BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Tubuh
manusia tersusun atas beberapa sistem, yaitu sistem tubuh yang lunak dan sistem
tubuh yang keras. Sistem tubuh yang keras meliputi sistem intergumen dan sistem
rangka. Musia tidak dapat berdiri dengan tegak apabila tidak memiliki sistem
tubuhyang keras, yaitu tulang. Mulai dari kepala sampai jari-jari didalamnya terlatak tulang yang
menopang tubuh. Jumlah tulang waktu bayi dan saat dewasa berbeda. Pada waktu
kecil lebih banyak tulang rawan dibandingkan pda waktu dewasa. Rangka tidak
hanya terdapat pada manusia saja, namun juga terdapat pada hewan.Pada hewan
fungsi rangka hampir sama dengan fungsi rangka pada manusia, namun pada hewan
terdapat endoskeleton(rangka dalam) dan eksoskeleton(rangka luar). Rangka
mempunyai arti penting bagi makhluk hidup khususnya manusia dan hewan. Tidak
dapat dibayangkan apabila manusia dan hewan tidak mempunyai rangka. Rangka
merupakan susunan tulang-tulang yang saling berhubungan satu sama lain sehingga
membentuk tubuh. Rangka didalam tubuh manusia sangat berguna, antara lain:
1.
Melindungi organ organ tubuh yang penting
2.
Tempat melekatnya otot dan daging
3.
Menegakkan tubuh
4.
Memberi bentuk pada tubuh
5.
Sebagai alat gerak pada tubuh(alat gerak pasuif)
6.
Mengingat pentingnya, maka pembelajaran mengenai
rangka manusia perlu dilakukan untuk lebih memahami.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dpat dirumuskan
masalah sebagai berikut.
–Bagaiman sistem rangka pada manusia?
-Apa fungsi rangka pada manusia?
-Bagaimana susunan
rangka pada manusia?
-Apa saja gangguan pada rangka?
1.3
Tujuan
-Mengetahui bahasan
mengenai sistem rangka pada manusia
-Mengetahui fungsi
rangka pada manusia
-Mengetahui cara
susunan rangka pada manusia dengan baik dan benar
-Mengetahui
gangguan-gangguan apa saja yang terjadi pada rangka manusia
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 ANATOMI
DAN FISIOLOGI SISTEM SKELETAL
Rangka
(skeletal)
Pengertian Sistem
Skeletal Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik
pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal,
internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka
hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya
karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari tulang
tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain
seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya.
1. Bagian-bagian utama tulang rangka
Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 206 tulang. Tulang adalah jaringan
hidup yang akan suplai saraf dan darah. Tulang banyak mengandung bahan
kristalin anorganik (terutama garam-garam kalsium) yang membuat tulang keras
dan kaku, tetapi sepertiga dari bahan tersebut adalah jaringan fibrosa yang
membuatnya kuat dan elastis.
Fungsi utama tulang-tulang rangka adalah :
- Sebagai kerangka tubuh, yang menyokong dan memberi bentuk tubuh
- Untuk memberikan suatu system pengungkit yang digerakan oleh kerja otot-otot yang melekat pada tulang tersebut; sebagai suatu system pengungkit yang digerakan oleh kerja otot-otot yang melekat padanya.
- Sebagai reservoir kalsium, fosfor, natrium, dan elemen-elemen lain
- Untuk menghasilkan sel-sel darah merah dan putih dan trombosit dalam sumsum merah tulang tertentu.
2. Struktur tulang
Dilihat dari bentuknya tulang dapat dibagi menjadi :
- Tulang panjang ditemukan di ekstremitas
- Tulang pendek terdapat di pergelangan kaki dan tangan
- Tulang pipih pada tengkorak dan iga
- Tulang ireguler (bentuk yang tidak beraturan) pada vertebra, tulang-tulang wajah, dan rahang.
3. Perkembangan dan pertumbuhan tulang
Perkembangan dan pertumbuhan pada tulang panjang tipikal :
- Tulang didahului oleh model kartilago.
- Kolar periosteal dari tulang baru timbul mengelilingi model korpus. Kartilago dalam korpus ini mengalami kalsifikasi. Sel-sel kartilago mati dan meninggalkan ruang-ruang.
- Sarang lebah dari kartilago yang berdegenerasi dimasuka oleh sel-sel pembentuk tulang (osteoblast),oleh pembuluh darah, dan oleh sel-sel pengikis tulang (osteoklast). Tulang berada dalam lapisan tak teratur dalam bentuk kartilago.
- Proses osifikasi meluas sepanjang korpus dan juga mulai memisah pada epifisis yang menghasilkan tiga pusat osifikasi.
- Pertumbuhan memanjang tulang terjadi pada metafisis, lembaran kartilago yang sehat dan hidup antara pusat osifikasi. Pada metafisis sel-sel kartilago memisah secara vertical. Pada awalnya setiap sel meghasilkan kartilago sehat dan meluas mendorong sel-sel yang lebih tua. Kemudian sel-sel mati. Kemudian semua runag mebesar untuk membentuk lorong-lorong vertical dalm kartilago yang mengalami degenerasi. Ruang-ruang ini diisi oleh sel-sel pembentuk tulang.
- Pertumbuhan memanjang berhenti pada masa dewasa ketika epifisis berfusi dengan korpus.
- Pertumbuhan dan metabolisme tulang dipengaruhi oleh mineral dan hormone sebagai
Struktur
tulang dewasa terdiri atas:
- Periosteum: jaringan ikat kuat dan vascular yang melekat erat pada bagian luar tulang. Periosteum penting untuk penebalan tulang dan perbaikan fraktur.
- Substantia compacta: lapisan luar tulang yang keras dan padat
- Substantia spongiosa: bagian dalam tulang, berbentuk trabecula, tersusun dalam pola yang memungkinkan untuk menahan berat dan tekanan
- Cavitas medularis: berisi medulla osseum, merupakan jaringan pembentuk darah Terdapat 2 macam perkembangan tulang atau ossifikasi, yaitu:
- Enchondral: terjadi pada tulang panjang, di mana perkembangan tulang berasal dari kartilago, diubah menjadi tulang
- Intramembranosa: tulang berkembang langsung dari jaringan ikat. Contohnya adalah pada tulang-tulang cranium dan os sesamoidea
Klasifikasi
tulang berdasarkan bentuk:
1. Os
longum: panjang tulang lebih dominan dibanding lebar. Contoh: humerus, radius, phalanges
dll
2. Os breve:
panjang dan lebar tulang seimbang. Contoh: ossa carpi, ossa tarsi
3. Os
planum: tulang berbentuk pipih. Contoh: costae, scapula, sternum
4. Os
irregulare: bentuk tidak beraturan. Contoh: coxae, os sphenoidale
5. Os
pneumaticum: di dalam tulang terdapat rongga udara (sinus). Contoh: os
frontale, os ethmoidale, os maxillare
2. 1.1 Struktur Jaringan Tulang
A.JARINGAN PENGUAT
Jaringan penguat disebut juga jaringan penyokong atau jaringan penunjang.
Yang termasuk jaringan penguat adalah :
1. Jaringan Ikat
Jaringan ikat terdiri dari serabut, sel-sel dan cairan ekstra seluler. Cairan ekstra seluler dan serabut disebut matriks.
Fungsi jaringan ikat adalah mengikat atau mempersatukan jaringan-jaringan menjadi organ dan berbagai organ menjadi sistem organ, menjadi selubung organ dan melindungi jaringan atau organ tubuh.
Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan ikat dibedakan menjadi dua:
Jaringan penguat disebut juga jaringan penyokong atau jaringan penunjang.
Yang termasuk jaringan penguat adalah :
1. Jaringan Ikat
Jaringan ikat terdiri dari serabut, sel-sel dan cairan ekstra seluler. Cairan ekstra seluler dan serabut disebut matriks.
Fungsi jaringan ikat adalah mengikat atau mempersatukan jaringan-jaringan menjadi organ dan berbagai organ menjadi sistem organ, menjadi selubung organ dan melindungi jaringan atau organ tubuh.
Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan ikat dibedakan menjadi dua:
|
a.
|
Jaringan ikat longgar
Ciri-ciri : sel-selnya jarang dan sebagian jaringannya tersusun atas matriks yang mengandung serabut kolagen dan serabut elastis. Jaringan ikat longgar terdapat di sekitar organ-organ, pembuluh darah dan saraf. Fungsinya untuk membungkus organ-organ tubuh, pembuluh darah dan saraf. |
|
b.
|
Jaringan ikat padat
Nama lainnya jaringan ikat serabut putih, karena terbuat dari serabut kolagen yang berwarna putih. Jaringan ini terdapat pada selaput urat, selaput pembungkus otot, fasia, ligamen dan tendon.Fasia adalah jaringan ikat berbentuk lembaran yang menyelimuti otot.Ligamen adalah jaringan ikat yang berperan sebagai penghubung antar tulang.Tendon adalah ujung otot yang melekat pada tulang. Fungsinya untuk menghubungkan berbagai organ tubuh seperti otot dengan tulang-tulang, tulang dengan tulang, juga memberikan perlindungan terhadap organ tubuh. |
2. Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)
Jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan embrional yang disebut mesenkim, pada orang dewasa berasal dari selaput tulang rawan atau perikondrium yang banyak mengandung kondroblas atau pembentuk sel-sel tulang rawan. Fungsinya untuk menyokong kerangka tubuh.
Ada 3 macam jaringan tulang rawan :
Jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan embrional yang disebut mesenkim, pada orang dewasa berasal dari selaput tulang rawan atau perikondrium yang banyak mengandung kondroblas atau pembentuk sel-sel tulang rawan. Fungsinya untuk menyokong kerangka tubuh.
Ada 3 macam jaringan tulang rawan :
|
a.
|
Kartilago hialin
Matriksnya bening kebiruan. Terdapat pada permukaan tulang sendi, cincin tulang rawan pada batang tenggorok dan cabang batang tenggorok, ujung tulang rusuk yang melekat pada tulang dada dan pada ujung tulang panjang. |
|
|
Kartilago hialin merupakan bagian terbesar dari kerangka embrio juga
membantu pergerakan persendian, menguatkan saluran pernafasan, memberi
kemungkinan pertumbuhan memanjang tulang pipa dan memberi kemungkinan tulang
rusuk bergerak saat bernafas.
|
||
|
b.
|
Kartilago fibrosa
Matriksnya berwarna gelap dan keruh. Jaringan ini terdapat pada perekatan ligamen-ligamen tertentu pada tulang, persendian tulang pinggang, pada calmam antar ruas tulang belakang dan pada pertautan antar tulang kemaluan kiri dan kanan. Fungsi utama untuk memberikan proteksi dan penyokong. |
|
|
c.
|
Kartilago elastik
Matriksnya berwarna keruh kekuning-kuningan. Jaringan ini terdapat pada dawn telinga, epiglottis, pembuluh eustakius dan laring. |
|
3. Jaringan Tulang
Jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan di dalam matriks, matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam mineral terutama garam kalsium (kapur). Tulang merupakan komponen utama dari kerangka tubuh dan berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan tempat melekatnya otot kerangka.
Tulang dapat dibagi menjadi 2 macam :
|
a.
|
Tulang keras, bila matriks tulang rapat dan padat.
Contoh : tulang pipa. |
|
b.
|
Tulang spons, bila matriksnya berongga.
Contoh : tulang pendek. |
4. Jaringan Darah
Jaringan darah merupakan jaringan penyokong khusus, karena berupa cairan.
Bagian-bagian dari jaringan darah adalah :
|
a.
|
Sel darah
Dibagi menjadi sel darah merah (eritrosit) berfungsi untuk mengangkut oksigen dan sel darah putih (lekosit) berfungsi untuk melawan benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh. |
|
b.
|
Keping-keping darah (trombosit)
Berfungsi dalam proses pembekuan darah.
|
|
c.
|
Plasma darah
Komponen terbesar adalah air, berperan mengangkut sari makanan, hormon, zat sisa hasil metabolisms, antibodi dan lain-lain. |
5. Jaringan Limfe/Getah Bening
Asal jaringan limfe adalah bagian dari darah yang keluar dari pembuluh darah, komponen terbesarnya adalah air dimana terlarut zat-zat antara lain glukosa, garam-garam, asam lemak. Komponen selulernya adalah limfosit.
Jaringan limfe menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfe. Fungsi jaringan limfe selain untuk kekebalan tubuh (adanya limfosit) juga untuk mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, garam mineral dan zat-zat lain dari jaringan ke sistem pembuluh darah.
2.1.3.1 RANGKA
TENGKORAK
Tengkorak adalah tulang kerangka kepala yang tersusun dari 22
tulang dan dapat dibagi menjadi dua bagian,
bagian Kranial yang terdiri dari 8 tulang dan bagian Fasial(wajah) yang
terdiri dari 14 tulang.
1. Bagian Kranial
Membungkus dan melindungi otak.
a.
Tulang
Frontal membungkus dahi, langit-langit rongga nasal dan langit-langit orbita
(kantong mata).
· Tulang frontal pada tahap kehidupan embrio
terbentuk menjadi dua belahan yang pada masa kanak-kanak awal berfungsi dengan
penuh.
· Tuberositas frontal adalah dua tonjolan
yang berada ukuran dan biasanya lebih besar pada tengkorak muda
· Arkus supersiliar adalah dua lengkungan
yang mencuat dan menyatu secara medial oleh suatu elevasi halus yang disebut
glabela
· Tepi supraorbital yang terletak di bawah
lengkungan supersiliar dan membentuk tepi orbita bagian atas. Foramen
supraorbital (atau takik pada beberapa tengkorak) merupakan jalan masuk arteri
dan saraf.
b.
Tulang parietal membentuk sisi dan
langit-langit kranium.
Tulang parietal membentuk sisi dan
langit-langit kranium.
· Sutura sagital, yang menyatukan tulang
parietal kiri dan kanan, adalah sendi mati yang disatukan fibrokartilago.
· Sutura koronal menyambung tulang parietal
ke tulang frontal.
· Sutura lambdoidal menyambung tulang
parietal ke tulang oksipital.
c.
Tulang
oksipital membentuk bagian dasar dan bagian belakang kranium.
· Foramen magnum adalah pintu oval besar yang
dikelilingi tulang oksipital. Foramen ini menghubungkan rongga kranial dengan
rongga spinal.
· Protuberans oksipital eksternal adalah
suatu proyeksi yang mencuat di atas foramen magnum.
· Kondilus oksipital adalah dua prosesus oval
pada tulang oksipital yang berartikulasi dengan vertebra serviks pertama,
atlas.
d.
Tulang
temporal membentuk dasar dan bagian sisi dari kranium.
Setiap tulang
temporal ireguler terdiri dari empat bagian;
1)
Bagian
skuamosa, bagian terbesar, merupakan lempeng pipih dan tipis yang membentuk
pelipis. Prosesus zigomatikus menonjol dari bagian skuamosa pada setiap tulang
temporal. Tonjolan tersebut bertemu dengan bagian temporal dari setiap tulang
zigomatikus untuk membentuk arkus zigomatikus.
2)
Bagian petrous terletak di dalam dasar
tengkorak dan tidak dapat dilihat dari samping. Bagian ini berisi struktur
telinga tengah dan telinga dalam
Bagian petrous terletak di dalam dasar
tengkorak dan tidak dapat dilihat dari samping. Bagian ini berisi struktur
telinga tengah dan telinga dalam
3)
Bagian
mastoid terletak di belakang dan di bawah liang telinga. Prosesus mastoid
adalah tonjolan membulat yang mudah teraba di belakang telinga.
ð Pada orang dewasa prosesus mastoideus mengandung ruang-ruang
udara, yang disebut sel-sel udara mastoid (sinus), dan dipisahkan dari otak
oleh sekat tulang yang tipis.
ð Inflamasi pada sel udara mastoid
(mastoiditis) dapat terjadi akibat infeksi telinga tengah yang tidak diobati.
4)
Bagian
timpani terletak di sisi inferior bagian squamosa dan sisi anterior dari bagian
mastoid. Timpani berisi saluran telinga (meatus auditori eksternal) dan
memiliki prosesus stiloid yang ramping untuk melekat pada ligamen stiloid.
e.
Tulang
etmoid adalah struktur penyangga penting dari rongga nasal dan berperan dalam
pembentukan orbita mata. Tulang ini terdiri dari empat bagian.
1)
Lempeng
plate kribriform membentuk sebagian langit-langit rongga nasal dan
terperforasikan untuk jalur saraf olfaktori. Bagian krista galli (disebut
demikian karena kemiripannya dengan jengger ayam jantan) adalah prosesus halus
triangular yang menonjol ke dalam rongga kranial di atas lempeng kribriformis
dan berfungsi sebagai tempat perlekatan pelapis otak.
2)
Lempeng
perpendikular menonjol ke arah bawah di sudut kanan lempeng kribriform dan
membentuk bagian septum nasal yang memisahkan dua rongga nasal
3)
Massa
lateral mengandung sel-sel udara atau sinus etmoid tempat mensekresi mukus
4)
Konka
nasal superior dan tengah, atau turbinatum, menonjol secara medial dan
berfungsi untuk memperluas area permukaan rongga nasal. (konka nasal inferior
merupakan tulang tersendiri).
f.
Tulang
sfenoid berbentuk seperti kelelawar dengan sayap terbentang. Tulang ini
membentuk dasar anterior kranium dan berartikulasi ke arah lateral dengan
tulang temporal dan ke arah anterior dengan tulang etmoid dan tulang frontal.
· Badan sfenoid memiliki suatu lekukan, sela
tursika atau “Pelana Turki”, yang menjadi tempat kelenjar hipofisis.
· Sayap besar dan sayap kecil menonjol ke
arah lateral dari badan tulang
· Prosesus pterigoid menonjol ke arah
inferior dari badan tulang dan membentuk dinding rongga nasal
g.
Osikel
auditori tersusun dari maleus, inkus, dan stapes (tapal kuda). Fungsinya dalam
proses pendengaran.
h.
Tulang
wormian adalah tulang kecil, yang jumlahnya bervariasi, dan terletak dalam
sutura.
2. Kerangka wajah
Tulang-tulang wajah tidak bersentuhan dengan otak. Tulang
tersebut disatukan sutura yang tidak dapat bergerak. Kecuali pada mandibula atau
rahang bawah.
a. Tulang –tulang nasal membentuk penyangga
hidung dan berartikulasi dengan septum nasal.
b. Tulang-tulang palatum membentuk bagian
posterior langit-langit mulut (langit-langit keras), bagian tulang orbital, dan
bagian rongga nasal
c.
Tulang-tulang
zigomatik (malar) membentuk tonjolan pada tulang pipi. Setiap prosesus temporal
berartikulasi dengan prosesus zigomatikus pada tulang temporal.
d.
Tulang-tulang
maksilar membentuk rahang atas.
·
Prosesus
alveolar mengandung soket gigi bagian atas
·
Prosesus
zigomatikus memanjang ke luar untuk bersatu dengan tepi infraorbital pada
orbita. Foramen infraorbital memperforasi maksila di setiap sisi untuk
mentransmisi saraf dan pembuluh darah ke wajah.
·
Prosesus
palatinus membentuk bagian anterior pada langit-langit keras.
·
Sinus
maksilar, yang kosong sampai ke rongga nasal, merupakan bagian dari empat sinus
paranasal.
e.
Tulang
lakrimal berukuran kecil dan tipis, serta terletak di antara tulang etmoid dan
maksila pada orbita. Tulang lakrimal berisi suatu celah untuk lintasan duktus
lakrimal, yang mengalirkan airmata ke rongga nasal.
f.
Tulang
vomer membentuk bagian tengah dari langit-langit keras antara palatum dan
maksila, serta turut membentuk septum nasal.
g.
Konka
nasal inferior (turbinatum).
h.
Mandibula
adalah tulang rahang bagian bawah
1)
Bagian
alveolar berisi soket gigi bawah
2)
Ramus
mandibular yang terletak di kedua sisi rahang memiliki dua prosesus.
·
Prosesus
kondiloid berfungsi untuk artikulasi dengan tulang temporal pada fosa
mandibular
·
Prosesus
koronoid berfungsi sebagai tempat perlekatan otot temporal.

3.
Tulang hioid adalah tulang berbentuk tapal kuda yang
unik karena tidak berartikulasi dengan tulang lain. Tulang hioid ini ditopang
oleh ligamen dan otot dari prosesus stiloideus temporal.
4.
Sinus paranasal (frontal, etmoidal, sfenoidal, dan
maksilar) terdiri dari ruang-ruang udara dalam tulang tengkorak yang
berhubungan dengan rongga nasal. Sinus tersebut berfungsi sebagai berikut :
· Untuk memperingan tulang-tulang kepala
· Untuk memberikan resonansi pada suara dan
membantu dalam proses berbicara
· Untuk memproduksi mukus yang mengalir ke
rongga nasal dan membantu menghangatkan serta melembabkan udara yang masuk.
2. 1.3.2 TULANG DADA
Tulang dada termasuk tulang pipih, terletak di bagian tengah dada. pada
sisi kiri dan kanan tulang dada terdapat tempat lekat dari rusuk. bersama-sama
dengan rusuk, tulangdada memberikan perlindungan pada jantung, paru-paru dan
pembuluh darah besar dari kerusakan.
Tulang dada tersusun dari 3 tulang :
·
tulang hulu (manubrium)
terletak di bagian atas dari tulang dada, tempat melekatknya tulang rusuk yang
pertama dan kedua
·
Tulang badan (gladiolus)
terletak dibagian tengah, tempat melekatnya tulang rusuk ke tiga sampai ke
tujuh, gabungan tulang rusuk ke delapan sampai sepuluh.
·
Tulang taju pedang
(xiphoid process) terletak di bagian bawah dari tulang dada. Tulang ini
terbentuk dari tulang rawan
TULANG RUSUK
Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung. bersama-sama dengan tulang dada membentuk rongga dada untuk melindungi jantung dan paru-paru. Tulang rusuk dibedakan atas tiga bagian yaitu :
·
Tulang rusuk sejati
berjumlah
tujuh pasang. Tulang-tulang rusuk ini pada bagian belakang berhubungan dengan
ruas-ruas tulang belakang sedangkan ujung depannya berhubungan dengan tulang
dada dengan perantaraan tulang rawan.
·
Tulang rusuk palsu berjumlah
3 pasang. Tulang rusuk ini memiliki ukuran lebih pendek dibandingkan tulang
rusuk sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang
sedangkan ketiga ujung tulang bagian depan disatukan oleh tulang rawan yang
melekatkannya pada satu titik di tulang dada.
·
Rusuk melayang
berjumlah
2 pasang. Tulang rusuk ini pada ujung belakang berhubungan dengan ruas-ruas
tulang belakang, sedangkan ujung depannya bebas.
2.1.3.3 Tulang Belakang
Pengertian Tulang
Belakang
Mengapa manusia bisa
berdiri tegak? Hal ini disebabkan antara lain karena memiliki tulang belakang.
Tulang belakang ini bersifat kuat tetapi lentur. Mengapa demikian? Ini
disebabkan karena tulang belakang bertugas menopang hampir dua pertiga dari berat
badan. Di sisi lain tulang belakang harus melakukan banyak pergerakan tubuh,
antara lain memutar kepala dan sebagainya. Tulang belakang ini juga berfungsi
untuk melindungi saraf-saraf tulang belakang. Ruas tulang belakang manusia
berjumlah 33 buah. Tulang-tulang tersebut membentuk suatu kesatuan memanjang
yang membentuk sumbu tubuh dan menopang tengkorak.
Tulang belakang merujuk kepada
susunan ruas tulang di bagian belakang yang bertindak memberi
sokongan kepada tubuh untuk berada dalam keadaan tegak. Ia merupakan susunan
ketulan tulang yang membentuk tulang belakang yang terdapat
pada semua vertebrat. Tulang belakang
terbentuk dari serangkaian tulang yang disebut segmen (vertebrae), diantara
segmen-segmen tersebut terdapat sendi dan bantalan yang terdiri dari lapisan
berstruktur (disc).
Tulang belakang terletak memanjang dari
bagian bawah tengkorak kepala kita sampai bagian pelvis (tulang
panggul). Pada dasarnya segmen-segmen tersebut terdiri dari ; cervical 7
buah, thoracic 12 buah, lumbar 5
buah dan sisanya adalahsacrum 5 buah dan coccyx 4
buah. Khusus pada sacrum dan coccyx, sewaktu bayi
segmen tulang ini terpisah, namun kemudian menyatu sehingga sacrum dancoccyx masing-masing
dihitung singular. Jadi, bayi mempunyai lebih banyak jumlah segmen pada tulang
belakangnya yakni 33 buah sedangkan manusia dewasa memiliki 26 segmen.
Sesuai keterangan diatas, segmen-segmen
tersebut selalu diselingi dengan lapisan berstruktur. Apakah lapisan
berstruktur itu? Lapisan berstruktur ialah bantalan yang kaya akan fiber dan
memiliki inti yang kenyal seperti agar-agar ataupun jelly. Dalam gambar rangka
tulang belakang biasanya lapisan ini tidak terlalu jelas, untuk itu perhatikan
secara detail pada tiap ruas segmen tulang belakang. Secara medis, lapisan ini
sering disebut sebagai ’invertebral disc’ atau ’disc’saja.
Fungsinya tidak lain untuk menghindari benturan antara tulang dan meringankan
daya yang berlebihan dari aktifitas seperti berjalan atau melompat dan bahkan
berlari.
Tulang Belakang biasa terdiri dari pada 2
bagian penting, yaitu : segmen anterior (hadapan), yaitu badan
vertebra; dan bagian posterior – gerbang vertebra yang
melengkungi vertebra foramen. Gerbang vertebra dibentuk oleh
sepasang vertebra Pedikle dan sepasanglaminae bagi
gerbang vetebra, dan menyokong 7 proses, 4 artikular, 2 transverse, dan 1
spinous, yang akhir juga dikenali sebagai spine saraf.
Apabila vertebra berpaut sesama sendiri,
ia membentuk tiang yang kukuh bagi menyokong kepala dan badan, dan foramina
vetebra membentuk terusan bagi melindungi medulla spinalis (saraf tunjang). Diantara setiap pasang vetebra
terdapat dua bukaan, intervertebral
foramina, satu pada setiap muka, bagi laluan saraf tunujang dan
pembuluh.
1) Tulang Leher
(Vertebra servikalis)
Ruas pertama tulang leher disebut atlas,
sedangkan ruas kedua disebut tulang pemutar. Tulang leher terdiri atas 7 buah
tulang yang bertugas menopang kepala, leher, dan menggerakkan kepala untuk
menunduk, serta menengadah ke samping kiri dan kanan.
2) Tulang
Punggung (Vertebra Torakalis)
Tulang punggung memiliki 12 buah tulang
yang bersifat agak kaku sebab tulang-tulang di bagian ini hampir semuanya
dipersatukan oleh tulang rusuk.
3) Tulang
Pinggang (Vertebra Lumbalis)
Ada 5 buah tulang yang menyusun tulang
pinggang pada daerah ini, biasanya sering terjadi gangguan, misalnya nyeri atau
pegel linu.
4) Tulang Sakral
(Sakrum)
Penyusun tulang ini adalah tulang
kelangkang yang berjumlah 5 buah Tulang-tulang ini membentuk sebagian tulang
pinggul. Struktur tulang sacral
5) Tulang Ekor
(Coccyx / Koksik)
Penyusunan
tulang ini adalah tulang ekor yang berjumlah 4 buah. Tulang ini membantu
membentuk sebagian tulang pinggul.
Manusia memiliki tulang dan sendi (sistem
gerak) yang memiliki banyak fungsi untuk menunjang kehidupan manusia. Tanpa
kondisi fit tulang dan sendi, manusia akan kesulitan untuk melakukan aktivitas
sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa bentuk kelainan tulang belakang
I. Skoliosis
DEFINISI
Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal(leher), torakal (dada) maupun lumbal(pinggang). Sekitar 4% dari seluruh anak-anak yang berumur 10-14 tahun mengalami skoliosis; 40-60% diantaranya ditemukan pada anak perempuan.
Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal(leher), torakal (dada) maupun lumbal(pinggang). Sekitar 4% dari seluruh anak-anak yang berumur 10-14 tahun mengalami skoliosis; 40-60% diantaranya ditemukan pada anak perempuan.
PENYEBAB
Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis:
Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis:
1. Kongenital (bawaan),
biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam pembentukan tulang belakang
atau tulang rusuk yang menyatu
2. Neuromuskuler,
pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan akibat
penyakit berikut:
- Cerebral palsy
- Distrofi otot
- Polio
- Osteoporosis juvenile
DIAGNOSA
Pada pemeriksaan fisik penderita biasanya diminta untuk membungkuk ke depan sehingga pemeriksa dapat menentukan kelengkungan yang terjadi.
Pemeriksaan neurologis (saraf) dilakukan untuk menilai kekuatan, sensasi atau refleks.
Pada pemeriksaan fisik penderita biasanya diminta untuk membungkuk ke depan sehingga pemeriksa dapat menentukan kelengkungan yang terjadi.
Pemeriksaan neurologis (saraf) dilakukan untuk menilai kekuatan, sensasi atau refleks.
II. KIFOSIS
DEFINISI
Penyakit Scheuermann adalah suatu keadaan yang ditandai dengan nyeri punggung dan adanya bonggol di punggung (kifosis).
Kifosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang yang bisa terjadi akibat trauma, gangguan perkembangan atau penyakit degeneratif. Kifosis pada masa remaja juga disebut penyakit Scheuermann.
PENYEBAB
Penyebab dari penyakit Scheuermann tidak diketahui. Penyakit ini muncul pada masa remaja dan lebih banyak menyerang anak laki-laki.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik (lengkungan punggung yang abnormal). Juga dilakukan pemeriksaan neurologis (saraf) untuk mengetahui adanya kelemahan atau perubahan sensasi). Rontgen tulang belakang dilakukan untuk mengetahui beratnya lengkungan tulang belakang.
Penyakit Scheuermann adalah suatu keadaan yang ditandai dengan nyeri punggung dan adanya bonggol di punggung (kifosis).
Kifosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang yang bisa terjadi akibat trauma, gangguan perkembangan atau penyakit degeneratif. Kifosis pada masa remaja juga disebut penyakit Scheuermann.
PENYEBAB
Penyebab dari penyakit Scheuermann tidak diketahui. Penyakit ini muncul pada masa remaja dan lebih banyak menyerang anak laki-laki.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik (lengkungan punggung yang abnormal). Juga dilakukan pemeriksaan neurologis (saraf) untuk mengetahui adanya kelemahan atau perubahan sensasi). Rontgen tulang belakang dilakukan untuk mengetahui beratnya lengkungan tulang belakang.
III. Lordosis
DEFINISI
Tulang belakang yang normal jika dilihat
dari belakang akan tampak lurus. Lain halnya pada tulang belakang penderita
lordosis, akan tampak bengkok terutama di punggung bagian bawah . Gejala yang
timbul akibat lordosis berbeda-beda untuk tiap orang. Gejala lordosis yang
paling sering adalah penonjolan bokong. Gejala lain bervariasi sesuai dengan
gangguan lain yang menyertainya seperti distrofi muskuler, gangguan
perkembangan paha, dan gangguan neuromuskuler.
Nyeri pinggang, nyeri yang menjalar ke
tungkai, dan perubahan pola buang air besar dan buang air kecil dapat terjadi
pada lordosis, tetapi jarang. Jika terjadi gejala ini, dibutuhkan pemeriksaan
lanjut oleh dokter. Selain itu, gejala lordosis juga seringkali menyerupai
gejala gangguan atau deformitas tulang belakang lainnya, atau dapat diakibatkan
oleh infeksi atau cedera tulang belakang.
TULANG BELAKANG DAN SARAF
Pengaruh Saraf Tulang Belakang dan Gejalanya pada Organ Tubuh
Pengaruh Saraf Tulang Belakang dan Gejalanya pada Organ Tubuh
|
Tulang Belakang Manusia
|
Bagian dalam Tubuh Manusia
|
Gejala dan Pengaruh
|
![]() |
1C
|
Aliran
Darah ke Otak, Kulit kepala, Tulang Muka, Otak, Saraf Simpatetis Kronis,
Empyema, Hidung
|
Insomnia,
Darah Tinggi, Amnesia, Pusing-pusing, Lemah Saraf, Kelelahan, Migrain.
|
|
|
2C
|
Mata,
Saraf Mata, Telinga, Saraf Pendengaran, Leher, Arteri, Vena, Dahi
|
Mata
Juling, Sakit Telinga, Tuli, Sinusitis
|
||
|
3C
|
Pipi,
Pangkal Telinga, Gigi, Tulang Muka
|
Nyeri
Saraf, Radang Saraf, Jerawat, Eksim
|
||
|
4C
|
Hidung, Bibir,
Mulut
|
Flu, Sakit
Telinga, Radang Tenggorokan, Amandel
|
||
|
5C
|
Pita Suara
|
Pita Suara
Bronkhitis
|
||
|
6C
|
Otot
Leher, Pundak, Amandel
|
Nyeri
Leher dan Pundak, Nyeri Lengan atas, Amandel, Sesak Nafas, Batuk Kronis
|
||
|
7C
|
Kelenjar
Gondok, Siku Tangan, Tulang Pundak
|
Demam
|
||
|
1T
|
Kerongkongan,
Siku Pergelangan Tangan,
Jari,Tenggorokan |
Asma,
Batuk, Sesak Nafas, Tangan Kesemutan
|
||
|
2T
|
Jantung
dan Arteri Jantung
|
|||
|
3T
|
Paru-paru,
Trakea, Kantong Paru-paru
|
Sakit
Mata, Radang Paru-paru, Radang Trakea, Demam
|
||
|
4T
|
Empedu
|
Sakit
kuning, Herpes
|
||
|
5T
|
Lever
Peredaran Darah
|
Demam,
Masalah Tekanan Darah, Gangguan Peredaran Darah, Radang Sendi
|
||
|
6T
|
Lambung
|
Gangguan
Pencernaan
|
||
|
7T
|
Pankreas,
Usus Dua Belas Jari
|
Radang
Lambung
|
||
|
8T
|
Limpa
|
Daya
Penyembuhan Alami Berkurang
|
||
|
9T
|
Kelenjar
Adrenalin, Ginjal
|
Alergi,
Penyakit Kulit
|
||
|
10T
|
Ginjal
|
Gangguan
Ginjal, Lelah Kronis, Pengerasan Arteri, Radang Ginjal
|
||
|
11T
|
Ginjal dan
Ureter
|
Jerawat,
Eksim, Sakit Kulit
|
||
|
12T
|
Usus
Kecil, Sistem Peredaran Limpa
|
Rematik,
Perut Kembung, Mandul
|
||
|
1L
|
Usus Besar
|
Sembelit,
Radan Usus Besar, Diare
|
||
|
2L
|
Usus
Buntu, Perut, Daerah Paha
|
Keram
Otot, Sesak Nafas
|
||
|
3L
|
Organ
Reproduksi, Rahim, Kantong Kencing, Lutut Kaki
|
Sakit
Kandung Kemih, Nyeri Haid, Keringat Dingin Waktu Tidur, Depresi, Keguguran,
Encok Sendi
|
||
|
4L
|
Kelenjar
Prostat, Encok Pinggul, Daerah Lutut
|
Encok
Pinggul, Sakit Pinggang, Kencing Tidak Lancar, Nyeri Punggung
|
||
|
5L
|
Bagian
Luar Kaki, Nyeri Daerah Kaki Bawah atau Engkel
|
Gangguan
Peredaran Darah di Kaki (Dingin), Bengkak Pergelangan Kaki, Nyeri Daerah Kaki
|
||
|
|
Tulang
Pinggul
|
Reproduksi
Rahim, Tulang Pinggu, Pantat
|
Penyakit Kelenjar, Prostat, Tulang Membengkak, Penyakit Rahim, Wasir, Radang Anus, Nyeri Tulang Ekor Waktu Duduk |
|
|
Tulang
Ekor
|
Anus,
Tulang Ekor
|
|||
www.ristek.go.id/../nuga_5.htm
2.1.3.4 ANATOMI PANGGUL
ANATOMI
PANGGUL
Panggul ( pelvis ).
Panggul terdiri atas :
A. Bagian
keras yang dibentuk oleh tulang.
B. Bagian
yang lunak yang dibentuk oleh otot-otot dan ligament
Panggul
bagian keras atau tulang-tulang panggul,merupakan suatu corong.
Bagian atas yang lebar disebut
: panggul besar ( pelvis major ) yang mendukung isi perut.
Panggul besar tak mempunyai
arti penting dalam ilmu kebidanan,tetapi kadang-kadang ukuran dan bentuknya
dapat member gambaran mengenai ukuran panggul kecil.
Bagian
bawah atau panggul kecil ( pelvis minor ) menjadi wadah alat kandungan dan menentukan
bentuk jalan lahir. Kalau dalam ilmu kebidanan kita bicara tentang panggul,maka
yang dimaksud ialah panggul kecil.
I. Tulang
panggul.
Tulang panggul itu sebetulnya
terdiri atas 4 buah tulang :
2 tulang pangkal
paha ( ossa coxae ).
1 tulang
kelangkang ( os sacrum ).
1 tulang tungging
( os coccygis ).
A. Tulang
pangkal paha ( ossa coxae ) itu sebetulnya terdiri atas 3 buah tulang yang
berhubungan satu sama lain pada acetabulum ialah cawan untuk
kepala tulang paha ( caput femoris ).
Ketiga tulang itu ialah :
1) Tulang
usus ( os ilium )
2) Tulang
duduk ( os ischium )
3) Tulang
kemaluan ( os pubis )
Tulang usus ( os
ilium )
Merupakan tulang terbesar dari
panggul dan membentuk bagian atas dan belakang dari panggul.
Batas atasnya merupakan
pinggir tulang yang tebal yang disebut crista iliaca.
Ujung depan maupun belakang
dari crista iliaca menonjol dan disebut : Spina iliaca anterior
superior dan spina iliaca posterior superior.Sedikit di bawah spina
iliaca anterior superior terdapat tonjolan tulang lagi ialah : spina
iliaca anterior inferior,sedangkan sebelah bawah spina iliaca posterior
superior terdapat spina iliaca posterior inferior.
Di bawah spina iliaca
posterior inferior,terdapat tekik yang disebut : incisura ischiadica
major
Pada os ilium terdapat lajur
ialah linea innominata ( linea terminalis ) yang menjadi batas antara panggul
besar dan panggul kecil.
Tulang duduk ( os
Ischium ).
Terdapat sebelah bawah dari tulang
usus. Pinggir belakang berduri ialah : spina ischiadica.
Dibawah spina ischiadica
terdapat incisura ischiadica minor. Pinggir bawah tulang duduk sangat
tebal,bagian inilah yang mendukung berat badan kalau kita duduk dan disebut
: tuber ischiadicum.
Tulang kemaluan (
os pubis ).
Terdapat sebelah bawah dan
depan dari tulang usus. Dengan tulang duduk,tulang ini membatasi sebuah lubang
dalam tulang panggul yang dinamakan : foramen obturatium.
Tulang kemaluan yang
berhubungan dengan tulang usus disebut : ramus superior ossis pubis
Sedangkan yang berhubungan
dengan tulang duduk disebut : ramus inferior ossis pubis
Ramus inferior kiri dan kanan
membentuk arcus pubis
Perhubungan
tulang pangkal paha :
Tulang pangkal paha
berhubungan dengan tulang kelangkang dengan perantaraan persendian articulation
sacroiliaca dan berhubungan pula dengan jaringan pengikat yang dari tulang
kelangkang pergi ke tulang usus maupun tulang duduk.
a. Dari permukaan belakang tulang
kelangkang ke tulang usus disebut :lig.sacro iliaca posterior dan
dari permukaan depan tulang kelangkang ke tulang usus disebut : lig.sacro
iliaca anterior,lig ilio lumbalis,lig.sacro iliaca interossea.
b. Dari tulang kelangkang ke spina
ischiadica ialah : lig.sacro spinosum
c. Dari tulang kelangkang ke tuber
ischiadica ialah : lig.sacro teberuosum
Tulang pangkal paha kiri dan
kanan dihubungkan oleh : symfisis pubis.
B. Tulang
kelangkang ( os sacrum ).
Tulang kelangkang berbentuk segitiga : melebar di atas dan meruncing ke
bawah.
Tulang kelangkang terletak
sebelah belakang antara kedua pangkal paha.
Tulang ini terdiri dari lima
ruas tulang yang senyawa. Permukaan depannya cekung dari atas ke bawah maupun
sari samping ke samping.
Kiri dan kanan dari garis
tengah Nampak lima buah lobang yang disebut : foramina sacralia
anterior.
Lobang ini dilalui urat-urat
saraf yang akan membentuk plexus sacralis dan pembuluh darah kecil.
Plexus sacralis ini melayani
tungkai,oleh karena itu kadang-kadang penderita merasa nyeri atau kejang di
kaki,kalau plexus sacralis ini tertekan waktu kepala turun ke dalam rongga
panggul. Permukaan belakang tulang kelangkang gembung dan kasar.
Di garis tengahnya terdapat
deretan cuat-cuat duri ialah : crista sacralis.
Ke atas tulang kelangkang
berhubungan dengan ruas ke-5 tulang pinggang.
Bagian atas dari sacrum yang
mengadakan perhubungan ini menonjol ke depan dan disebut :promontorium.
Ke samping tulang kelangkang
berhubungan dengan kedua tulang pangkal paha dengan perantaraan articulation
sacro iliaca dan ke bawah dengan tulang tungging.
C. Tulang
tungging ( os coccygis ).
Berbentuk segita dan terdiri
atas 3-5 ruas yang bersatu.
Pada persalinan ujung tulang
tungging dapat ditolak sedikit ke belakang,hingga ukuran pintu bawah panggul
bertambah besar.
Panggul
kecil :
Untuk lebih mengerti bentuk
dari panggul kecil dan untuk menentukan tempat bagian depan anak dalam
panggul,maka telah ditentukan 4 bidang :
Pintu atas
panggul.
Bidang luas
panggul
Bidang sempit
panggul
Pintu bawah
panggul
1. Pintu
atas panggul.
Pintu atas panggul adalah
batas atas dari panggul kecil. Bentuknya ialah bulat oval. Batas-batasnya ialah
: promontorium,sayap sacrum,linea innominata,ramus superior ossis pubis dan
pinggir atas symfisis.
Biasanya 3 ukuran ditentukan
dari p.a.p :
Ukuran
muka belakang ( diameter antero posterior,conjugate vera ).
Ukuran
melintang ( diameter transversa )
Kedua
ukuran serong ( diameter oblique )
1) Ukuran
muka belakang ialah :
Dari promontorium ke pinggir
atas symfisis,terkenal dengan nama conjugate vera,ukurannya 11 cm. Ukuran ini
adalah yang terpenting dari panggul. Sebetulnya conjugate vera bukan ukuran
yang terpendek antara promontorium dan symfisis. Ukuran yang terpendek ialah :
conjugate obstetrica dari promontorium ke symfisis beberapa mm di bawah pinggir
atas symfisis.
Pada wanita hidup conjugate
vera tak dapat diukur dengan langsung,tapi dapat diperhitungkan dari conjugate
diagonalis ( dari promontoirium ke pinggir bawah symfisis ).
Conjugata digonalis ini dapat
diukur dengan jari yang melakukan periksa dalam. Kalau panggul sempit,conjugate
vera dapat diperhitungkan dengan mengurangi conjugate diagonalis dengan 1½ - 2
( CV = CD - 1½).
Pada panggul normal jari tak
cukup panjang untuk mencari promontorium.
2) Ukuran
melintang :
Adalah ukuran terbesar antara
linea innominata di ambil tegak lurus pada conjugate vera ( Ind.12,5 cm,Eripa
13,5 cm ).
3) Ukuran
serong :
Dari articulation sacro iliaca
ke tuberculum pubicum dari belahan panggul yang bertentangan ( 13 cm ).
2. Bidang
luas panggul :
Adalah bidang dengan
ukuran-ukuran yang terbesar. Bidang ini terbentang antara pertengahan
symfisis,pertengahan acetabulum dan pertemuan antara ruas sacral II dan III.
Ukuran muka belakang 12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm. Karena tidak ada
ukuran yang kecil,bidang ini tak menimbulkan kesukaran dalam persalinan.
3. Bidang
sempit panggul.
Bidang dengan ukuan-ukuran
yang terkecil. Bidang ini terdapat setinggi pinggir bawah symfisis,kedua spinae
ischiadicae dan memotong sacrum ± 1-2 cm di atas ujung sacrum.
Ukuran muka belakang 11,5 cm
ukuran melintang 10 cm dan diameter sagitalis posterior ialah dari sacrum ke
pertengahan antara spinae ischiadiacae 5 cm.
Bidang ini paling sulit
penilaiannya dalam ilmu kebidanan karena ukuran-ukurannya paling kecil,lagi
pula sulit mengukurnya.
Kesempatan pintu bawah panggul
biasanya disertai kesempitan bidan sempit panggul.
4. Pintu
bawah panggul :
Pintu bawah panggul bukan satu
bidang tetapi terdiri dari 2 segitiga degan dasar yang sama ialah garis yang
menghubungkan kedua tuber ischiadicum kiri dan kanan.
Puncak dari segitiga yang
belakang adalah ujung os sacrum,sisinya adalah ligamentum sacro tuberosum kiri
dan kanan.
Segitiga depan dibatasi oleh
arcus pubis.
Pada pintu bawah panggul biasanya
ditentukan 3 ukuran :
Ukuran muka
belakang :
Dari pinggir bawah simfisis ke
ujung sacrum ( 11,5 cm ).
Ukuran melintang
ialah :
Ukuran antara tuber
ischiadicum kiri dan kanan sebelah dalam ( 10,5 cm ).
Diameter
sagitalis posterior :
Dari ujung sacrum ke
pertengahan ukuran melintang ( 7,5 cm ).
Inclination
pelvis.
Yang dimaksud dengan
inclination pelvis ( miring panggul ) ialah :
Sudut antara pintu atas
panggul dengan bidang sejajar tanah,pada wanita yang terfiri dari sudut ini
55°.
Sumbu
panggul.
Jika kita hubungkan
pusat-pusat dari beberapa bidang di dalam panggul,maka kita akan mendapatkan
sebuah garis yang lurus sebelah atas sampai pada suatu titik sedikit di atas
spina ischiadica dan kemudian melengkung ke depan di daerah pintu bawah
panggul.
Sebuah sumbu jalan lahir
sedikit berbeda dari sumbu anatomis. Bagian atas dari jalan lahir merupakan
silinder yang lurus tapi ujung bawahnya melengkung ke depan,ditentukan oleh
perubahan dasar panggul karena desakan bagian depan anak.
Bidang
hodge.
Untuk menentukan berapa
jauhnya bagian depan anak itu turun ke dalam rongga panggul,maka hodge telah
menentukan beberapa bidang khayalan dalam panggul :
Hodge
I : ialah sama
dengan pintu atas panggul.
Hodge
II : sejajar dengan hodge
I melalui pinggir bawah simfisis.
Hodge
III : sejajar dengan hodge I
melalui spina ischiadicae
Hodge
IV : sejajar dengan hodge I
melalui ujung os coccygis.
Jadi misalnya dikatakan bahwa
kepala ssudah turun sampai H III. Kalau kepala sudah sampai H IV kepala sudah
sampai di dasar panggul.
II. Bagian
lunak dari panggul.
Bagian lunak daari panggul
terdiri dari otot-otot dan ligament yang meliputi dinding panggul sebelah dalam
dan yang menutupi panggul sebelah bawah yang menutupi panggul dari bawah
membentuk dasar panggul dan disebut : diafragma pelvis.
Diafragma pelvis dari dalam
keluar terdiri atas :
Pars muscularis
yaitu m.levator ani
Pars membranacea
yaitu diafragma urogenitale.
Musculus levator
ani :
Yang agak ke belakang letaknya
dan merupakan suatu sekat yang ditembus oleh rectum. M.levator ani kiri kanan
sebetulnya terdiri 3 bagian.
Dari depan ke belakang dapat
dikenal :
a) Musc.pubo
coccygeus dari os pubis ke septum anococcygeum.
b) Musc.ilio
coccygeus dari arcus tendineus m.levator ani ke os coccygis dan septum
ancoccygeum.
c) Musc.(
ischio ) coccyfeus dari spina ischiadica ke pinggir sacrum dan os coccygis.
Antara m.pubo
coccygeus kiri kananterdapat celah berbentuk segitiga yang disebut : hiatus
urogenitalis.yang tertutup oleh sekat yang disebut diafragma
urogenitale ; sekat ini menutupi pintu bawah panggul di sebelah depan dan pada
wanita sekat ini ditembus oleh urethra dan vagina. Diafragma ini menahan
genitalia interna pada tempatnya. Kalau otot-otot rusak atau lemah misalnya
karena persalinan yang sering dan berturut-turut mungkin genitalia interna
turun ( prolaps ).
Daerah
perineum :
Merupakan bagian permukaan
dari pintu bawah panggul.
Daerah ini terdiri dari 2
bagian :
Disini terdapat m.sphincter ani
externus yang mengelilingi anus.
Disini terdapat :
o M.bulbo
cavernosus yang mengelilingi vulva
o M.ischio
caverosus
o M.transversus
perinea superficialis.
III. Ukuran
– ukuran panggul.
Apakah persalinan
dapat berlangsung dengan baik atau tidak antara lain tergantung pada luasnya
jalan lahir yang terutama ditentukan oleh bentuk dan ukuran-ukuran panggul.
Maka untuk
meramalkan apakah persalinan dapat berlangsung biasa,pengukuran panggul
deperlukan,
Ukuran-ukuran
panggul dapat diperoleh secara : kllinis atau rontgenologis.
Karena bidang luas panggul
biasanya tidak menimbulkan rintangan karena ukuran-ukurannya besar,maka
biasanya hanya diukur :
Pintu atas
panggul
Pintu tengah panggul
Pintu bawah
panggul

a. Pengukuran
secara klinis.
Pintu atas
panggul :
Dari ukuran-ukuran p.a.p
conjugate vera adalah ukuran yang terpenting dan satu-satunya ukuran yang dapat
diukur secara indirect ialah dengan mengurangi conjugate diagonalis dengan 1,5
– 2 cm,tergantung dari lebar dan inklinasi symfisis.
Cara mengukur conjugate
diagonalis :
o Dengan 2
jari ialah jari telunjuk dan jari tengah melalui konkavitas dari sacrum,jari
tengah digerakkan ke atas sampai dapat meraba promontorium.
o Sisi radial
dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggir bawah symfisis dan tempat ini
ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri.
Promontorium
hanya bias tercapai oleh jari kita dengan pemeriksaan dalam pada panggul yang
sempit. Pada panggul dengan ukuran normal,promontorium tak tercapai,tapi ini
menendakan bahwa CV cukup besar.
Kalau CV lebih
besar dari 10 cm,maka p.a.p dianggap cukup luas ( biasanya CV = 11 cm ).
Sebetulnya ini tidak
tepat,karena walaupun CV cukup besar,masih ada kemungkinan bahwa ukuran lain
misalnya ukuran melintang sempit.
Saying sekali diameter
transversa tak dapat diukur secara klinis,tapi kesempitan diameter transversa
tanpa kesempitan CV jarang sekali terdapat.
Selain dengan
pengukuran CD kita juga dapat mengetahui secara klinis bahwa p.a.p mencukupi
kalau kepala anak dengan ukuran terbesarnya sudah melewati p.a.p.
Ukuran –
ukuran luar.
Ukuran – ukuran luar tak dapat
dipergunakan untuk penilaian,apakah persalinan dapat berlangsung secara biasa
atau tidak.
Walaupun begitu ukuran-ukuran
luar dapat member petunjuk pada kita akan kemungkinan panggul sempit.
Di klinik tak ditentukan lagi
karena ada cara-cara yang lebih tepat dan teliti.
Ukuran luar yang terpenting ialah
:
a) Distantia
spinarum :
Jarak
antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan (
Ind.23,
Er.26 ).
b) Distantia
cristarum :
Jarak
yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri (
Ind.26,Er.29
).
c) Conjugate
externa ( Baudeloque ) :
Jarak
antara pinggir atas symfisis dan ujung processus spinosus
ruas
tulang lumbal ke V ( Ind.18,Er.20 ).
d) Ukuran
lingkar panggul :
Dari
pinggir atas symfisis ke pertengahan antara spina iliaca
anterior
superior dan trochanter major sepihak dan kembali melalui
tempat-tempat sama di pihak yang lain ( Ind,80,Er 90 ).
Ukuran-ukuran luar ditentukan
dengan jangka panggul kecuali ukuran panggul yang diambil dengan pita pengukur.
Pemeriksaan dalam untuk
menentukan ukuran dan bentuk panggul :
Dengan pemeriksaan dalam dapat
kita ukur CD tapi kita juga dapat kesan mengenai bentuk panggul. Yang harus
diperiksa ialah :
i. Apakah
promontorium teraba atau tidak. Bila teraba berapa CD nya.
ii. Apakah
tak ada tumor ( exostose ) pada permukaan belakang symfisis.
iii. Apakah
linea inominata teraba seluruhnya atau sebagian.
iv. Apakah
sidewalls ( dinding samping ) lurus,convergent atau divergent oleh karena
ukuran yang luas pada inlet tidak perlu diikuti oleh bidang sempit panggul dan
pinti bawah panggul.
v. Apakah
kedua spina ischiadica menonjol atau tidak. Sering terdapat bahwa spina yang
menonjol disertai dengan dinding samping yang convergent.
vi. Apakah
os sacrum mempunyai inklinasi ke depan atau ke belakang. Perhatikan pula
konkavitas dari sacrum. Dalam keadaan pathologic sacrum mempunyai bentuk hamper
lurus.
vii. Apakah
sudut arcus pubis cukup luas atau tidak.
b. Pengukuran
rontgenologis.
Ukuran – ukuran panggul dapat
juga diukur dengan sinar X. Keuntungan dari pengukuran panggul dengan sinar
rontgen ialah :
Dapat mengambil
ukuran – ukuran yang tak dapat ditentukan secara klinis seperti diameter
transversa dari p.a.p,ukuran antara spinae ischiadicae,diameter entero
posterior dari bidang tengah panggul.
Selain dari pada
memberikan ukuran – ukuran panggul juga memperlihatkan pada kita bentuk
panggul.
Dapat menentukan
apakah ukuran terbesar kepala sudah melewati p.a.p.
IV. Bentuk
panggul.
Selain dari ukuran – ukuran
panggul,bentuk panggul pun menentukan ramalan persalinan. CALDWELL-MOLOY mengemukakan
4 bentuk dasar panggul ialah :
i. Panggul
gynecoid.
ii. Panggul
android
iii. Panggul
anthropoid.
iv. Panggul
platypelloid.
Pembagian ini didasarkan atas
bentuk segmen posterior dan anterior dari p.a.p. Segmen posterior ialah bagian
yang terdapat sebelah belakang dari diameter transversa p.a.p sedangkan segmen
anterior bagian yang terdapat sebelah depan dari garis tersebut. Segmen
belakang menentukan bentuknya,sedangkan segmen depan variasinya.
i. Panggul
gynecoid.
Bentuk ini adalah
yang khas pada wanita
Diameter
sagitalis posterior hanya sedikit lebih pendek dari diameter sagitalis
anterior.
Batas samping
segmen posterior membulat dan segmen anterior juga membulat dan luas.
Diameter
transversa kira-kira sama panjangnya dengan diameter antero posterior hingga
bentuk p.a.p mendekati bentuk lingkaran ( bulat ).
Dinding samping
panggul lurus,spina ischiadica tidak menonjol,diameter inter spinal 10 cm atau
lebih.
Incisura
ischiadica major bulat
Sacrum sejajar
dengan symfisis dengan konkavitas yang normal
Arcus pubis luas.
ii. Panggul
android.
Diameter
sagitalis posterior jaul lebih pendek dari diemeter sagitalis anterior.
Batas samping
segmen posterior tidak membulat dan membentuk sudut yang runcing dengan pinggir
samping segmen enterior.
Dinding samping
panggul convergent,spina ischiadica menonjol,arcus pubis sempit.
Incisura
ischiadica sempit dan dalam.
Sacrum letaknya
ke depan,hingga diameter antero posterior sempit pada p.a.p maupun p.b.p.
Bentuk sacrum
lurus,kurang melengkung,sedangkan ujungnya menonjol ke depan.
iii. Panggul
anthropoid.
Diameter antero
posterior dari p.a.p lebih besar dari diameter transversa hingga bentuk p.a.p
lonjongke depan
Bentuk segmen
anterior sempit dan runcing.
Incisura
ischiadica major luar.
Dinding samoing
convergent,sacrum letaknya agak ke belakang,hingga ukuran antero posterior
besar pasa semua bidang panggul.
Sacrum biasanya
mempunyai 6 ruas,hingga panggul anthropoid lebih dalam dari panggul-panggul
lain.
iv. Panggul
platypelloid
Bentuk ini
sebetulnya panggul ginecoid yang picak ; diameter antero posterior
kecil,diameter kecil,diameter transversa biasa.
Segmen anterior
lebar.
Sacrum melengkung
Incisura
ischiadica lebar.
Walaupun keuntungan
pemeriksaan panggul dengan sinar tembus banyak,kita harus mempergunakannya
dengan cermat,karena kita harus ingat,bahwa sinar X dapat menimbulkan pengaruh
yang kurang baik pada pertumbuhan anak dan pada kelenjar benih ibu maupun anak.
Rabu, 23 November 2011
Minggu, 30 September 2012
Ektremitasatas
2.3.5 TULANG
EKSTREMITAS ATAS
Kerangka
Anggota Gerak Atas
Kerangka
anggota gerak atas dikaitkan dengan kerangka badan dengan perantaraan gelang
bahu yang terdiri dari skapula dan klavikula. Tulang-tulang yang membentuk
kerangka lengan antara lain : gelang bahu (skapula dan klavikula), humerus,
ulna dan radius, karpalia, metakarpalia dan falangus
Gelang Bahu
Gelang bahu yaitu persendian yang
menghubungkan lengan dengan badan. Pergelangan ini mempunyai mangkok sendi yang
tidak sempurna oleh karena bagian belakangnya terbuka. Bagian ini di bentuk
oleh dua buah tulang yaitu skapula dan klavikula
Bagian-bagianTulangEkstremitas
Bagian-BagianIni Akan DijelaskanBagian-Bagian Dari EkstremitasAtas.
BagianEkstremitasAtasterdiridari :
1.
Tulang Skapula
2. TulangKlavikula
3. TulangHumerus
4. Tulang Ulna
5. Tulang Radius
6. TulangKarpal
a.
Metacarpal
b. Falang
TulangSkapula
Skapula
(tulang belikat) terdapat di bagian punggung sebelah luar atas, mempunyai
tulang iga I sampai VIII, bentuknya hampir segitiga. Di sebelah atasnya mempunyai
bagian yang di sebut spina skapula. Sebelah atas
bawah spina skapula terdapat dataran melekuk yang di sebut fosa supraskapula dan fosa infraskapula. Ujung dari
spina skapula di bagian bahu membentuk taju yang di sebut akromion dan
berhubungan dengan klavikula dengan perantara persendian. Di sebelah bawah medial
dari akromion terdapat sebuah taju menyerupai paruh burung gagak yang disebut
dengan prosesus korakoid. Di sebelah bawahnya
terdapat lekukan tempat kepala sendi yang di sebut kavum
glenoid
2.
Tulang Klavikula
Klavikula adalah tulang yang melengkung membentuk
bagian anterior dari gelang bahu.Untuk keperlua pemeriksaan dibagian atas
batang dan dua ujung. Ujung medial disebut extremitas
sternaldan membuat sendi dengan sternum. Ujung
lateral disebut extremitas akrominal, yang bersendi pada
proseus akrominal dari scapula.
Fungsi kavikula yaitu member kaitan kepada beberapa
otot dari leher dan bahu dan dengan demikian bekerja sebagai penompang lengan.
Humerus
Humerus
(tulang pangkal lengan) mempunyai tulang panjang seperti tongkat. Bagian yang
mempunyai hubungan dengan bahu bentuknya bundar membentuk kepala sendi yang di
sebut kaput humeri. Pada kaput humeri ini terdapat tonjolan yang di sebut tuberkel mayor dan minor. Di sebelah bawah kaput
humeri terdapat lekukan yang di sebut kolumna humeri.
Pada bagian bawah terdapat taju (kapitulum, epikondius
lateralis dan epikondilus medialis). Di samping itu juga mempunyai
lekukan yang disebut fosa koronoid (bagian depan) dan fosa olekrani
(bagian belakang).
4.
Ulna
Ulna adalah sebuah tulang pipa yang mempunyai sebuah
batang dan dua ujung. Tulang itu adalah tulang sebelah medial dari lengan bawah
dan lebih panjang dari radius. Kepala ulna berada disebelah ujung bawah.
Di daerah proksimal, ulna
berartikulasi dengan humerus melalui fossa olecranon (di bagian posterior) dan
melalui prosesus coronoid (dengan trochlea pada humerus). Artikulasi ini
berbentuk sendi engsel, memungkinkan terjadinya gerak fleksi-ekstensi. Ulna
juga berartikulasi dengan radial di sisi lateral. Artikulasi ini berbentuk
sendi kisar, memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Di daerah distal,
ulna kembali berartikulasi dengan radial, juga terdapat suatu prosesus yang
disebut sebagai prosesus styloid.
5.
Radius
Radius adalah tulang disisi lateral lengan bawah.
Merupakan tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung dan lebih pendek
daripada ulna.
Di daerah proksimal, radius berartikulasi dengan ulna, sehingga
memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Sedangkan di daerah distal,
terdapat prosesus styloid dan area untuk perlekatan tulang-tulang karpal
antara lain tulang scaphoid dan tulang lunate.
6.
Karpal
BagiandariTulangKarpalyaitu :
a. Metakarpal
b. Falang
Tulang karpal terdiri dari 8 tulang
pendek yang berartikulasi dengan ujung distal ulna dan radius, dan dengan ujung
proksimal dari tulang metakarpal. Antara tulang-tulang karpal tersebut terdapat
sendi geser. Ke delapan tulang tersebut adalah scaphoid, lunate, triqutrum,
piriformis, trapezium, trapezoid, capitate, dan hamate.
a. Metakarpal
Metakarpal terdiri dari 5 tulang
yang terdapat di pergelangan tangan dan bagian proksimalnya berartikulasi
dengan bagian distal tulang-tulang karpal. Persendian yang dihasilkan oleh
tulang karpal dan metakarpal membuat tangan menjadi sangat fleksibel. Pada ibu
jari, sendi pelana yang terdapat antara tulang karpal dan metakarpal
memungkinkan ibu jari tersebut melakukan gerakan seperti menyilang telapak
tangan dan memungkinkan menjepit/menggenggam sesuatu. Khusus di tulang
metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat tulang sesamoid.
b. Falang
Falang juga tulang panjang,mempunyai
batang dan dua ujung. Batangnya mengecil diarah ujung distal. Terdapat empat
belas falang, tiga pada setiap jari dan dua pada ibu jari. Sendi engsel
yang terbentuk antara tulang phalangs membuat gerakan tangan menjadi lebih
fleksibel terutama untuk menggenggam sesuatu.
OTOTEKSTREMITAS
ATAS
1.
M. Triceps
Adalah otot yang terletak di
sepanjang lengan atas.
Berfungsi :meluruskanlenganatas di sikudanmeluruskanlengan.
2.
M. Biceps
Adalahototlenganatas.
Berfungsi :untukmenekuklengan
3.
M. Brachialis
Adalah otot kecil yang terletak
disebelah luar biceps. :
Berfungsi :SendiSiku (Fleksi)
4.
M. Brakiorodialis
Adalah otot lengan bawah
Berfungsi :bertindak untuk melenturkan lengan bawah pada siku.
5.
M. Anconeus
Adalah otot kecil pada aspek
posterior dari sendi siku.
Berfungsi : meluruskan siku dengan lemah dan memutar ulna untuk menghadapkan telapak tangan ke bawah.
Berfungsi : meluruskan siku dengan lemah dan memutar ulna untuk menghadapkan telapak tangan ke bawah.
6.
M. Deltoideus
Adalah otot yang membentuk struktur
bulat pada bahu manusia, biasanya digunakan untuk melakukan suntikan indra – mskular.
Berfungsi :mengangkat lengan menjauhi tubuh ke depan, samping dan belakang.
Berfungsi :mengangkat lengan menjauhi tubuh ke depan, samping dan belakang.
7.
M. Bicepsbrachi
Adalah terletak didekat dengan
permukaan kulit sehingga mudah terlihat.
Berfungsi : untuk menekuk lengan
atas ke siku dan memutar telapak tangan ke atas.
8.
M. Teres minor
Adalah otot tebal dan bulat kecil
ada belikat.
Berfungsi : untuk memtar lengan ke
luar.
9.
M. Teres major
Adalah otot yang tebal dan bulat.
Berfungsi :
untuk melekatkan, melonggarkan dan memutarkan lengan ke arah medial.
10. M AbdectorPolsisbrevis
Adalahototditangan yang berfungsimenarikibujarikedalamenujutelapaktangan
11. M Aponeurosis Palmar
Adalahotot yang menjadititikpelekatanbagikulitdanmelindungi tendon
dibawahnya.
12. M Fleksorkarpiulnaris
Adalahototlenganbawahmanusia
Berfungsi :melenturkantangan,
ataupunmenekukdanmenarikpergelangantangankedalam.
Diposkan
oleh HIMA
Keperawatan Sidoarjo di 19.25Kirimkan Ini lewat
EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
2.1.3.6 Anatomi ekstremitas bawah
anatomi ekstremitas bawah terbagi menjadi tulang
pelvis, femur, patela,tibia, fibula, tarsal, metatarsal, dan tulang-tulang
phalangs.
- Pelvis
Pelvis
terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang
pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium,
pubis dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi
dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis
terletak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai
puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan
pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian
pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk
artikulasi dengan tulang femur.
- Femur
Femur
merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis
dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah
proksimal terdapat prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor,
dihubungkan oleh garis intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat
condyle lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta
permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat fossa
intercondylar.
·
Patela –
Cap Lutut
Tutup lutut, bagian yang menonjol dari depan lutut, sebenarnya dibentuk
oleh tulang terpisah yang disebut patela. Ini adalah os sesamoid karena
terletak di dalam tendon dari otot quadriceps femoris, otot kuat di bagian
depan paha.
Bila ekstremitas bawah ini diluruskan, patela bisa dirasakan dan bahkan
digenggam dengan jari dan pindah dari sisi ke sisi.
- Tibia
Tibia
merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan
fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana
keduanya merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga
facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral. Selain itu,
tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia
membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial.
- Fibula
Fibula
merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan
tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di
bagian distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi
dengan tulang-tulang tarsal.
- Tarsal
Tarsal
merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia di
proksimal dan dengan metatarsal di distalTarsalia (Pangkal Kaki)
Os tarsalia
dihubungkan dengan tungkai bawah oleh sendi pergelangan kaki, terdiri atas :
a)
Talus:
berhubungan dengan tibia dan fibula terdiri atas kaput talus, kolumna talus,
dan korpus tali.permukaan atas korpus tali mempunyai bongkol sendi yang sesuai
dengan lekuk sendi, terbentuk dari ujung sendi distal tibia dan fibula yang
dinamakan trokhlea tali sebelah medial permukaan berbentuk bulan sabit (fasies
molaris medialis) yang berhubungan dengan maleolus medialis.
b)
Kalkaneus: terletak
di bawah talus, permukaan atas bagian medial terdapat tonjolan yang dinamakan
suntentakulum tali, di bawahnya terdapat sulkulus muskular flexor halusis
longus. Bagian belakang kalkaneus terdapat tonjolan besar tuberkalkanei yang mempunyai prosesus tuberkalkanei.
c)
Navikulare: pada
bagian medial terdapat tonjolan yang dinamakan tuberositas ossis navikulare
pedis, permukaan sendi belakang berhubungan dengan os kunaiformi I, II, dan
III.
d)
Os kuboideum: permukaan
proksimal mempunyai fasies artikularis untuk kalkaneus, permukaan distal
mempunyai 2 permukaan untuk metatarsal IV dan V. Pada permukaan medial
mempunyai 2 permukaan sendi untuk navikular dan kunaiformi medialis.
e)
Os kunaiformi, terdiri
atas:
-
Kunaiformi
lateralis,
-
Kunaiformi
intermedialis,
-
Kunaiformi
medialis,
-
semuanya
berbentuk baji, sedangkan permukaan proksimal berbentuk segitiga. Puncak dari
kunaiformi lateralis menghadap ke atas dan puncak kunaiformi medialis menghadap
ke bawah.
- Metatarsal
Metatarsal
merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan
tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2
tulang sesamoid.
- Phalangs
Phalangs
merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3
phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di ibu
jari kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.















