pembuahan.
Organ reproduksi luar
1.    Penis (zakar)
Penis terdiri dari:
·      akar (menempel pada didnding perut)
·      badan (merupakan bagian tengah dari penis)
·      glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis. Dasar gland penis disebut korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
·      2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan.
·      rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).
Penis pria berbentuk batang dan merupakan organ untuk senggama bagi pria yang berfungsi untuk menyalurkan cairan mani (semen) yang  mengandung  sel-sel spermatozoa ke dalam  vagina wanita. Penis  terdiri atas jaringan  otot. Jaringan otot, jaringan spons yang lembut, pembuluh darah dan jaringan saraf. Penis  digantung  dibagian tengahnya oleh ligamen suspensorium penis ke arah  simpis pubis  dan pangkalnya  disebut  bulbopenis melekat  otot-otot  serta ligamen yang menghubungkannya  dengan otot pantat  di dekat  anus. Penis  yang berada  diluar tubuh, pada  bagian luarnya  melekat  kulit  yang elastis, hanya  bagian ujung  penis  (gland penis ). Kulit ini  tidak melekat  dan ujungnya  berlubang. Sehingga bisa dilipat  ke belakang. Selubung  ini di sebut  Preputium. Rangsang seksual  akan menimbulkan  impuls saraf  parasimfatis yang efeknya  akan melebarkan ( dilatasi) arteri  penis  dan  pada saat  yang sama  akan  mengecilkan  (kontriksi) vena  penis. Akibatnya akan terjadi  pengisian  jaringan  erektil  yang berada  di antara  ke dua pembuluh  darah tersebut  dengan aliran  darah  bertekanan  tinggi  sampai  penuh  dan hal  ini  menyebabkan  penis  menjadi ereksi.
2.        Skrotum (kantung buah pelir )
Merupakan  dua buah kantung tempat  testis disimpan  yang berada  di bawah  batang penis. Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).
Organ reproduksi dalam
1.             Testis
Lokasi testes berada pada skrotum yang memiliki lingkungan suhu lebih rendah beberapa derajat daripada suhu tubuh. Pada kasus cryptorchidism (testes yang masih ada di rongga peritoneum, tidak turun ke skrotum), lingkungan testes menjadi lebih panas yang mengakibatkan tidak dapat menghasilkan sperma yang viabilitasnya baik, karena sperma sangat sensitif terhadap suhu. Sel Leydig di testes memproduksi hormon testosteron dengan distimulasi oleh hormon LH.
Testis berjumlah 2 buah  yang berfungsi  sebagai penghasil  spematozoa  dan hormon testoteron. Untuk memproduksi  sperma diperlukan  suhu  yang sedikit  lebih rendah  dari suhu  tubuh. Karena menjelang  kelahiran  testis  turun  dari rongga  tubuh (abdomen) menuju  scrotum  melalui  canalis inguinalis. Scorotum dapat menjaga testes. Jika suhu dingin scrotum  akan mengkerut  sehingga  testis  akan lebih  hangat, dan jika  suhu  terlalu panas  scrotum  akan mengembang. Suhu  rata-rata  testes  di dalam  scrotum  2,2 derajat celcius. Di dalam testes  terdapat  saluran  halus  yang disebut  saluran  penghasil  sperma  (tubulus seminiferus)  tempat  terjadinya proses spermatogenesis. Dinding  sebelah dalam saluran  tersebut  terdiri dari jaringan epitelium dari jaringan ikat. Di jaringan epitelium terdapat;
·           Sel induk  sperma  (spermatogonium), yaitu calon sperma
·           Sel Sartoli  yang berfungsi  memberi makan pada sperma
·           Sel Leydig yang berfungsi  menghasilkan  hormon  testoteron
2.             Vas eferentia
Saluran  ini berjumlah  10-15 buah yang akan membawa spermatozoa dari testes menuju epididimis
3.             Epididimis
Berjumlah 2 buah, di dalam  scrotum kiri dan kanan. Saluran ini berfungsi  untuk  proses  pematangan spermatozoa, sehingga  dapat bergerak  dengan  flagelnya (bersifat motil), serta  memberikan  nutrisi  pada spematozoa  dalam perjalannya  menuju  vas diferentia. Saluran  epididimis   bentuknya  berkelok-kelok  rapat sekali  yang  panjangnya  20 kaki ( ± 6 meter).
4.             Vas diferentia
Berjumlah 2 buah di sebelah kiri dan kanan. Panjangnya ± 45 cm, seperempatnya berada dalam scrotum. Vas diferentia ke  luar dari  scrotum bersama-sama pembuluh  darah, pembuluh limfe  dan serabur saraf  membentruk satu  berkas  yang disebut  funiculus spermaticus (talimani), dan melalui canalis inguinalis masuk  ke rongga  tubuh (abdomen). Spermatozoa yang telah matang  mampu bergerak  2-4 mm per menit, dan sepanjang  vas eferentia  ditempuhnya dalam waktu 21 hari barulah  sampai di ampula  yang  telah matang  mampu  bergerak  2-4  mm per menit, dan  sepanjang vas eferentia  ditempuhnya  dalam waktu  21 hari barulah  sampai di amula  di dalam  ampula  yang merupakan pelebaran  dari vas  eferentia,  spermatozoa  beristirahat  serta memulihkan  tenaganya  dengan nutrisi fruktosa daan zat gisi lain yang terkandung  dalam sekrit  kelenjar vesica seminalis yang ductusnya bermuara dalam ampula.
5.             Ductus  Ejukulatus
Berjumlah 2 buah. Berfungsi untuk menyalurkan sperma  saat ejakulasi ke dalam saluran  uretra. Ke dua saluran  ini ujung  bersatu dan bermuara di uretra  tepat dibawah  kelenjar prostat.
6.             Saluran Uretra
Berjumlah 1 buah. Berfungsi untuk menyalurkan semen  dan saluran  urine. Saluran ini terletak dalam batang penis di bagain bawah  di kelilingi  oleh korpus spogiosum.

Kelenjar kelamin pria
1.             Vesicula Seminalis
Merupakan sepasang kelenjar yang terletak diantara kantong kemik dengan rectum. Masing-masing  kelenjar ini panjangnya 5 cm.  Komposisi sekrit kelenjar  ini terdiri dari fruktosa dan zat gizi lain khususnya vitamin C, Prostagladin, flavinx, fosforilkolin dan ergotionein. Prostagladin memiliki fungsi membantu mengencerkan  lendir  pekat  yang menutupi  lubang  di leher  rahim,  agar mudah  diterobos  oleh gerakan  spermatozoa, menyebabkan kontraksi  otot secara  ritmis dan  serentak  dalam vagina, uterus, serta tuba fallopi ke arah  dalam (menimbulkan  daya sedot). Keadaan  ini terjadi pada waktu  wanita mengalami  orgamus, yang mampu meningkatkan  pergerakan  spermatozoa beberapa kali  lipat.  Fibrinogen berfungsi  untuk mengumpulkan  cairan semen sehingga dapat disemprotkan  lebih jauh  pada waktu  ejakulasi. Sekrit  kelenjar  ini menyumbangkan  ± 60 % dari keseluruhan cairan semen. Sedangkan  sisanya 5 % sekrit kelenjar Litteri dan kelenjar Cowper, dan 5 % lagi disumbangkan oleh sekrit testes (berupa spermatozoa) serta sekrit epididimis.
2.             Kelenjar  Prostat
Berjumlah sebuah  yang ukurannya  4x2x3 cm terletak  dibawah  vesica urinaria (kantung kemih). Sekret  kelenjar  ini menyumbang 30 %  dari seluruh  cairan  semen. Komposisi  sekret  kelenjar  prostat  terdiri dari NaHCO3, asam fosfat, asam sitrat, kolesterol, Ca, Zn, Mg, Spermin, Inositol, Fosfolipid dan enzim. Enzim  seminim dan fibrinolisin ejakulasi di dalam  vagina wanita sehingga  spermatozoa  bebas  bergerak. Warna sekret kelenjar prostat keputihan seperti air susu, dan baunya seperti  air jeruk (asam sitrat).
3.             Kelenjar Cowperi (kelenjar Bulfouretra)
Bermuara 2 buah, terletak di kiri dan kanan  bulbo penis  serta  bermuara  di uretra. Kelenjar  ini berfungsi  menghasilkan secret seromucous (lendir agak kental) yang alkalis (NaHCO3) untuk menetralkan  asam  yang ada  dalam  saluran  uretra pria atau vagina wanita.
4.             Kelenjar litteri
Terletak pada  dinding saluran uretra, berukuran  kecil-kecil  dan menghasilkan  cairan  serous  (lendir cair) yang berfungsi  untuk melumasi gland penis  pada saat  ereksi  yang disebabkan  oleh rangsangan  yang kuat.
Sperma dihasilkan oleh tubulus seminiferus yang memiliki panjang 250 cm dalam testes. Sel-sel yang berada di tubulus seminiferus berupa sel germinal dengan bermacam-macam tahap perkembangan dan sel Sertoli yang memberikan dukungan penting pada spermatogenesis. Spermatogenesis adalah proses kompleks sel germinal prmordial spermatogonia (46 kromosom) berproliferasi dan dikonversi menjadi spermatozoa motil (23 kromosom). Prosesnya memerlukan waktu 64 hari dengan 3 tahap: mitosis, meiosis, dan spermiogenesis. Spermatozoa memiliki 4 bagian, yaitu kepala, akrosom, midpiece, dan ekor. Kepala terdiri dari nukleus yang terdapat informasi genetik. Akrosom adalah vesikel pada kepala yang terdapat enzim yang digunakan untuk penetrasi sperma. Akrosom dibentuk dengan agregasi vesikel dihasilkan oleh retikulum endoplasmik/ kompleks golgi. Mobilitas spermatozoa dapat terjadi karena adanya ekor yang panjang yang tumbuh dari sentriol. Pergerakan ekor terjadi hasil dari pergerakan mikrotubul yang menggunakan energi (ATP) dari mitokondria yang berada pada bagian midpiece sperma.
Proses spermatogenesis ini dapat terjadi karena dukungan dari sel Sertoli. Fungsi penting sel Sertoli selama proses spermatogenesis antara lain:
1.        sel Sertoli membentuk tight junction sebagai barrier spermatozoa dengan darah sehingga dapat mencegah pembentukan antibodi yang dapat menyerang sel spermatozoa (dianggap sebagai zat asing karena haploid, sel tubuh bersifat diploid).
2.        memberikan makanan.
3.        sel Sertoli berfungsi untuk memfagosit sitoplasma dari spermatid yang berubah menjadi spermatozoa dan menghancurkan sel germinal yang rusak.
4.        sel Sertoli membentuk lumen cairan tubulus seminiferus sehingga sperma dapat dilepaskan dari tubulus ke epididimis untuk disimpan dan diproses lebih lanjut.
5.        sel Sertoli mensekresi androgen-binding protein (ABP). ABP berfungsi untuk mempertahankan testosteron tetap berada dalam tubulus seminiferus, karena testosteron berupa lipid yang mudah keluar dari membran plasma dan meninggalkan lumen.
6.        menghasilkan hormon inhibin sebagai umpan balik negatif yang mengontrol sekresi FSH.
Meskipun testosteron merupakan hormon pada pria dan estrogen merupakan hormon pada wanita, namun ditemukan sejumlah kecil estrogen yang dihasilkan oleh korteks adrenal. Sejumlah kecil testosteron dikonversi menjadi estrogen di testes oleh enzim aromatase, yang terdistribusi dalam saluran reproduksi. Estrogen juga berada pada jaringan adiposa. Reseptor estrogen diidentifikasi berada di testes, prostat, tulang, dan bagian lain pada pria. Penelitian terbaru membuktikan bahwa estrogen berperan penting dalam spermatogenesis, berkontribusi pada seksualitas normal, dan homeostasis tulang. Mekanisme kerja estrogen belum banyak terungkap. Demikian juga pada wanita, terdapat hormon DHEA (androgen lemah) yang dihasilkan oleh korteks adrenal. Selain itu, sejumlah kecil testosteron dihasilkan pada ovarium wanita.
Prostaglandin pertama kali diidentifikasi berada di semen. Produksi dan aktifitasnya tidak hanya terdapat di sistem reproduksi. Protaglandin berbentuk derivat 20 karbon asam lemak. Mereka dihasilkan pada semua jaringan dari asam arakhidonat, suatu asam lemak bagian phospholipid dalam membran plasma. Derivat asam arakhidonat yang lain yang termasuk kategori prostaglandin antara lain: prostacyclins, thromboxanes, dan leukotriens. Prostaglandin didesain membentuk 3 kelompok: PGA, PGE, dan PGF dengan struktur yang bervariasi pada cincin 5 karbon pada bagian akhir. Pada sistem reproduksi, prostaglandin berfungsi untuk meningkatkan trasnsport sperma dengan aktifitasnya pada otot polos saluran reproduksi pria dan wanita, berperan pada menstruasi, ovulasi, berkontribusi pada persiapan bagian plasenta ibu, dan berkontribusi pada saat melahirkan (partus).
2.3 Hormon pada Sistem Reproduksi Pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
1.             Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
Testosteron adalah zat androgen utama yang disintesis dalam testis, ovarium, dan anak ginjal. Testosteron (C19H28O2) adalah molekul yang dibentuk dari atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya adalah testis pada jantan dan indung telur pada wanita. Sel-sel Leydig dari testis distimulasi oleh LH untuk menghasilkan testosteron sbanyak 2,5-11 mg sehari. Produksi testosteron mencapai puncaknya sekitar usia 25 tahun, lalu menurun drastic pada usia 40 tahun . DHEA (dehidro-epi-androsteron) dan androstendion merupakan prekursor testosteron yang dibentuk oleh anak ginjal.
Testosteron dihasilkan oleh hormon LH yang dilepaskan kelenjar pituitari. Tetapi, hormon LH dikendalikan oleh testosteron sebagaimana testosteron dikendalikan oleh LH. Saat jumlahnya di dalam darah meningkat, molekul testosteron melakukan tekanan pada kelenjar pituitari yang menyebabkan kelenjar itu menghentikan produksi LH. Hanya ketika jumlah testosteron menurun produksi LH dimulai lagi. LH yang dihasilkan mengaktifkan zakar dan memerintahkan produksi tambahan agar menaikkan jumlah testosteron.
Testosteron memiliki sejumlah khasiat fisiologi yang penting sebagai berikut :
1. efek virilisasi. Testosteron bertanggung jawab atas ciri kelamin pria primer dan sekunder serta memegang peranan penting dalam spermatogenesis. Hormon ini juga berperan dalam mempenagruhi hasrat seks (libido) dan daya ereksi (potensi).
2.   efek anabol. Testosteron membnatu meningkatkan pembentukan protein dan pertumbuhan sel-sel otot.
3.    efek tulang. Pada anak laki-laki, selama pubertas produksi terstosteron meningkat dengan kuat yang mengakibatkan mereka tumbuh lebih panjang dalam beberapa waktu.
Fungsi hormon testosteron antara lain:
·           sebelum lahir:
maskulinisasi saluran reproduksi dan genitalia eksterna
meningkatkan turunnya testes ke skrotum
·           pada jaringan seks spesifik:
meningkatkan pertumbuhan dan maturasi sistem reproduksi pada saat puber
penting untuk spermatogenesis
mempertahankan saluran reproduksi remaja seluruhnya
·           bagian reproduksi lain:
mengontrol perkembangan seks pada pubertas
mengontrol sekresi hormon gonadotropin.
·           dampak pada karakteristik seksual sekunder:
menginduksi pola pertumbuhan rambut pria (seperti: jenggot)
menyebabkan suara menjadi lebih dalam karena mengecilnya tali vokal
meningkatkan pertumbuhan otot yang bertanggung jawab pada konfigurasi tubuh pria
·           pada organ non reproduksi:
menghasilkan efek anabolik protein
meningkatkan pertumbuhan tulang pada pubertas dan kemudian menutup lempeng epifisis
menginduksi perilaku agresif.
2.             LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
3.             FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
4.             Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
5.             Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
6.             DHEA
Disekresi dari retikularis kelenjar adrenal. Sinyal pensekresi berupa ACTH. Dehidroepiandrosteron mempunyai bebrapa fungsi yaitu dalam berbagai efek protektif, merupakan androgen lemah, dapat dikonversi menjadi estreogen, menghambat enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6-PDH), dan juga mengatur koenzim NAD+.
7.             17-estradiol
Disekresi dari folikel ovarium, korpus luteum (sel sertoli). Sinyal pensekresi berupa FSH. Estradiol berfungsi pada wanita untuk mengatur sekresi gonadotropin pada siklus ovarian dan pada laki-laki untuk umpan balik negatif pada sintesis testesteron oleh sel Leydig.
Penentuan Jenis Kelamin Anak Hasil Fertilisasi
Pembentukan jenis kelamin anak hasil fertilisasi tergantung ada atau tidak adanya determinan maskulin selama periode kritis perkembangan embrio. Perbedaan terbentuknya anak dengan jenis kelamin pria atau wanita dapat terjadi setelah melalui 3 tahap, yaitu tahap genetik, gonad, dan fenotip (anatomi) seks. Tahap genetik tergantung kombinasi genetik pada tahap konsepsi. Jika sperma yang membawa kromosom Y bertemu dengan oosit, terbentuklah anak laki-laki, sedangkan jika sperma yang membawa kromosom X yang bertemu dengan oosit, maka yang terbentuk anak perempuan. Selanjutnya tahap gonad, yaitu perkembangan testes atau ovarium. Selama bulan pertama gestasi, semua embrio berpotensi untuk menjadi pria atau wanita, karena perkembangan jaringan reproduksi keduanya identik dan tidak berbeda. Penampakan khusus gonad terlihat selama usia 7 minggu di dalam uterus, ketika jaringan gonad pria membentuk testes di bawah pengaruh sex-determining region kromosom Y (SRY), sebuah gen yang bertanggung jawab pada seks determination. SRY menstimulasi produksi antigen H-Y oleh sel kelenjar primitif. Antigen H-Y adalah protein membran plasma spesifik yang ditemukan hanya pada pria yang secara langsung membentuk testes dari gonad. Pada wanita tidak terdapat SRY, sehingga tidak ada antigen H-Y, sehingga jaringan gonad baru mulai berkembang setelah 9 minggu kehamilan membentuk ovarium.
Tahap fenotip tergantung pada tahap genetik dan gonad. Diferensiasi membentuk sistem reproduksi pria diinduksi oleh androgen, hormon maskulin yang disekresi oleh testes. Usia 10-12 minggu kehamilan, jenis kelamin secara mudah dapa dibedakan secara anatomi pada genitalia eksternal.
Meskipun perkembangan genitalia eksterna pria dan wanita tidak berbeda pada jaringan embrio, tetapi tidak pada saluran reproduksi. Dua sistem duktus primitif, yaitu duktus Wolffian dan Mullerian menentukan terbentuknya pria atau wanita. Pada pria duktus Wolffian berkembang dan duktus Mullerian berdegenerasi, sedangkan pada wanita duktus Mullerian yang berkembang dan duktus Wolffian berdegenerasi. Perkembangannya tergantung ada atau tidak adanya dua hormon yang diproduksi oleh testes fetus yaitu testosteron dan Mullerian-inhibiting factor. Testosteron mengiduksi duktus Wolffian menjadi saluran reproduksi pria (epididimis, duktus deference, duktus ejakulatorius, dan vesika seminalis). Testosteron diubah menjadi dihydrotestosteron (DHT) yang bertanggung jawab membentuk penis dan skrotum. Pada wanita, duktus Mullerian berkembang menjadi saluran reproduksi wanita (oviduct, uterus, dan vagina), dan genitalia eksterna membentuk klitoris dan labia.
Kadang-kadang terjadi ketidakcocokan antara genetik seks dengan penampakan seks setelah pubertas yang menghasilkan dampak psikologis traumatik gender krisis identitas. Contoh: Maskulinisasi genetik wanita dengan ovarium, tetapi memiliki genitalia eksterna pria, yang pada masa pubernya terjadi pembesaran payudara. Dengan demikian penting sekali diagnosis jenis kelamin pada bayi baru lahir.
2.4 Kesehatan Reproduksi Pria
Kesehatan reproduksi  secara umum didefinisikan sebagai kondisi sehat dari sistem. Dengan pengetahuan  yang cukup tentang kesehatan reproduksi, diharapkan remaja  dapat memiliki sikap dan tingkah laku  yang bertanggung mengenai  proses  reproduksi pada dirinya
Pengetahuan dasar  yang harus  dimiliki  agar seseorang, khususnya remaja  memiliki kesehatan  reproduksi  adalah ;
1.  mengenal sistem, proses dan fungsi organ reproduksi
2.  bahaya narkoba dan miras  pada kesehatan reproduksi
3.  penyakit menular  seksual/HIV
4.  perlu mendewasakan usia perkawinan, merencanakan  dan mengatur  kehamilan
5.  memperkuat keyakinan dan kepercayaan  pada ajaran agama serta terbuka  dalam hal berkomunikasi dalam masalah kesehatan  reproduksi.
Andrologi  Klinik
            Andrologi Klinik adalah proses pemeriksaan  dalam labolatorium untuk mengetahu seorang  proa dalam keadaan fertil atau steril yang dilakukan dengan  menyelidiki cairan semen. Semen  yang dikeluarkan  pria pada waktu ejakulasi  terdiri  atas spermatozoa  dan plasma semen.
            Plasma semen  merupakan gabungan sekrit  beberapa  kelenjar epididimis, vas diferentia. Vesica seminalis, kelenjar prostat, kelenjar cowper dan kelenjar  listteri. Plasma  ini penting artinya dalam menentukan semen  pria yang  sufertil (kurang subur).
            Spermatozoa manusia panjangnya sekitar 50 mikron, terdiri  atas kepala, leher dan ekor (flagelum). Bentuk kepala lonjong  dan mengandung inti, ujungnya  mengandung  (corona penetraling Enzyme). Semua enzim tersebut berguna  dalam penetrasi spermatozoa  ke dalam sel telur. Bagian tengah/leher terdapat  mitokondria tempat berlangsungnya aksodasi sel untuk membentuk energi sehingga sperma  dapat bergerak  aktif. Sedangkan  ekor sebagai alat gerak sperma agar mencapai ovum.
Analisis semen yang normal  biasanya  mempunyai komposisi  sebagai berikut:
1.      volume semen  sekali ejakulasi                        : 2-5 ml
2.      konsentrasi  sel spermatozoa                           : 20 Juta/ml
3.      jumlah sel spermatozoa                                   : 50-400 juta per ejakulasi
4.      persentase sel spermatozoa motil                    : 50 %
5.      persentase bentuk  sel  spermatozoa yang       : 60 %

Selain itu perlu juga dilakukan pemeriksaan terhadap hal-hal lain untuk menentukan fertilasi seorang pria  sebagai berikut:
1.      keadaan  penis  harus dapat  berereksi secara penuh
2.     keadaan konsentrasi hormon  testoren harus normal, sebab libido seksualitas  pria terhadap  wanita ditentukan oleh hormon  ini
3.      tidak menderita penyakit kelamin
4.      pada ejakulasi  ereksi minimal 5 cm dari ujung penis.
Andropause pada pria
Male menopause atau late-onset hypogonadism dialami 2% pria setengah baya. Pria yang mengalami menopause biasanya mempunyai kadar testosteron rendah yang dikaitkan dengan ereksi pagi yang buruk, gairah seks rendah dan disfungsi ereksi.
Hormon testosteron pria menurun sekitar 1-15 % per tahun, dimulai pada usia 45 tahun. Meski menopause pada pria bisa terjadi, menopause pada pria bisa dibilang langka. Kadar testosteron rendah ini juga terkait dengan simptom lain seperti depresi, lelah, dan tak bisa berhubungan intim. Selain itu juga terdapat simptom yang tidak terkait dengan testosteron rendah. Simptom antara lain terdiri dari gangguan pola tidur, konsentrasi buruk, merasa tidak berharga dan merasa sangat cemas.
Namun jangan salah mengistilahkan male menopause, karena artinya bisa menyesatkan, menganggap bahwa semua pria akan mengalaminya. Penurunan testosteron pada pria tua benar-benar alamiah dan proses normal yang akan dialami pria ketika menua.
1.     Penyebab menopause pada pria / andropause adalah :
a.    Faktor lingkungan. Bisa berupa pencemaran/ polusi lingkungan, pengaruh bahan kimia (termasuk bahan pengawet makanan, limbah), kurang tersedianya air bersih, suasana lingkungan, kebisingan, ketidaknyamanan tempat tinggal, diet, dan pola makan.
b.    Faktor organik. Perubahan hormon, seperti testosteron, DHEA (dehydroepiandrosteron), DHEA-S (Dehydroepiandrosteron Sulfat), melatonin, GH (Growth Hormone), IGF-1 (Insulin-like Growth Factor-1), prolaktin.
c.    Faktor psikogenik. Misalnya: stres psikis dan fisik, pensiun, tujuan hidup yang tak realistis, penolakan terhadap kemunduran tubuh, kemampuan berpikir, disertai perasaan takut (takut: tua, ditinggalkan istri, pendapatan berkurang, sakit, mati).
d.    Terlalu banyak lemak meningkatkan kadar estrogen yang menurunkan kadar testosteron, sebagai hasilnya hubungan seksual Anda akan menderita kinerja rendah dan dorongan seks dan libido berkurang.
2.    Gejala pria yang akan mengalami menopause adalah:
a.    Produksi testosteron melemah
Produksi testosteron semakin melemah seiring dengan berbagai penyakit yang menemani masa andropause pada pria. Penyakit seperti depresi, obesitas, atau kondisi lain mempengaruhi produksi testosteron. Bedanya, saat menopause wanita kehilangan hormon estrogen secara total, dan kesempatan mendapati anak mulai berkurang. Andropause pada pria tidak lantas berarti produksi testosteron berhenti total. Meski menunjukkan gejala endropause, saat usia semakin menua pria masih bisa memiliki anak.
b.    Tubuh panas dingin
Sama seperti gejala pada wanita, pria juga mengalami panas-dingin. Tubuh panas dan berkeringat secara esktrem, lalu mulai dingin. Gejala ini diikuti dengan pusing dan mual. Gejala seperti ini hanya bertahan beberapa menit, dan terjadi dalam 2 hingga 4 jam.
c.    Perubahan mood
Perubahan mood merupakan hasil dari fluktuasi pada hormon saat menopause. Hormon mempengaruhi level serotonin dalam otak, yang kemudian mempengaruhi mood. Mood akan positif dengan jumlah serotonin yang tinggi, dan menjadi negatif jika levelnya sedikit. Perubahan mood pada pria memang tidak terlalu intens seperti pada wanita. Meski begitu, mood pada pria bisa terlihat berubah saat merespons kondisi tertentu. Bahkan gejala seperti ini jika bertahan lama akan menjadi depresi.
d.    Mudah lupa
Kemampuan konsentrasi dan mengingat akan berkurang saat pria memasuki masa andropause, meskipun tidak ada hubungan yang jelas antara tingkat hormon dengan penurunan memori.
Kombinasi gejala panas-dingin, perubahan mood, penurunan libido dan berat badan, merupakan gejala andropause yang mengarah kepada stres dan penurunan kemampuan mentalitas. Cepat lupa, misalnya, namun ini juga terkait dengan usia. Namun hanya karena lupa menyimpan kunci, misalnya, bukan berarti lantas dikatakan andropause.
e.    Gairah seks menurun
Gejala paling umum dari andropause adalah penurunan libido. Hampir 80 persen pria mengalami gejala ini. Perawatan medis bisa mengatasi disfungsi ereksi yang disebabkan andropause ini.
Penyakit pada organ reproduksi pria
a.    Hipogonadisme, merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan estrogen. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganannya dapat dilakukan dengan terapi hormon.
b.    Kriptorkidisme, merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam scrotum pada waktu bayi. Penangannya dapat dilakukan dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang testoteron.
c.    Uretritis, peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis,  Ureplasma urealyticum, atau virus herpes.
d.   Prostatitis, merupakan peradangan prostat. Penyebabnya adalah bakteri Escherichia coliataupun bukan bakteri.
e.    Epididimitis, merupakan infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Penyebabnya adalah E. coli dan Chlamydia.
f.     Anorkidisme adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama sekali.
g.    Hyperthropic prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada usia-usia lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.
h.    Hernia inguinalis merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan.
i.      Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).
j.      Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis pada pada hubungan kelamin yang normal.
k.    Infertilitas (kemandulan) Yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan faktor di pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:
Ø Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif, terkena racun, infeksi, atau gangguan hormon
Ø Tersumbatnya saluran sperma
Ø Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit
l.      Orkitis, merupakan peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas. Kelainan ini dialami oleh laki-laki, yaitu suatu keadaan penis yang tidak dapat melakukanereksi (tegang), sehingga sulit untuk melakukan kopulasi (fertilisasi). Biasanya impotensi disebabkan oleh faktor hormonal, yaitu terhambatnya fungsi hormon reproduksi, bisa juga disebabkan oleh faktor  psikologis atau emosional seseorang.
m.  Gonorhoe (kencing nanah) Penyakit gonorhoe adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit kelamin ini bisa menular melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar cairan berwarna putih, rasa nyeri pada saat buang air kecil, pada pria mulut uretra bengkak dan agak merah.
n.    Sifilis (Raja singa) Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini menular melalui hubungan seksual. Gejala yang timbul adalah luka pada kemaluan, bintik atau bercak merah di tubuh, kelainan saraf, jantung, pembuluh saraf, dan kulit.
o.    Kanker Prostat Kanker prostat adalah kanker yang menyerang kelenjar prostat pada pria. Kanker ini menyebabkan sel-sel dalam kelenjar prostat tumbuh abnormal dan tidak terkendali. Kanker prostat biasanya menyerang pria usia 60 tahun ke atas.
p.    Herpes merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus herpes. Gejalanya tidak tampak secara langsung. Umumnya, ditandai dengan timbulnya bintik-bintik merah, rasa sakit ketika urinasi, clan (buang air kecil) gatal-gatal di sekitar alai kelamin. Lama-kelamaan, penyakit ini dapat membuat kelelahan pada otot dan menyerang jaringan saraf pusat.
q.    HIV/AIDS Tentu Anda sudah tidak asing lagi dengan penyakit AIDS. Banyak orang menghubungkan penyakit AIDS dengan kondisi tubuh yang menjadi kurus dan bercak-bercak merah, padahal hal tersebut belum tentu benar, penyakit AIDS hanya dapat menyebar melalui kontak cairan tubuh secara langsung, seperti transfusi darah dan hubungan seksual. AIDS akan menyerang sistem kekebalan tubuhsehingga dalam waktu yang lama, penderita tidak memiliki sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita dapat terbunuh oleh infeksi penyakit ringan, seperti flu atau tifus.
Pencegahan untuk mencegah penyakit pada reproduksi pria
Sistem reproduksi pria juga perlu dijaga untuk mencegah infertilitas (ketidaksuburan). Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan pada sistem reproduksi pria adalah sebagai berikut:
1.    melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin agar kelainan dapat segera ditangani lebih awal.
2.    melindungi testis selama beraktifitas, misalnya dengan tidak menggunakan pakaian teralu ketat sehingga testis tidak kepanasan.
3.    mengurangi kebiasaan mandi dengan air panas. Temperatur yang sejuk diperlukan untuk perkembangan sperma.
4.    menjalankan pola hidup sehat, seperti mengkonsumsi makanan bergizi, cukup olahraga, menghindari penyakit menular seksual, dan menciptakan ketenangan psikis.
5.    menghindari minuman berakohol dan rokok.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Sistem reproduksi pria terdiri dari organ reproduksi luar dan reproduksi dalam. Organ reproduksi luar terdiri dari penis (zakar) dan skrotum. Organ reproduksi dalam terdiri dari testis, vas eferentia, epididimis, vas diferentia, ductus ejaculatorius, dan saluran uretra. Kelenjar pada reproduksi pria antara lain vesicula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar cowperi, dan kelenjar litteri. Hormon pada reproduksi pria yakni testeron, LH, FSH, estrogen, hormon pertumbuhan, DHEA, dan 17-estradiol. Gangguan penyakit yang dapat menyerang sistem reproduksi pria antara lain Hipogonadisme, Kriptorkidisme, Uretritis, Prostatitis, Epididimitis, Anorkidisme, Hyperthropic prostat, Hernia inguinalis, Kanker testis, Impotensi, Infertilitas (kemandulan), Orkitis, Sifilis (Raja Singa), Gonorhoe (kencing nanah) , Kanker Prostat , Herpes, HIV/AIDS

Saran
Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh semua orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut akan dapat menjaga alat reproduksinya untuk tidak digunakan secara bebas tanpa mengatahui dampaknya, Pengetahuan yang diberikan harus mudah dipahami, tepat sasaran, dan tidak menyesatkan. Dengan demikian orang tersebut akan dapat menghadapi rangsangan dari luar dengan cara yang sehat, matang dan bertanggung jawab


DAFTAR PUSTAKA
Harper, Rodwell, Mayes, 1977, Review of Physiological Chemistry www.organreproduksipria.com http://www.organ+reproduksi.com http://organreproduksipadapria.com
Kadaryanto et al. 2006.20. Biologi 2. Yudhistira, Jakarta
Saktiyono. 2004. 86-93, 96, 98.Sains : Biologi SMP 3. Esis-Penerbit Erlangga, Jakarta.
Tim IPA SMP/MTs. 2007.14. Ilmu Pengetahuan Alam 3. 15-18. Galaxy Puspa Mega, Jakarta.
Tim Biologi SMU.1997. 320,339-344, 348,349, 354-359. Biolo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar